Skip to main content

Makassar-Rame-rame

 

1.      Story Setting

l  Setting time ( latar waktu cerita): temporary

l  Setting the place (latar tempat cerita): Makassar

l  Setting the atmosphere (latar atmosfir danperasaan, misalnya senang, sedih, dark, romance, fantasy, inspirational, dll): Fantasy

 

2.    Karakter Utama dan Pembantu Utama (Tulis nama, umur, sifat, kebiasaan, perannya, dan apa hubungannya dengan tokoh lain dan cerita):

·         Jeruk Purut umur 22 tahun, mahasiswa yang masih super kekanakan kayak TK, suka main, suka keluyuran, hobinya guling-guling saja.

·         Jambu Manis umur 23 tahun dewasa keibuan suka menolong. Berteman dengan JP sejak 3 tahun yang lalu

·         Jati : lelaki umur 22 tahun Teman JP yang suka membantu orang dan tidak punya duit. Hidupnya Hanya digunakan untuk menikmati kehidupan. Salah satunya jalan-jalan tidak jelas.

·         Bambu : lelaki umur 22 tahun teman JP suka membantu orang dan punya duit. Hidupnya jelas dan masih suka menikmati kehidupan salah satunya jalan-jalan

·         Paku : Lelaki umur 22 tahun teman JP. Suka membantu orang, hobinya membully. Punya duit

 

3.Blurb ( 180-200 kata) :

Cerita ini dimulai saat kunjungan mereka ber 4 ke kampung ikan bolu. Setelah makan ikan bolu babak cerita dimulai. Awalnya mereka hanya berteman dan saling mengibul karena tidak memiliki hobi selain mengibul. Setelah mereka berteman cukup lama ternyata ada hati yang jatuh diantara dua orang. Yang harus dipisahkan karena jarak dan pekerjaan. Semua hanya terjadi sekejap dan membekas. Bagaimana kisah JP dan Jati yang membekas dan meninggalkan kerinduan yang tidak pernah diobati.

Mereka hanya bisa diam menatap keinginan hati yang tidak pernah sampai

 

 

4. Plot/Sinopsis lengkap (Jelaskan alur cerita dengan detail antara 500-1000 kata, termasuk awal kejadian, pundak konflik, dan penyelesaian):

  • Plot: Karena tidak memiliki hal yang menarik, akhirnya JP setuju berkunjung ke kampung ikan Bolu. Dikampung ini mereka menghabiskan waktu untuk makan ikan bolu dan bercengkrama. Menceritakan kisah ulang mereka, sayangnya kisah tidak pernah berulang meski waktu berulang.

Setelah kembali dari kampung ikan bolu, mereka hidup seperti sedia kala tidak ada yang berubah dari kehidupan mereka. Hanya saja ada perasaan yang menyatu diantara JP dan Jati. Perasaan yang ingin memiliki satu sama lain

Tidak hanya itu, setelah menyelesaikan pendidikannya mereka dituntut untuk bekerja dan Jati memilih bekerja jauh, menjauhkan diri dari JP dan semua. Tiada pertemuan tiada rindu yang diobati tiada yang bisa mengisahkan kebersamaan yang ada menyadari bahwa semua tidak bisa bekerja sesuai dengan angan mereka.

Lalu semua selesai tiada lagi salam kerinduan, yang ada adalah memilih jalan nestapa masing-masing.

Tiada Jati lagi dalam kehidupan JP, yang ada hanya bekerja-bekerja-bekerja tanpa mengenal waktu. Semua berubah menjadi uang. Semua berubah menjadi kenangan yang tidak ingin dikenang kembali.

Saat Jati menyelesaikan pekerjaannya, Jati kembali lagi dan JP hanya diam, berubah menjadi patung. Perasaanya membeku meski tidak pernah mencapai suhu 0 derajat.

Jatipun terus berusaha, memperbaiki semua sayangnya JP sudah menjadi es batu. Yang ada di hati dan pikirannya adalah uang dan uang.

Seperti reaksi kimia yang telah kita pelajari bertahun-tahun bahwa es batu akan mencair jika terkena atau terpapar suhu panas. Akhirnya JP pun Luluh dan menerima Jati kembali.

 

5. Contoh 5000 kata pertama atau Bab 1-5 dari cerita yang kamu tulis :

Cerita ini cocok ditulis tengah malam sebelum tidur. Nunggu malam dulu baru menulis cerita ini

...

Apakah saya perlu memperkenalkan diri kepada pembaca yang budiman? Saya rasa, Iya jawabanya.

Perkenalkan nama palsu saya Jeruk Purut. Sedih banget rasanya memberi nama Jeruk Purut. Its Ok. Ini adalah fiksi. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

Sebagai tokoh utama dalam cerita ini. Saya bergender cewek dengan usia 20+. Kerjaan di dalam kamar guling-guling alias nganggur. Aneh, diusiaku seperti ini saya masih mendapat suplay dari mama & papa foundation. Menurut kalian gimana, apakah ini masih sah? Selama ini saya tidak menolak mendapat suplay, karena itu sumber rejeki saat ini.

Akhirnya, saya berkenalan dengan ini App dan saya mulai dig money. Its feel good. Terimakasih kepada temanku. Maaf, atas nama privasi saya tidak bisa sebut nama kamu dengan jelas disini. You are good.

Rasanya aneh memulai menulis, ada saja hal yang menganggu. Terutama bagian ide, dan akhirnya membuat saya curhat.

Sebagai Jeruk Purut, saya akan berusaha membuat anda menikmati kisah yang tertuang disini. Saya belum tahu kisah apa yang akan saya ceritakan.

Jeruk Purut terlahir dari keluarga Jeruk-jerukan (rasanya ngakak, saya menulis kalimat ini). Karena saya Jeruk Purut, saya ngak mungkin terlahir sebagai putri tunggal, pewaris kekayaan tunggal.

