Skip to main content

Catatan 400 post

Ini semua bukan dari saya pribadi. Ini adalah anugrah dari yang maha kuasa. Saya bersyukur atas semua



Alhamdulillah

Saya melihat semakin kesini semakin baik dari apa yang bisa saya berikan dari sebuah postingan. Saya menemukan hal-hal baru bagaimana cara memosting yang baik dan pengunaan media sosial yang lebih baik juga.

Pemberian grafik dan gambar pada puisi sudah bisa saya tata dengan baik dan itu memuaskan saya sendiri. Untuk dari pengunjung saya belum menemukan.


Tema-tema yang saya sajikan sudah bisa saya kategorikan sesuai dengan kelompok untuk di Pinterest jadi pembaca bisa memilih yang disuka dan diperlukan. Seperti tema makanan, tema keindahan dan akan saya bangun lebih serius lagi dan lebih detail lagi kedepannya.


Resolusi kedepan yang saya butuhkan, bagaimana mengkomersilkan ini semua. Bisa jadi saya membuka toko sesuai dengan tema. Menjual buku atau membuat rekaman yang lebih artisitik dengan suara yang indah. Ini semua tidak instan dan butuh kerja keras dan bantuan.

Banyak hal-hal yang perlu dikerjakan dalam pembangunan Blog sesuai dengan minat kreasi dan kebermanfaatan, itulah feedback dari teman-teman sangat berharga bagi saya

Semoga kerja-kerja ini memberikan manfaat kepada semua dan dicatat sebagai kebaikan oleh para malaikat



Comments

Popular posts from this blog

Di Luncurkan

 Sejak bulan Mei akun adsense saya di luncurkan. Bahagia sekali rasanya. Padahal belum tau bagaimana cara kelola uangnya. Setidaknya saya di bukakan pintu untuk cari duit di dunia digital.  Sekarang lagi mikir gimana caranya dapat duitnya, kasian kalau nganggur.  Apalagi sekarang udah bisa diakses semua informasi Terimakasih semuanya Dari hasil revisi tim google, saya perlu memperbaiki artikel saya (konten)  Saya belum ada ide.  Saya belum siap untuk itu, gini amat saya ya? 

Edisi Ramadan

  10 Malam Ramadan Terakhir ibu Desi Rumah ibu Desi sangat dekat dengan masjid, hanya berjarak 500 meter. Tidak perlu banyak tenaga untuk sampai di masjid. Sehingga ibu Desi selalu melibat diri pada semua aktivitas masjid. Bgi Ibu desi Masjid adalah rumah kedua yang harus dijaga setelah rumahnya sendiri. Masjid bersama dengan semua yang ada disana termasuk para pengunjungnya. Oleh karenanya, Ibu Desi sangat diperlukan untuk menyemarakan bulan puasa, khususnya di masa pandemic ini. Puasa di tahun ini tentu saja agakberbeda dengan tahun sebeumnya, termasuk penggunaan masker, mencuci tangan sebelum masuk masjid dan menjaga jarak. Meskipun kadang beberapa orang masih bebal, termasuk ibu Desi juga. Lupa, ituah alasan paling spetakuler. Yang lainnya, kebiasaanya dekat-dekat biar tambah rapat, eh ini disuruh berjauahan kayak lagi marahan, kan tidak enak dihati. Disaat seperti itu, dia hanya bisa mohon maaf atas khilaf. Semoga virus korona berakhir. Ibu Desi diberikan banyak perint...

Budaya Kredit

  https://press.uchicago.edu/ucp/books/book/chicago/D/bo3646327.html Firth R, Yamey BS, eds. 1964. Capital, Saving and Credit in Peasant Societies: Studies from Asia, Oceania, the Caribbean and Middle America. Chicago: Aldine GregoryCA.1997.Savage Money: The Anthropology and Politics of Commodity Exchange.Amsterdam:Harwood Acad. Publ. Gudeman SF. 2001. The Anthropology of Economy: Community, Market, and Culture. Malden, MA: Blackwell Gudeman SF, Rivera A. 1990. Conversations in Colombia: The Domestic Economy in Life and Text. Cambridge, UK: Cambridge Univ. Pres Keane W. 1997. Signs of Recognition: Powers and Hazards of Representation in an Indonesian Society. Berkeley: Univ. Calif. Press Locke CG, Ahmadi-Esfahani FZ. 1998. The origins of the international debt crisis. Comp. Stud. Soc. Hist. 40(2):223–46 LontH,HospesO,eds.2004.LivelihoodandMicrofinance:AnthropologicalandSociologicalPerspectivesonSavings and Debt. Delft, NL: Eburon Acad. Press Lowrey K. 2006. Salamanca and the...