Skip to main content

Yahudi dan Israel

Kesalahpahaman akibat ketidakpahaman ini kemudian menimbulkan sejumlah stigma negatif, persepsi buruk, dan penilaian yang tidak akurat atas Negara Israel maupun Bangsa Yahudi, sama tidak akuratnya terhadap penilaian atas negara-negara Arab dan Bangsa Arab.
Kesalahpahaman pertama adalah menganggap bahwa penduduk Israel itu semua Bangsa Yahudi.Padahal faktanya tidak. Menurut data dari Israel Central Bureau of Statistics, ada hampir 9 juta warga Israel. Meskipun warga Yahudi adalah mayoritas di Negara Israel (sekitar 70%) yang membuat negara ini menjadi satu-satunya negara di dunia yang berpenduduk mayoritas Yahudi, tetapi ada sejumlah suku-bangsa lain yang mendiami kawasan ini.
Sumanto Al Qurtuby adalah dosen Antropologi Budaya dan Direktur Scientific Research in Social Sciences, King Fahd University of Petroleum and Minerals, Arab Saudi, serta Senior Scholar di National University of Singapore. Ia memperoleh gelar doktor dari Boston University dan pernah mendapat visiting fellowship dari University of Oxford, University of Notre Dame, dan Kyoto University. Ia telah menulis ratusan artikel ilmiah dan puluhan buku, antara lain Religious Violence and Conciliation in Indonesia (London & New York: Routledge, 2016)
Sumanto al Qurtuby
Misalnya, tercatat ada lebih dari 20% warga Israel adalah Arab, termasuk masyarakat Arab Yerusalem Timur dan komunitas Arab Badui Naqab. Badui Naqab (Negev Bedouins) adalah masyarakat Arab Badui pastoral-nomadik yang dalam sejarahnya mengikuti pola hidup berpindah-pindah sampai kelak di zaman Turki Usmani di abad ke-19, kelompok ini mengalami proses "sedentarisasi” dan tinggal menetap di kawasan Naqab (Negev), Israel. Konon ada sekitar 200 ribian komunitas Arab Badui Naqab ini dan mayoritas mengikuti tradisi Islam Sunni sama seperti mayoritas masyarakat Arab lain di Israel.
Kelompok lain yang cukup besar di Israel adalah Druze (hampir 2%), kemudian disusul suku-bangsa Aram, Armenia, Assyria, Circassia, Samarita, dan Maronite. Data penduduk ini belum termasuk para "imigran gelap” dari sejumlah negara di Afrika.
Jadi, seperti laiknya negara pada umumnya, penduduk Israel juga sangat majemuk.Sebagaimana warga Yahudi, warga Israel non-Yahudi (khususnya Arab dan Druze) juga menduduki berbagai posisi baik di pemerintahan, parlemen, keamanan (tentara/polisi), bisnis, dan berbagai sektor publik lain. Oleh karena itu, setiap kali Israel terlibat konflik dan perseteruan dengan Palestina, bukan hanya Yahudi saja yang terlibat kekerasan ini tetapi juga Druze dan Arab Israel.
Kesalahpahaman berikutnya adalah menganggap Yahudi adalah satu-satunya agama di Israel. Kekeliruan ini karena dibangun dari asumsi yang keliru, yakni anggapan bahwa semua warga Israel adalah Yahudi. Karena suku-bangsa Israel sangat beragam, maka otomatis agama pun sangat beragam. Yudaisme (agama Yahudi) tentu saja menempati posisi mayoritas di sini, tetapi Islam juga cukup kuat (sekitar 18%), kemudian disusul Kristen (2%), Druzeisme (1,6%) dan lainnya, termasuk Hindu dan Buddha.
Komunitas Baha'i juga cukup banyak di Israel. Bahkan Universal House of Justice (Bait al-Adl A'dham), sebuah "lembaga legislatif” yang konon terdiri atas sembilan tokoh agama Baha'i dan memegang otoritas tertinggi yang mengatur seluruh komunitas Baha'i di dunia, terletak di Haifa, Israel. Di Israel pula terletak makam Sayyid Ali Muhammad Syirazi (populer dengan sebutan Bab), pendiri Babisme dan salah satu tokoh utama komunitas Baha'i dan Azali.
Keliru menilai
Bukan hanya tentang Israel, banyak orang juga keliru menilai Bangsa Yahudi itu sendiri. Hampir bisa dipastikan kalau mayoritas publik menganggap "orang Yahudi memeluk agama Yahudi”. Padahal, faktanya tidak demikian. Sebagai sebuah suku-bangsa, seperti umumnya suku-bangsa lain di dunia ini, Yahudi juga sangat beragam dalam mengekspresikan keagamaan dan spiritualitas. Jelasnya, tidak semua orang Yahudi itu beragama atau memeluk "agama Yahudi” atau Yudaisme (Judaism). Banyak orang Yahudi yang memeluk agama non-Yudaisme atau bahkan tidak beragama (menjadi pengikut sekularisme, agnotisisme, atau scientology). Banyak orang Yahudi yang memilih beragama Kristen dari berbagai denominasi. Bahkan ada pula yang memeluk agama Islam yang populer dengan sebutan "Jews for Allah” dan membaca Al-Qur'an dalam Bahasa Ibrani.