Keluarga saya banyak. Atas nama privasi tidak saya sebutkan jumlahnya saat ini. Jadinya, dirumah saya selalu rame. Ada aja yang bikin ribut. Tenang kalau sudah tidur semua, hihihi.

Emak saya hanya satu. Bapak saya juga satu.

Saat ini saya sedang berkuliah di salah satu PTN terbaik di Indonesia dan itu biasa saja, bagi saya. Malahan saya berharap segera lulus saja dan memulai kehidupan baru yang berbeda.

Sebagai pelajar, saya merasa bodoh. Kurang berpengalaman. Masih menyukai hura-hura.

Hura hura adalah kamu menghabiskan uang dengan hal-hal yang kamu sukai tanpa bekerja mendapatkan uang. Hihihi. Menyedihkan atau tidak nasib saya?

Kenapa saya diberi nama Jeruk Purut oleh penulis sialan ini? Seharusnya dia memberiku nama yang lebih baik. Sesuai pasaran 2021.

2021-2022-2023-2024-2025 Jadi apa saya nanti, tentu saja saya akan tetap menjadi Jeruk Purut gegara si Penulis. Siapa sih dia?

Tentu saja dia akan memberikan kisahnya kepada saya. Hmm nasib menjadi tokoh dalam cerita seperti ini. Terima nasib terus. Gimana kalau saya yang jadi penulis dan dia jadi tokoh cerita saya. Saya bakalan kasih nama Cacing Lurus. Wkwkwkwk.

Karena saya sudah terlanjur menjadi alias Bernama Jeruk Purut, saya akan mulai kisah saya disini. Jalan hidup, sesuai dengan judul episode ini

….

Jalan hidup itu tidak boleh disesali, karena itulah yang terjadi. Jadi sebelum kita membuat keputusan sebaiknya kita berpikir baik dan buruk dan kalau memang terjadi tidak sesuai keinginan bersabarlah, karena itulah sejatinya kehidupan.

Kalau memang ingin hidup enak, ya di surga. Bagi orang-orang yang percaya akan surga. Bagi yang tidak, mereka memiliki opini sendiri dimana kehidupan yang enak. Saya tidak tahu.

Sebagai Jeruk Purut, kalian tentu belajar biologi, seperti itulah asal saya. Jadi Mama dan Papa yang juga seperti Jeruk Purut (ini hanya fiksi, Ma, Pa jangan diambil hati). Mereka menikah karena angin atau karena kumbang saya belum tanyakan ini kepada mereka. Lahirlah saya. Saya menjadi Seperti ini.

Kami hidup di kebunnya orang, tepatnya dibelakang rumahnya orang. Orang itu bernama palsu bapak Rudi, bapak Duri. Saya merasa bahagia pada saat itu, karena saya Jeruk Purut dan orang tua saya juga mirip dengan saya, Jeruk Purut pula. Saya merasa tidak miskin. Saya merasa tercukupi. Saya merasa beruntung hidup di belakang rumah Bapak Duri ini. Selayaknya tetangga dia sering berbagi kepada kami untuk beberapa hal, ada baik-baik dan ada buruk-buruk. Maklum Bapak Duri ini juga manusia biasa-biasa aja. Bukan setengah Dewa dan bukan juga setengah Jin. Keluarga kami juga ya biasa-biasa saja, karena kami juga bukan setengah Jin dan bukan setengah Dewa.

Masa kecil, saya bermain-belajar-bermain-bermain-bermain. Kayak anak kecil lainnya.

Masa remaja, saya bermain-belajar-bermain-bermain-bermain-bermain. Sama kayak anak remaja lainnya.

Masa dewasa, saya bermain-belajar-bermain-bermain-bermain-bermain-bermain. Tidak sama dengan orang dewasa lainnya.

Cerita selesai, guys. Tidak ada yang menarik untuk diceritakan.

Bermain adalah hal yang seru jadi saya bermain terus. Bagaiaman pendapat pembaca yang budiman, kalau orang dewasa bermain terus dengan alasan itu adalah hal yang seru?

Mengerikan

Apa yang seru dari kehidupan ini, yang pantas dibagi kepada para pembaca sekalian? Rasanya kehidupan pembaca lebih seru dibanding dengan kisah sepohon Jeruk Purut. Karena Jeruk Purut adalah tokoh fiktif, jadi saya bisa bolak-balik agar menjadi seru. Hahahaha.

Setelah kelelahan bermain dan menikmati semua. Si Jeruk purut ini sadar, dan mulai mempertayakan dirinya sendiri. Kenapa dia menjadi Jeruk Purut? Untuk apa semua ini?

Akhirnya dia mulai melihat kehidupan dengan cara berbeda. Apa saja yang telah Jeruk Purut kuasai. Ngapain saja selama ini. (Guys saya lelah menulis kata Jeruk Purut, mulai sekarang saya akan menyingkatnya menjadi JP saja, bukan Jupe ya)?

Merenung-merenung-merenung-merenung

Apa yang JP sukai? Bermain-main. Kalau main terus tidak ada hasilnya, jadi gimana?

JP butuh duit yang banyak, sepertinya JP sudah mulai tumbuh dewasa. Memikirkan kehidupan yang sesungguhnya, padahal masih mau main.

JP mulai memikirkan, apa-apa saja yang menyenangkan dan menghasilkan duit. Setidaknya saya mulai berusaha keluar dari zona nyaman.

Tituttituttituttitut. Dorrr

Tidak terjadi apa-apa dengan kehidupan JP, dia masih suka hura-hura. Masih suka bermain-main. Masih suka apa saja yang membuat dia senang. JP gagal menjadi dewasa lagi. Hahahaha.

JP belum siap menjadi dewasa.

….

(Tokoh JP kok jadi ngeri begini, tidak sesuai harapan pembaca dan penulis).

Namanya juga Jeruk Purut, jadi konyol kehidupannya. Padahal jeruk purut sudah punya tugas dan fungsi sesuai dengan aturan ilahi, kenapa ketika jadi tokoh cerita kehidupannya jadi suram begini.

