Skip to main content

50 puisi e.e cummings dalam nalar saya

Nemu kumpulan puisi dalam bentuk bahasa inggris. Saya hanya baca baca saja secara sekilas dan keseluruhan yang berjumlah 50 poems. e.e cummings menulis dengan berbagai gaya dengam memainkan kata kata nyentrik yang artinya kurang saya pahami. Tahun 1939, 1940 puisi ini diterbitkan oleh universal library new york, keren amit dia. Hal ini mudah karena sang penulis adalah maestro dalam bidang art and letter.

lihatlah puisi yang ditulis dibawah ini, sangat mengelitik imajinasi:

the way to hump a cow is not
to get yourself a stool
but draw a line around the spot
and call it beautifool

to multiply because and why
dividing thens and now
and adding and (I understand)
is how to humps the cow

the way to hump a cow is not
to elevate your tool
but drop a penny in the slot
and bellow like a bool

to lay a wreath from ancient greath
on insulated brows
(while tossing boms at uncle toms)
is hows to hump a cows

the way to hump a cow is not
to pushand to pull
but practicing the art of swot
to preach the golden rull

to vote for me (all descent mem
and vonens will allows
which if they dont to hell with them)
is hows to hump a cows


gimana gimana, guys? dari ritme kita bisa merasakan permainan kata yang kejam. Mengulang prasa dengan menyakitkan seperti permainan ombak dilautan lepas yang bisa menengelamkan dalam nyanyian kematian.

Jika saja saya diberi pilihan untuk tidak membaca, tentu akan saya lakukan. İni akan sangat menjemukan, terutama bagi manusia berotak kacang telor.

kenapa dalam puisi ini terdapat kata dalam kurung yang menjelaskan kata-kata yang telah berarti. İni terlihat pada kata ada yang disembunyikan untuk menjebak pembaca bahwa commonly tidak selalu digunakan. Setiap kata ada nilai artistik yang bisa dinikmati bagi mereka yang menyelam kedalam penghayatan.

Tanda baca secara abrakadabraka bermunculan tanpa keteraturan menimbulkan prasa yang tidak disangka sangka dan menolak sebuah logika sehat dari penulis normal. Bisa jadi kita menyebut para penulis puisi, adalah orang yang gila dalam kesadaran untuk merangkai kata atau bisa jadi kita membalikkan fenomena bahwa penikmat puisi adalah orang yang ingin gila dalam sementara waktu, menyulitkan bukan?

tanpa judul?
gila bener ini, saya baru melihat sebuah bab tanpa judul. İni akan menyederhanakan penulisan dan meminta pembaca untuk menikmati senikmat-nikmatnya secangkir dari puisi puisi tanpa kecohan judul, ini menarik untuk di contek. Mari memberi ruang kepada pembaca untuk memberikan judul pada puisi yang disesapnya.

kenapa saya tidak menyukai pengulangan kata yang berlebihan, ini terlihat seperti bentuk yang sama dan membosankan, namun pada puisi ini anda akan menemukan the things hiden by author

there is a here and

that here was a
town (and the town is

so aged the ocean
wanders the streets are so
ancient the houses enter the

people are so feeble the feeble go to
sleep if the people sit down)
and this light is so dark the mountains
grow up from

the sky is so near the earth does not
open her
eyes (but the
feeble are people the feeble are so wise the people

remember being born)
when and
if nothing disappears they
will disappear who are filled

with never are more than
more is mostly
almost are feebler than feeble are

fable who are less than these are least is who
are am (beyond when behind where under

un)


gila bener, permainannya itu membuatku terus mengetik padahal aku sudah kelelahan, benar benar penyihir dan ini sangat indah untuk dijadikan vitamin tambahan untuk aktivitas dipagi hari.


kata itu memiliki arti satu kalimat yang akan membawa kepada pembaca pada penemuan terbaru. bahwa ini adalah sebuah kehidupan dari sebuah kata. dan kata akan terus menambahkan alunan rasa yang tidak terduga. saya tidak bisa memberi isyarat kepada andaI semua, silahkan menemukan sendiri.

sudah mulai membosankan dan pada akhirnya saya membaca sambil lalu, ok see you

Comments

Popular posts from this blog

Di Luncurkan

 Sejak bulan Mei akun adsense saya di luncurkan. Bahagia sekali rasanya. Padahal belum tau bagaimana cara kelola uangnya. Setidaknya saya di bukakan pintu untuk cari duit di dunia digital.  Sekarang lagi mikir gimana caranya dapat duitnya, kasian kalau nganggur.  Apalagi sekarang udah bisa diakses semua informasi Terimakasih semuanya Dari hasil revisi tim google, saya perlu memperbaiki artikel saya (konten)  Saya belum ada ide.  Saya belum siap untuk itu, gini amat saya ya? 

Edisi Ramadan

  10 Malam Ramadan Terakhir ibu Desi Rumah ibu Desi sangat dekat dengan masjid, hanya berjarak 500 meter. Tidak perlu banyak tenaga untuk sampai di masjid. Sehingga ibu Desi selalu melibat diri pada semua aktivitas masjid. Bgi Ibu desi Masjid adalah rumah kedua yang harus dijaga setelah rumahnya sendiri. Masjid bersama dengan semua yang ada disana termasuk para pengunjungnya. Oleh karenanya, Ibu Desi sangat diperlukan untuk menyemarakan bulan puasa, khususnya di masa pandemic ini. Puasa di tahun ini tentu saja agakberbeda dengan tahun sebeumnya, termasuk penggunaan masker, mencuci tangan sebelum masuk masjid dan menjaga jarak. Meskipun kadang beberapa orang masih bebal, termasuk ibu Desi juga. Lupa, ituah alasan paling spetakuler. Yang lainnya, kebiasaanya dekat-dekat biar tambah rapat, eh ini disuruh berjauahan kayak lagi marahan, kan tidak enak dihati. Disaat seperti itu, dia hanya bisa mohon maaf atas khilaf. Semoga virus korona berakhir. Ibu Desi diberikan banyak perint...

Budaya Kredit

  https://press.uchicago.edu/ucp/books/book/chicago/D/bo3646327.html Firth R, Yamey BS, eds. 1964. Capital, Saving and Credit in Peasant Societies: Studies from Asia, Oceania, the Caribbean and Middle America. Chicago: Aldine GregoryCA.1997.Savage Money: The Anthropology and Politics of Commodity Exchange.Amsterdam:Harwood Acad. Publ. Gudeman SF. 2001. The Anthropology of Economy: Community, Market, and Culture. Malden, MA: Blackwell Gudeman SF, Rivera A. 1990. Conversations in Colombia: The Domestic Economy in Life and Text. Cambridge, UK: Cambridge Univ. Pres Keane W. 1997. Signs of Recognition: Powers and Hazards of Representation in an Indonesian Society. Berkeley: Univ. Calif. Press Locke CG, Ahmadi-Esfahani FZ. 1998. The origins of the international debt crisis. Comp. Stud. Soc. Hist. 40(2):223–46 LontH,HospesO,eds.2004.LivelihoodandMicrofinance:AnthropologicalandSociologicalPerspectivesonSavings and Debt. Delft, NL: Eburon Acad. Press Lowrey K. 2006. Salamanca and the...