Kekeliruan berikutnya atas Bangsa Yahudi adalah menganggap Yahudi sebagai komunitas yang monolitik dan seragam. Padahal, faktanya jelas tidak demikian. Menurut data dari Berman Jewish DataBank, ada sekitar 14 juta jiwa umat Yahudi di-seantero jagat raya. Dari jumlah ini, sekitar 44% tinggal di Israel, 40% di Amerika Serikat, dan sisanya tersebar di berbagai negara. Di Indonesia dulu terdapat ratusan umat Yahudi hingga mereka mampu membuat sinagog di Surabaya dan Manado. Tapi kini hanya tinggal segelintir saja. Itu pun pada umumnya mereka tidak berani mengidentifikasi diri ke-Yahudi-an mereka di hadapan publik.
Ada sejumlah kelompok Yahudi yang masing-masing memiliki ekspresi ritual-keagamaan, keberagamaan, kebudayaan, dan bahkan sosial-kepolitikan yang unik, khas, dan berlainan. Bahkan ada sejumlah kelompok Yahudi (seperti sekte Heredi) yang mempraktikkan keberagamaan seperti kelompok Muslim Arab konservatif dengan mengenakan abaya dan cadar (burqa/niqab) bagi kaum perempuannya.
Sebut saja Yahudi Mizrahi (Mizrahim atau al-Masyriqiyyun) atau "Yahudi Oriental”, yakni kelompok Yahudi yang nenek-moyangnya dari Timur Tengah. Banyak dari mereka yang menggunakan Bahasa Arab sebagai bahasa komunikasi. Kemudian Yahudi Ashkenazi (Ashkenazim), yaitu kelompok Yahudi diaspora sejak milenia pertama di zaman Imperium Roma. Mereka umumnya menggunakan Bahasa Yiddish (Bagian dari Bahasa Jerman yang mengadopsi beeberapa dialek). Bahasa Ibrani hanya digunakan untuk acara-acara ritual keagamaan sebagai "bahasa suci”. Kemudian Yahudi Sephardi (Sephardim) yang asal-usulnya dari Semenanjung Iberia, khususnya Spanyol. Lalu, Yahudi Yaman (al-Yahud al-Yaman). Meskipun namanya "Yahudi Yaman” mereka bukan hanya tinggal di Yaman saja tetapi juga di Amerika dan kawasan lain di Timur Tengah. Ada pula Yahudi Ethiopia atau dikenal dengan sebutan Beta Israel yang asal-usulnya dari Kerajaan Aksum dan Imperium Ethiopia.
Baca juga:
Umat Yahudi mendukung Zionisme?
Kekeliruan selanjutnya adalah menganggap semua umat Yahudi mendukung Zionisme. Dengan kata lain Yahudi adalah Zionis sekaligus. Ini jelas kekeliruan yang sangat fatal. Zionisme adalah sebuah gerakan nasionalis-politik yang digerakkan oleh sejumlah tokoh Yahudi yang mendukung gagasan pendirian kembali kawasan atau negara khusus untuk masyarakat Yahudi di "Tanah Israel” (yaitu Palestina). Gerakan nasionalis Yahudi di era modern muncul di akhir abad ke-19 sebagai reaksi atas gerakan anti-Semitisme di Eropa.
Bahwa ada banyak kaum Yahudi yang mendukung Zionisme dan aneksasi atas Palestina memang benar. Tetapi banyak pula yang menentangnya. Kelompok Yahudi Heredi adalah salah satu kelompok Yahudi yang paling getol melawan Zionisme. Perlu juga dicatat bahwa pendukung Zionisme, seperti penentangnya, bukan hanya dari kalangan Yahudi saja. 
Dari paparan singkat diatas maka kita perlu bedakan mana Yahudi dan mana Zionis, mana 
Yahudi sebagai sebuah suku-bangsa danmana Yahudi sebagai sebuah kelompok agama, dan seterusnya. Pembacaan yang detail dan teliti atas komunitas Yahudi (dan komunitas mana saja di jagat raya ini) bisa meminimalisir kesalahpahaman dan ketidaktahuan yang sering kali menjadi sumber konflik, ketegangan, perpecahan, perseteruan, permusuhan, kekerasan, dan malapetaka kemanusiaan. Selanjutnya, pembacaan yang detail dan teliti atas sebuah komunitas, bisa menciptakan kesalingpahaman yang bisa menjadi jembatan membangun perdamaian dan toleransi antar-kemanusiaan. Semoga bermanfaat.  
Penulis: Sumanto Al Qurtuby (ap/hp)
Dosen Antropologi Budaya dan Direktur Scientific Research in Social Sciences, King Fahd University of Petroleum and Minerals, Arab Saudi, serta Senior Scholar di National University of Singapore. Ia memperoleh gelar doktor dari Boston University dan pernah mendapat visiting fellowship dari University of Oxford, University of Notre Dame, dan Kyoto University. Ia telah menulis ratusan artikel ilmiah dan puluhan buku, antara lain Religious Violence and Conciliation in Indonesia (London & New York: Routledge, 2016)
*Setiap tulisan yang dimuat dalam #DWnesia menjadi tanggung jawab penulis.