Ok, guys. Kita akan buat tokoh JP ini bersenang-senang dengan segala aturan mainnya.

….

Udara sejuk, sesejuk air. Langit sedikit sekali cerah, tepatnya remang-remang. Bintang malam masih saja dilangit berkelip-kelip. Belum jadwalnya menghilang. JP masih dibalik selimut. Malaikat kecil yang bersemayam dihatinya, membangunkan untuk sembahyang.

“Tunggu, tidur ini terlalu indah untuk ditinggalkan”.

Pagi hari. burung-burung masih berkicau menambah merdunya pagi hari yang mulai memanasi bumi. Sedikit hangat.

JP menggeliat, membuka mata.

Subuh lewat begitu saja.

JP bangun, menuju toilet, membersihkan diri.

Mengambil air wudhu di pancuran, airnya yang masih sejuk sisa malam. Menyegarkan pori-pori tubuhnya. Dibasuhlah tangannya, dihilangkan dosa-dosa yang sering dilakukan lewat tangan. Disapu wajahnya agar senantiasa cerah, bercahaya. Dibersihkan kakinya agar selalu menuju jalan yang benar. Sesungguhnya saya masih tetap bertuhan Allah, saya masih menjadi umat nabi Muhammad dan tetaplah saya menjadi orang-orang yang baik.

Diambilnya mukena, digelar sajadah. Dan sembahyang. Ya, Tuhan saya mengganti shalat subuh yang telah berlalu.

Habis shalat, masih merasa berdosa kepada Tuhan. Maafkanlah, Hamba.

Hamba khilaf, semoga besok tidak khilaf lagi. Tuhan selalu memaafkan hamba-Nya. Tidak sepatutnya hambanya bermain-main dengan dosanya yang tidak pernah usai hingga menuju liang lahat.

Yang diminta hanya satu, ampunan sang pencipta, yang maha Esa. Maha tunggal. Sang Pencipta langit dan bumi dan yang ada di keduanya. Kurang apa kamu?

Semua sudah dikasi, kamu hanya perlu bersyukur, berusaha dan berdoa. Hak hidup udah di tangan, hak mati juga udah digariskan. Hak hidup dan hak mati ternyata bukan milik kita sebagai manusia, kita hanya menjalani saja.

Perjalanan yang kadang sunyi, kadang ramai. Penuh segala rasa, rasa sedih, rasa bahagia, rasa aduhai, rasa syukur, rasa ingin semua namun hanya sabar yang ada. Ah, semua rasa mengingatkan aku pada seorang yang tidak pernah datang lalu pergi.

Ya, dia tidak pernah datang dan pergi begitu saja. Apalag kalau bukan angan. Angan kosong. Tidak pernah hadir, lalu pergi begitu saja seakan tertiup angin, padahal angin juga belum mengenalnya dengan baik baik.

Dimanakah semua, saat Tuhan menjadi maha kuasa akan kehidupan dan kita juga merasa berkuasa akan takdir kehidupan yang sulit untuk dieja. Selalu saja ada rintang yang menghalang dan membuat semua lelah tanpa ada laku dan luka yang menyisih sedari dulu.

Dulu, saya bla-bla-bla-bla-bla-bla

Sekarang, saya bla-bla-bla-bla-bla

Nyatanya kamu adalah serpihan dari kehidupan yang kamu atur sendiri takdirnya. Tentu saja kamu menjadi seakan sebagai sang pemilik kehidupan ini, nyatanya hanya minjam saja dari kehidupan yang abadi lalu kamu sebut fana.

Kita menyebutnya fana, karena ada kematian yang selalu disebut dalam penghujung waktu yang tidak pernah diberitahukan kedatangannya, seakan mengintip dan terus memantau akan kehidupan yang membuat malu-malu pemiliknya.

Kematian itu adalah duka yang kita hisap melalui udara lalu singgah di hati menjadi nestapa lalu melinangkan air mata yang membuat kamu menyebut sebagi sedih. Sesedih itu kamu, hanya bisa berair dan menahan dada yang sempit dan enggan untuk membuka. Sperti seekor kura-kura yang sedang mengamankan diri dalam tempurung rumahnya. Ada Bahaya.

Bahaya yang tidak pernah kamu sebut sebelumnya karena terlalu asik dengan keindahan yang membuat kamu mengurung diri dalam balutan hijab (hijab disini diartikan sebagai kain hitam penghalang sebagai lambang persembunyian bukan kain kerudung wanita islam) panjang hitam yang memenjarakanmu dalam diam dan sunyinya kehidupan.

Aku kurang tahu, mengapa ada kata yang tidak pernah kamu katakan saat bertemu? kamu menyimpannya dalam balutan diam yang kamu tutupi senyuman indah. Seakan kamulah pemilik sah kebahagian yang tidak pernah kamu bagi pada siapapun. Siapapun itu, seakan kamu takut, mereka akan mencuri kebahagian itu darimu dan dari alam semesta.

Nyatanya, semua adalah milik bersama dan hanya kamu saja yang yang bersikap arogan atas rasa dalam dada sesempit telapak tangan yang engkau buka tutup sedari pagi hingga menjelang larutnya malam. Kamu simpan begitu saja, tanpa tahu tujuannya.

Bagi yang percaya kepada sang Pencipta, tentu kita kembali kepada-Nya. Bagi yang tidak percaya kepada sang Pencipta, ada dua kemungkinan, ke mana saja perginya sesuai dengan takdir atau mengikuti apa yang dulu telah diikuti sewaktu hidup.

Surga dan Neraka adalah perkara mudah, bagi orang yang suka memudahkan urusan orang lain. Sebaliknya, hukum berlaku sesuai dengan sunnatullah, alias ketentuan Allah. Jangan ngada-ngada lagi, atau membuat belokan agar bisa selamat dalam kata orang, padahal hasilnya sama saja. Ke ujung waktu yang telah digariskan, hanya dua. Kehidupan yang penuh keindahan sesuai dengan janji manis Allah atau yang satunya, sesuai dengan janji Allah juga, penuh dengan kesengsaraan.

