Skip to main content

Pertanyaan seputar pernikahan

Pernikahan adalah upacara yang sakral yang dilakukan untuk mempertemukan dua orang dalam rangka membangun hubungan dalam rumah tangga. Kedua mempelai terakui secara sosial maupun secara agama.

Jalan menuju pernikahan beragam dan semua terjadi sesuai kesepakatan antara kedua keluarga mempelai dan pengantin.

Keputusan untuk menikah adalah keputusan yang diambil secara matang, dimana disadari oleh kedua belah pihak dan  dipertimbangkan secara sosial.

Sebagai perempuan yang menuju seperempat abad saya mulai memikirkan konsep pernikahan yang benar. Pernikahan atas dasar cinta dan kebahagian yang hakiki itu seperti apa?

Tidak mungkin dua orang bertemu, jatuh cinta dan langsung menikah. Mungkin ada hal lainnya yang menarik untuk dipahami disini, seperti pemilihan pasangan yang ideal. Nyatanya calon suami yang ideal itu jarang, mendekati punah mungkin atau memang saya tidak pernah mendapatinya.

seperti apakah calon suami yang baik, baik untuk perempuan dan baik untuk anak-anak dan baik untuk keluarga, baik untuk teman teman kita. dan baik untuk tetangga, masyarakat secara umum. Dimana bisa dijumpai? jika ada saya ingin pesan satu.

Sampai hari ini, saya tidak berani meminta karakter khusus untuk calon suami, semua orang bisa berubah, berubah kearah baik ataupun berubah kearah buruk. Kita yang bertangung jawab terhadap diri kita sendiri dan kita tidak pernah punya kemampuan untuk merubah karakter orang. Jadi menikahlah, karena kamu ingin menyempurnakan agama. Kamu ingin berbuat baik dalam pernikahan karena agama, bukan karena yang lainnya?

Jika kita telah mendapatkan lelaki yang baik, apakah kita sebagai perempuan hidup kita berakhir pada kebahagiaan? Maksudnya, kita telah mendapatkan suami idaman apakah setelah kita (wanita) menikah dengan lelaki tersebut kita akan hidup dalam garis kebahagian setiap harinya dan selamanya?

Wanita mendapatkan semua yang dia mau dari suaminya, apakah dia bahagia? Saya rasa ini menjadi pertanyaan yang sulit untuk dijawab, mengingat wanita adalah makhluk yang paling sulit dimengerti.

Apa inti dari yang membuat wanita bahagia? Saya sebagai wanita, saya tidak tahu atas pertanyaan tersebut.

Apa yang diinginkan seorang wanita dari suaminya?

Ada tiga hal mendasar yang wanita mau. Pertama keamanan diri, mirip body guard, rumah, kendaraan dan semua yang sifatnya materi. kedua, kebutuhan seksual, bereproduksi sebagai kodrat wanita. Ketiga, kebahagian yang abstrak atau kepuasan terhadap hidup. Itu semua harus dipenuhi oleh laki-laki untuk perempuannya.

Apa yang bisa membuat pernikahan itu menjadi kebahagian di dunia?

Tujuan pernikahan adalah menciptakan keluarga sakinah, mawaddah warahmah dan bagaimana cara atau langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menciptakan keluarga seperti itu.

Mengapa pernikahan penting dan harus dilaksanakan oleh manusia?
Bagaimana kalau tidak ada pernikahan?

Dampak positif dan negative dari pernikahan?

Tujuan dari pernikahan adalah membentuk keluarga yang harmonis, mengapa terjadi pertengkaran dalam pernikahan yag berujung perceraian?

Apa kesalahan dalam pernikahan

Comments

Popular posts from this blog

Di Luncurkan

 Sejak bulan Mei akun adsense saya di luncurkan. Bahagia sekali rasanya. Padahal belum tau bagaimana cara kelola uangnya. Setidaknya saya di bukakan pintu untuk cari duit di dunia digital.  Sekarang lagi mikir gimana caranya dapat duitnya, kasian kalau nganggur.  Apalagi sekarang udah bisa diakses semua informasi Terimakasih semuanya Dari hasil revisi tim google, saya perlu memperbaiki artikel saya (konten)  Saya belum ada ide.  Saya belum siap untuk itu, gini amat saya ya? 

Edisi Ramadan

  10 Malam Ramadan Terakhir ibu Desi Rumah ibu Desi sangat dekat dengan masjid, hanya berjarak 500 meter. Tidak perlu banyak tenaga untuk sampai di masjid. Sehingga ibu Desi selalu melibat diri pada semua aktivitas masjid. Bgi Ibu desi Masjid adalah rumah kedua yang harus dijaga setelah rumahnya sendiri. Masjid bersama dengan semua yang ada disana termasuk para pengunjungnya. Oleh karenanya, Ibu Desi sangat diperlukan untuk menyemarakan bulan puasa, khususnya di masa pandemic ini. Puasa di tahun ini tentu saja agakberbeda dengan tahun sebeumnya, termasuk penggunaan masker, mencuci tangan sebelum masuk masjid dan menjaga jarak. Meskipun kadang beberapa orang masih bebal, termasuk ibu Desi juga. Lupa, ituah alasan paling spetakuler. Yang lainnya, kebiasaanya dekat-dekat biar tambah rapat, eh ini disuruh berjauahan kayak lagi marahan, kan tidak enak dihati. Disaat seperti itu, dia hanya bisa mohon maaf atas khilaf. Semoga virus korona berakhir. Ibu Desi diberikan banyak perint...

Budaya Kredit

  https://press.uchicago.edu/ucp/books/book/chicago/D/bo3646327.html Firth R, Yamey BS, eds. 1964. Capital, Saving and Credit in Peasant Societies: Studies from Asia, Oceania, the Caribbean and Middle America. Chicago: Aldine GregoryCA.1997.Savage Money: The Anthropology and Politics of Commodity Exchange.Amsterdam:Harwood Acad. Publ. Gudeman SF. 2001. The Anthropology of Economy: Community, Market, and Culture. Malden, MA: Blackwell Gudeman SF, Rivera A. 1990. Conversations in Colombia: The Domestic Economy in Life and Text. Cambridge, UK: Cambridge Univ. Pres Keane W. 1997. Signs of Recognition: Powers and Hazards of Representation in an Indonesian Society. Berkeley: Univ. Calif. Press Locke CG, Ahmadi-Esfahani FZ. 1998. The origins of the international debt crisis. Comp. Stud. Soc. Hist. 40(2):223–46 LontH,HospesO,eds.2004.LivelihoodandMicrofinance:AnthropologicalandSociologicalPerspectivesonSavings and Debt. Delft, NL: Eburon Acad. Press Lowrey K. 2006. Salamanca and the...