Comments

Popular posts from this blog

50 puisi e.e cummings dalam nalar saya

Nemu kumpulan puisi dalam bentuk bahasa inggris. Saya hanya baca baca saja secara sekilas dan keseluruhan yang berjumlah 50 poems. e.e cummings menulis dengan berbagai gaya dengam memainkan kata kata nyentrik yang artinya kurang saya pahami. Tahun 1939, 1940 puisi ini diterbitkan oleh universal library new york, keren amit dia. Hal ini mudah karena sang penulis adalah maestro dalam bidang art and letter. lihatlah puisi yang ditulis dibawah ini, sangat mengelitik imajinasi: the way to hump a cow is not to get yourself a stool but draw a line around the spot and call it beautifool to multiply because and why dividing thens and now and adding and (I understand) is how to humps the cow the way to hump a cow is not to elevate your tool but drop a penny in the slot and bellow like a bool to lay a wreath from ancient greath on insulated brows (while tossing boms at uncle toms) is hows to hump a cows the way to hump a cow is not to pushand to pull but practicing the a...

Pengenalan Diri

My name is Erma Rosdiana. Every day I write whatever I like, especially poetry, diaries, articles for my blog, subjects in anthropology. It's all great fun for me. My goal is to write as self-actualization that has the ability to write and develop science. Isn't it, we have to tie knowledge by writing. Writing ability must be accompanied by the ability to see facts, choice of diction and purpose of writing. If writing is aimed at children, we should use language that is easily understood by children, and vice versa. Previously, I wrote in the newspaper about my trip to the city of Pamona on the expedition "NKRI Poso". I have also written a collection of poems about "women and their beauty" and written articles for several blog work. Have you ever heard of cerpus; poetic story. Where you write short stories and are filled with poems related to the story. I am developing how a story can be enjoyed in various ways without having to be monotonous about the journ...

Lukisan Abstrak: Editan

Saya menyukai hal-hal abstrak, termasuk lukisan. Bagiku lukisan abstrak mengmbarkan keindahan yang tidak harus dijelaskan. Ini dilihat dari komposisi warna, pattern, dan maksud di balik lukisan tersebut. Saya menemukan lukisan ini dari ketidak sengajaan dan menyukainya here we are: Ini menampilkan keindahan yang semi formal dalam fokus untuk sebuah kerja nyata ada kehidupan yang harus dinikmati Apa yang kurang? saat bunga bermekaran disana ada harap yang diselimuti keindahan Kadang gelap membuat kita semakin menyadari banyak hal, termasuk kehidupan itu sendiri Seperti inilah adanya, semua kita miliki Semua memiliki bagian-bagian keindahan, termasuk warna biru yang jatuh di mata Musim panas tidak akan dibendung, begitu pula sajian