Sama saja kehidupan ini, di dunia atau akhirat. Hanya saja saat ini kita butuh usaha untuk memperbaiki diri, di akhirat hanya menerima nasib sesuai dengan kehidupan yang dulu tanpa usaha.

Sulit juga bagi kita yang kurag dalam ilmu, hanya menduga dan penuh prasangka yang hanya di bayangan saja yang belum jelas hasilnya. Tentu hipotesis kadang membuat kita tersudut dalam keraguan yang semakin mencekam, lalu membuat kita memenjarakan diri dalam bulatan kata tanpa fakta.

Disinilah keberanian yang disebut sebagai bagian dari ras adiuji lewat prilaku dan sikap serta kemantapan hati dalam mengambil keputusan siaga 1. Olehnya, latihan dalam bersikap adalah sebuah pelajaran nomor satu dalam kurikulum kehidupan ini.

Sebagai Jeruk Purut tentu agak susah (mulai berpikir yang susah-susah lagi, memang lebih suka hidup susah, Anda). Mari diganti, Sebagai Jeruk Purut, tentu mudah jika kita menjalani kehidupan dengan segala rasa yang positif, senantiasa bersyukur kepada tuhan YME (yang maha Esa). Bersyukur dulu, agar dimudahkan semua urusan, karena selalu ada jalan menuju rumah. Rumah saya sendiri. Rumah Si Jeruk Purut yang penuh dengan aroma jeruk Purut. Masa, iya rumah jeruk purut penuh dengan aroma jeruk keprok, kan salah nama alias nama palsu.

Mulai ragu, keraguan yang menimbulkan kecemasan. Kecemasan membuat orang bingung. Bingung membuat orang berprasangka lebih ke negatif.

2

Setelah selesai shalat, menghadap dan menyerahkan diri kepada tuhan sang Pencipta, duduklah JP depan meja rias. Melihat wajahnya yang masih setengah dalam dunia mimpi. Ditatapnya wajahnya dalam-dalam. Masih cantik, masih muda, masih penuh tenaga. Mengapa hatinya layu sebelum berkembang.

Layunya hati, seperti tanaman yang lupa untuk diairi, disirami, dirawat, diberikan beragam pupuk agar tumbuh dengan subur. Bisa menghasilkan bunga dan buah yang bisa dibibitkan ulang.

Seperti biasa pagi yang lewat, membuat hari makin membuat JP merenung. Mau apa hari ini?

Mau apa juga, hasilnya sama. Jiwanya sudah tua sebelum umurnya. Jiwanya aus dimakan masalah yang tidak kunjung ada penyelesaiannya. Jiwanya telah ditawan oleh waktu yang menyusut menjadi usang.

Ayolah, masih muda masih penuh tenaga.

Datang ke kampus. Hang-out. Lelah. Pulang. Persiapan tidur lagi. Berputur terus tanpa ada jeda yang menjadi pengingat bahwa kehidupan bagain dar pernafasan yang memang harus segera dilakukan tanpa batas tanpa jeda semua mengalir seperti air, menempati semua ruangan dan mengisi dengan beragam zat.

Tidak dengan hari ini. Hari yang melelahkan. Belum memulai hari sudah melelahkan. Sudah mau baring-baring lagi. Baring-baring inilah yang membuat jiwanya semakin tidak pernah uth, tidak berkembang dan tidak tumbuh. Malah berubah menjadi debu, eh dihinggapi debu lalu ditumbuhi jamur berubahlah mejadi cewek kutilan. Cewek kutilan, masih kutilan, belum menjadi kuntilanak yang hanya bergerilya di malam hari.

Akhirnya JP merapatkan punggung di kasur yang masih belum dibenahi sedari tadi. Tidak erlu dibenahi karena JP masih saja berkemul disana dan menutup mata juga. Hari ini menjadi sebelum malam. Dinikmati dengan mata terpejam lalu hilang. Berharap besok tidak ada perubahan. perubahan itulah yang membuat dia merasa tertinggal dan terkucilkan lalu menghilang dalam sudut kehidupan yang tidak pernah muncul. Tidak terkenali bahkan tidak pernah dieja dalam alpabet oleh orang disekitar.

Hidup ini jalan panjang. Sepanjang nafas sebagai anugrah (anu gratis dari Tuhan yang maha esa) yang kadang tidak pernah disebut dalam rasa syukur. Seakan kehidupan dan pernafasan adalah dua hal yang bermusuhan.

Saya menyia-nyiakan semua, kehidupan yang sudah terlanjur gratis.

Menyia-nyiakan apa saja.

Sudahlah. Biarkan semua berlalu. Diambilah buku catatan. Di baca, apa saja yang menjadi mimpinya.

Hanya mimpi disana, yang dia tulis. Mimpi yang tidak tahu kapan terwujud. Toh saat ini, JP masih dalam posisi yang sama. Tidak ada yang indah.

Semua terasa kelam, hidupnya kelam. Sekelam lampu neon yang mengantung dilangit-langit. Bisa saja sinar lampu itu lebih terang.

JP bangkit, mematikan lampu. Membiarkan kamarnya muram. Menengelamkan dirinya dalam lautan tidur. Biarkan semua berlalu sesuai kemauaanya masing-masing. Saya tidak melawan arus, apalagi takdir Ilahi yang semakin mengganas, menurut JP.

….

Saat SMA, JP adalah seorang murid biasa saja yang hobi membaca, semuanya seperti pilihan dalam kehidupan. Kamu bisa memilih hidup seperti apa.

JP memilih melangkah pergi, mencari kehidupan yang diinginkan jiwanya hingga dia tertambat dikota yang peuh ikan. Semua orang disini menyukai ikan. Banyak ikan dari beragam jenis, dari yang terkecil hingga terbesar. Dari yang dikenali hingga yang tidak dikenali. Dari pinggiran rumah sampai dari lautan lepas. Semua terkumpul disini. Sebut saja kota yang ditinggali oleh JP adalah kota Ikan.

Di kota ikan ini, nelayan adalah profesi yang membanggakan, mereka bisa berlayar membelah lautan hingga ke Australia dengan perahu homemade. Bahkan nelayan dari sini juga bisa berlayar hingga ke jepang, tentu saja dengan perahu homemade. Bukan perahu mereka menyebutnya sebagai tituttitut dalam bahasa Indonesia kapal besar yang terbuat dari kayu.

Sangat luar biasa mereka, para nelayan. Semangatnya melampui gari pantai Indonesia raya.

Selain jago menangkap ikan, istri para nelayan jago mengolah ikan. Ada beragam masakan ikan dengan ciri khas yang unik dan berbeda. Dengan cara yang sederhana, mereka dapat mengolah ikan menjadi super lezat.

Dari sini, JP mengetahu bahwa ikan bukan hanya sekedar ikan. Ikan dalah kehidupan, warna lain dari lautan yang ganas. Aroma, bentuk, warna, tekstur, cita rasa semua khas. Memiliki fans masing-masing. Memiliki musim masing-masing. Mereka hidup dilautan dengan cara yang berbeda.

Saat JP berkunjung disalah satu pelelangan ikan terkenal seantero nusantara, berkat nelayannya yang super gagah berani. JP terkejut, ada ikan yang membuat dirinya tidak mampu memakannya. Ikan itu kabarnya tidak dimakan, namun mereka menangkap untuk dimakan. Hahahaha. Kehidupan sudah dikacaukan oleh mereka yang memiliki beragam opini tentang ikan yang halal dan haram berdasarkan hukum teritori.

Nelayan, selalu ada rahasia diantara mereka. Tidak perlu anda mencari tahu, karena mereka juga tidak ingin dicari tahu. Apalagi terkenal hingga masuk media sosial lalu viral. Lalu dipanggil polisi seperti tokoh-tokoh itu yang sudah terlanjur viral.

Nelayan tidak begitu. Cukup bahagia, jika istri dan anak-anaknya hidup dalam keadaan baik-baik saja. Tercukupi kebutuhan hari ini. Hanya hari ini. Bukan besok. Karena besok masih misteri. Misteri itu milik Tuhan seluruh alam.

Ada cerita yang bagus untuk disimak, saat laut mengganas. Apa yang akan dilakukan oleh para nelayan?

Mereka tidak melakukan apa-apa kecuali berharap semua akan berlalu dengan sendirinya. Tentu saja, mereka melakukan beberapa hal yang akan membuat mereka tetap baik baik saja, selamat sampai ke rumah masing-masing.

Di lautan, kehidupan berbeda. Semua harus terukur sesuai dengan persediaan, kesiapan, dan kemampuan.

.

Mereka meninggalkan daratan, sumber kehidupan asli mereka dengan persediaan yang mereka anggap cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka. Persediaan itu meliputi makanan, alat tangkap, alat penyimpanan ikan, pakaian dan bahan bakar. Memastikan kapal berjalan dengan selamat sampai mereka kembali.

Kesiapan mereka mendapatkan ikan, kesiapan mereka mendapatkan berkah dari laut dan kesiapan mereka menghadapi hal yang tidak bisa dipikirkan. Semua membutuhkan kesiapan baik secara metal maupun fisik. Agar kemampuan mereka dalam menangkap ikan maksimal

Kemampuan mereka mendapatkan ikan, menjelajah lautan, mengejar, berlari dan sembunyi dari apa saja yang membuat mereka menjadi para penakluk lautan yang seperti meminta kehidupan mereka.

....

Kisah nelayan sangat seru untuk diceritakan, sayangnya penulis tidak pernah menjadi nelayan atau menjadi istri nelayan. Kehidupan mereka penuh intrik. Rumah tangga mereka seasin lautan. Kisah mereka pantas untuk disajika sebagai bagian dari kehidupan di dunia ini. Mereka adalah salah satu tokoh yang harus dimasukan dalam sastra indonesia. Selama ini saya tidak pernah membaca karya sastra kisah nelayan dengan beragam aneka kisah petualang mereka.

Nonton si bajak laut, Monkey de Luffy. Pikiran saya makin aneh jika mengabungkan kisah nelayan dengan Monkey de Luffy pemakan buah setan. Nyatanya di lautan ada setan juga, ada bajak laut juga, ada polisi kelautan juga, ada hal-hal yang tidak wajar untuk dikisahkan berdasarkan pengalaman mereka.

BTW anime itu worth it untuk saya dan saya tidak pernah menonton sampai selesai. Syedih nasib saya. Kalian tim Luffy, angkat jempolnya.

Menonton beragam serial film, membuat saya semakin liar, termasuk dalam cita-cita. Pengennya juga menjadi seperti Luffy.

Keliling dunia pakai perahu, kapal atau apa saja. Modalnya nekat saja. Kita bisa melihat sifatnya luffy terwaris dari bapaknya yang juga seorang bajak laut. Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya.

Serunya kehidupan, tanpa ke-haluan dan keplasuan. Semua musuh nyata di depan mata. Semua nyata siapa teman, siapa temannya teman. Semua terkisahkan dalam tim yang saling melengkapi, saling support dan saling berbagi tawa bersama.

Semua diangkut dalam pelayaran menuju pulau greenland yang tidak ada dalampeta jaman sekarang. Semua ilusi yang sangat mengasyikkan dan memuaskan untuk ditonton. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan dalam pemburuan ini.

Semua hidup dalam kehidupan yang mengasyikan, penuh tantangan yang terus diselesaikan dan harus diselesaikan dengan beragam cara. Akhirnya semua terselesaikan dengan baik, karena itulah kehidupan yang bersifat terus bergulir dan terus berputar seterusnya tanpa ada yang mau menghentikan.

Semua menuju tujuan yang secara langsung maupun tidak langsung ditetapkan oleh diri sendiri dan oleh beberapa orang yang turut beropini. Beropini saja, hanya opini. Selebihnya adalah sebuah kejadian.

Awalnya adalah sebuah keterbukaan menerima semua informasi, setelahnya pilih yang mana yang membuat Anda sampai pada tujuan, yang mana Anda adalah sebagai pelaku utama yang bekerja keras berada disana dan dibantu oleh semua orang yang sayang dan menyayangi Anda.

Tidak perlu banyak, Banyak juga bagus. Semua solid, menyatu dalam satu tujuan yang sama yakni menyenangkan diri dan orang disekitar yang ikut merasa senang juga dengan keberadaan Anda.

Kalu sendiri, terlalu sepi dan dingin. Semua seperti angin lalu yang berllau dengan kenangan tanpa bekas. Ada jejak yang dihapus dalam kesendirian yakni bersama dengan Tuhan yang tidak pernah dilihat dan hanya dipercaya saja.

3

“Benaran kita bakalan pergi ke kecamatan Ikan Bolu (nama kota palsu, tidak ada di peta)”. Tanya JP ke Bambu. Bambu adalah seorang nama palsu dari teman JP yang telah lama berteman. Mereka pertama bertemu saat masuk kampus ini.

“Iya, beneran. Saya, Jati, Randu, Kina yang mau pergi, Kamu mau ikut?” Jawab Bambu. Tawar Bambu kepada JP.

“Iya, mau Banget. Saya juga mau survey cari lokasi penelitian”. Jawab JP antusias. JP udah butuh refreshing, bukan butuh memang doyan aja dia sama jalan-jalan. Mengunjungi tempat baru. Baginya melihat dunia baru adalah kehidupan baru yang mengesankan, seakan dia terlahir lagi dengan jiwa baru yang muda dan penuh warna. Semua akan semakin menyenangkan jika kehidupan itu diukir bersama dengan orang-orang yang menyenangkan.

“Hubungi Kina, nanti kamu berboncengan sama Kina”.

“Oh, iya. Makasih. Saya kabari lagi”. Jawab JP sembari mencari nomor Kina di ponsel pintarnya.

Kina adalah salah satu cewek yang cerdas dan single. Kecerdasannya melampaui cewek-cewek yang notabene adalah pemburu ranking. Sayangnya, kecerdasannya menjadikan dia bodoh amat dengan urusan hati. Statusnya selalu happy dimanapun berada. Bodo amat sama yang lain. Uhuk. Uhuk. Bikin batuk tidak berdahak keputusannya. Apalagi buat para si bucin yang sering aktif menggangu jadwal kehidupan yang menyenangkan.

“Kin, kamu mau ikut ke kecamatan Ikan Bolu sama anak-anak”. JP mengirimkan pesan ke Kina

“Iya pegen, sih. Sayangnya, belum pasti. Kamu mau ikut juga?” Jawab Kina

“iya, saya pengen ikut. Yuk, barengan”.

“Nanti saya kabarin lagi ya, belum pasti nih”. Jawab Kina. Hmmm. Hmmmm. Selalu banyak acara yang terjadwal. Sulit diajak meng-hura-hurakan waktu yang tersedia hanya 24 jam sehari.

Perhatian teman-teman, kalau temen kalian ngirim pesan macam tuh, dah pati tujuh puluh persen tidak mau ikut. Jadi jangan berharap seratus persen atau berusaha membujuk dia untuk mau ikut. No. Big No.

JP pun membiarkan semua berlalu, harapannya kecil. Sebagai orang baik JP tetap menunggu kepastian dari Kina. Sebelum membuka opsi yang lain. Yang lebih pasti.

Keraguan sebaiknya ditinggalkan, jika memang keraguan adalah pilihan segera bertindak apa yang membuat kamu yakin, pergilah untuk cross chek sendiri agar semua jelas sesuai aturan mainnya.

Tiga jam berlalu. Akhirnya Kina mengirimkan pesan sesuai dugaan

“Maaf ya JP, saya tidak ikut. Ada yang ingin saya selesaikan”.

Ok

Itulah jawaban yang paling tepat. Tidak perlu bertele-tele. Biarkan Kina dalam keputusannya sendiri. Hidup hanya sebuah pilihan A sampai Z. dan itu sah-sah saja untuk dilakukan.

JP pun akhirnya menghubungi beberapa temannya yang merupakan penghuni kecamatan Ikan Bolu. Seperti namnaya, disini tersedia banyak ikan, termasuk ikan bolu sebagai minoritas. Hampir delapan puluh persen mereka adalah nelayan dan petani. Menjadi nelayan saat musim timur, dan menjadi petani saat musim barat. Pergantian musim yang extrim tidak bisa dipaksakan untuk mejelajah lautan. Masih sayang istri dan anak-anak dirumah jika harus ditingglkan di musim barat.

At least, JP setuju untuk pergi ke kecamatan ikan Bolu bersama salah satu temannya yang merupakan salah satu warga dari mereka. Sebut saja nama palsunya Jambu Manis. Sesuai namanya Jambu Manis ini orangnya manis. Suka memudahkan urusan orang lain. Pandai bernegosiasi dan pandai bercerita apa saja berdasarkan pengalamannya.

Habis shalat Duhur kita start. Itulah kesepakatan antara JP dengan Jambu Manis.

...

Baiklah diedisi ini kita sebut Jambu Manis sebagai JM dan Jeruk Purut sebagai JP. Keduanya akan berboncengan dengan sepeda motor. Tentu saja, diatas motor keduanya akan bercerita banyak hal yang menarik untuk disimak.

Kalau kalian sendiri, tema cerita apa saja yang akan kalian bicarakan saat bersama dengan teman dan diatas motor?

“Saya jemput di halte jam satu teng ya?”

“Iya, saya sudah siap ini”

Tepat jam satu, JM datang dengan sepeda motor warna merah kesayangannya. Merekapun melanjutkan perjalanan yang akan ditempuh selama 2 jam. Dua jam bukanlah waktu yang sebentar untuk menghabiskan waktu bersama dengan orang yang sangat dekat. Duduk bersisian. Bercerita apa saja?

“Apa kabar kampung anda?”

“Alhamdulillah baik”

“Adakah yang panen ikan Bolu hari ini, yang bisa dibakar?”

“Setiap hari, selalu ada orang panen ikan”.

Sesuai dengan namanya, Ikan Bolu adalah favorite mereka, favorite orang-orang disana. Tidak ada yang tidak menyukai ikan Bolu jika yang masak adalah chef kampung Ikan Bolu.

Mereka memiliki resep khusus untuk memasak ikan Bolu, bergantung dengan keingin dan selera makan mereka.

“Paling enak Ikan Bolu, dimasak apa?”

“Kalau saya dibakar”. Ikan Bolu yang dibakar dengan sambal ataupun tanpa sambal sangat enak. Aroma harum khas ikan bakar menguar, memenuhi selera makan. Sepiring nasi pandan panas. Sayur sop ataupun sayur bening sangat pas sebagai pelengkap makan.

Kalau ingin lebih mantap, makanlah ditempat terbuka bersama keluarga. Bisa dibawah pohon mangga, bisa di gubuk-gubuk yang ada ditengah empang. Bisa diteras rumah. Wah, udara sejuk, angin sepoi-sepoi menambah gairah makan semakin lahap.

Cara membakar ikan bolu berbeda-beda. Pertama-tama pilihlah ikan bolu yang masih segar, belum dimasukan kedalam lemari es. Masih memiliki mata yang sehat, ingsan yang merah, tidak ada luka di sisiknya. Tahap kedua, bersihkan ikan bolu. Jangan sampai memecahkan empedu ikan ketika membersihkan, akibatnya bisa fatal. Ikan menjadi pahit dan kurang lezat saat dimakan. Cuci bersih dengan menggunkan air mengalir, agar tanah dan kotoran benar-benar hilang.

Sekarang kalian bisa memilih apakah akan membersihkan sisik ikan atau membiarkan disana. Tidak ada masalah. Sisik ikan akan menjadi pelindung saat dibakar, sisik akan mencegah gosong pada daging ikan.

Selain itu bakarlah dengan menaruh sambal diatas ikan dan didalam perut ikan. Bisa juga dengan membelah pungung ikan dan meletakkan sambal.

Sambal-sambal ini beragam. Umumnya ini adalah perpaduan antara,jeruk nipis, bawang merah, bawang putih, merica, minyak sayur, garam, dan lombok. Daun cemangi adalah kunci. Taruhlah beberapa daun cemangi agar aromanya menguar, meresap kedalam daging ikan.

Jika memang, tidak ingin memberikan sambal pada ikan saat dibakar. Cukup bakar saja dengan atau tanpa garam.

Bakarlah diatas arang, perhatikan dengan baik agar ikan tidak gosong dan ikan masak dengan sempurna.

Ciri-ciri ikan masak dengan sempurna adalah, daging ikan menjadi keras. Tidak patah. Saat diangkat.

Sajikan diatas piring dengan lapisan daun pisang hijau, agar estetika makanan sangat indah.

untuk membuat sambal makan, sambal yang disajikan saat makan adalah dengan cara tumbuk kasar cabai rawit, tambahkan garam, tambahkan vitsin dan terakhir jeruk nipis. Berilah minyak panas agar lombok masak setengah, dengan begitu cabai rawit sedikit ternetralisir.

Selain dibakar, Ikan bolu memang cocok untuk dimasak dengan cara direbus, digoreng, dipindang, dipepes, dijadikan ikan kering.

Ikan kering ikan bolu, Ikan setengah kering.Jadi ikan bolu dibelah menjadi dua, dijemur, tidak sampai kering. Lalu diolah. Rasanya seperti tidak ada duanya. Bisa bersaing dengan ikan bakar. Tekstur daging yang berbeda, rasa yang berbeda dan yang paling mantap adalah sajian yang berbeda.

meskipun sama-sam digoreng, ikan bolu setengah kering sangat lebih mantap.

Ikan bolu goreng, ini yang gurih. Mendapatkan daging yang gurih dengan cara, lumuri daging ikan yang sudah dibersihkan dengan jeruk nipis dan garam. Jika tidak memiliki jeruk nipis bisa menggunakan asam jawa. Garamnya banyakin saja. Agar asin dan asam berpadu meresap kedalam daging ikan. Ikan goreng juga paling cocok dimakan saat masih panas ikannya.

Untuk direbus sendiri, kalian bisa memberikan bumbu berupa cabe rawit, bawang putih, kunyit, asam, untuk bawang merah sebaiknya digoreng. Goreng bawang merah sampai bewarna kecoklatan keemasan, masukan bersama minyak yang telah dipakai menggoreng. Minyak dan bawang merah akan menambah aroma pada masakan.

Ikan Bolu pindang hampir mirip dengan olahan diatas, hanya perlu ditambahkan tomat, dan kecap. Ah, penulis bingung, ternyata pindang menggunakan kecap sebagai resep dan itu tidak masuk di akal penulis. Hihihi. Selama ini kecap tidak masuk dalam list resep masakan penulis.

Resep terakhir yakni dipepes. Ini adalah masakan lezatnya yang paripurna. Berikan sayatan pada permukaan daging ikan Bolu, sehingga bumbu bisa meresap melalui celah-celah tersebut. semakin hari-semakin enak, bumbu akan meresap dan ikan makin kesat, kering dan tahan lama. Tidak bakalan bosan makan ikan pepes. Karena rasa dari bumbu berupa bawang merah, bawang putih, cabai, garam, kemangi, tidak akan hilang. Ditambah aroma daun pisang bakarnya yang ikut meresap kedalam daging ikan. Sangatlah paripurna. Apalagi ikan Bolu dibungkus sendirian, maksudnya satu ikan bolu satu bungkusan. Jadi aroma dan rasa semakin kuat dan dimiliki oleh masing-masing ikan.

4

Sajian ikan memang masih primadona. Hobi menangkap ikan juga masih primadona. Memilah dan memilih ikan juga masih primadona. Intinya ikan masih jadi Primadona dan akan selalu menjadi primadona. Apalagi saat mentrinya juga hobi menenggelamkan kapal ikan asng yang mencuri di perairan indonesia, Ahh, mentri perikanan dan sumber daya laut juga menjadi primadona.

Dari ikan, kita bisa melihat beragam kehidupan dunia yang tidak perlu membuat kamu cemburu. Ikan juga tidak pernah cemburu dengan ikan yang lain, mereka saling membanggakan diri mereka dengan kelezatan yang dimiliki oleh tubuhnya (tercium aroma p-syko). Serat ikan yang berbeda, menambah setiap ikan memiliki fans sendiri (fans manusia yang ingin selalu menyantapnya). Tentu saja, ada skill dalam pengolahan ikan agar ikan tersebut benar-benar memiliki tasteyang pas untuk dikunyah dan ditelan sebelum diolah di dalam usus.

“Keluarga kamu juga punya empang?”

“Keluarga saya tidak punya, paman saya yang punya. Sama saja, karena setiap panen, kami dapat bagian dari hasil panennya”. Ikut panen saja, ikut makan, ikut merasakan kelezatan ikan fresh from empang. Tidak ikut nanam, tidak ikut merawat, apalagi membantu jagain ikan yang selalu berenang dengan bahagia.

“Bagus-bagus. Apa-apa yang ditanam di empang?”

“Setahu saya mereka menanam ikan Bolu. Itu saja”.

Dalam empang, yang tumbuh bukan hanya ikan Bolu. Meskipun hanya ikan bolu yang ditanam. Ikan Mujair juga ikut tumbuh. Ikan Betik, Ikan sepat. Tidak pernah absen. Mereka muncul sendiri, sepertinya mereka dilahirkan dari tanah dan air. Menyulitkan untuk dipahami. Selain itu, ada joi atau jenis kerang-kerangan yang memang suka hidup diantara empang-empang. Mungkin bisa juga mereka terbawa oleh aliran air yang datang dan pergi sesukanya sesuai jadwal.

“Itu bagus kalau punya empang sendiri, kita bisa piknik cari ikan kapanpun”.

“Iya bagus memang, Biasanya mereka mengundang kami untuk pergi ke empang mereka. Sekedar untuk bakar-bakar ikan”. Bakar ikan sambil cerita sampai sore, sampai habis pembahasan.

“Berapa luas empang disana”.

“Luas sekali disana, setiap orang rata-rata memiliki lima hektar. Ada juga yang punya satu hektar atau hektar. Rata-rata mereka punya lima hektar sampai sepuluh hektar”.

“Itu sangat luas sekali, juragan empang namanya”.

“Tidak semua juga punya empang, yang punya ya punya, yang tidak ya tidak punya”.

“Mereka juga nelayan, maksudnya mereka punya empang juga nelayan?”.

“Iya, empang tidak dikerja 24 jam X 30 hari. Menjadi nelayan juga tidak 24 jam X 30 hari. Kalau musim barat, mereka fokus di empang atau pekerjaan lainnya. kalau musim timur mereka menjadi nelayan. Mana-mana yang memberi penghasilan”.

“Luar biasa mereka”.

“Jangan ragukan mereka! Mereka sangat perkasa”.

Memiliki banyak pekerjaan memang sangat umum dilakukan bagi warga kecamatan Ikan Bolu. Banyak hal yang bisa dilakukan agar mendapatkan suplay. Mereka biasanya bekerja sesuai dengan musimnya agar mereka tetap produktif. Jika mereka hanya bergantung sebagai nelayan, mereka bisa mati di musim barat.

Musim barat, ombak sangat tinggi. curah hujan juga tinggi. ikan-ikan bermigrasi ketempat yang lainnya dan akan kembali dimusim timur.

Ikan-ikan beranak pinak. Tidak tahu dimana tempatnya. Selain itu terdapat memang lokasi-lokasi yang diharamkan untuk disentuh oleh nelayan.

Lokasi itu disebut rumah Ibu Luat. Kabarnya ibu Luat adalah penjaga para ikan-ikan dilaut. Ikan jenis apapun jika sudah berlindung di lokasi tersebut tidak boleh didatangi. Tidak boleh dipancing. Tidak boleh dijaring. Tidak boleh dibom. Harus dibiarkan hidup sesuai kehendaknya. Toh mereka juga akan kembali kelautan dimana mereka biasanya memancing.

Ibu Luat ini berwujud makhluk yang bewarna putih. Biasanya keluar disaat gelombang tinggi. Sebelum keluar, cuaca akan menjadi lebih dingin. Angin menjadi lebih kencang seakan mengantarkan kedatangan Ibu Luat. Riak dan buih datang tidak beraturan. Gelombang juga menjadi ancaman. Ada perasaan berdebar seakan laut tidak ingin bersahabat.

Disaat seperti itu, kesombongan dalam diri menghilang, hanya ada kepasrahan kepada sang hyang agung. Dan mulai meluruskan niat.

Hi, laut saya datang untuk mencari nafkah untuk keluarga saya dirumah. Berilah mereka makanan yang baik-baik darimu. Allah selalu melindungi orang-orang yang berniat baik.

Itulah mantra yang biasanya diucapkan. Diucapkan untuk melembutkan lautan yang mulai mengganas. Lautan yang tidak bersahabat.

Untuk itu sebelum berangkat menuju lautan, baiknya mereka membersihkan diri. Memperbaiki hubungan dengan keluarga dan pamit dengan baik-baik agar bisa pulang dengan selamat. Selain itu membawa bekal berupa doa-doa yang biasanya diberikan oleh orang tua dikampung.

Disaat pulangpun mereka kembali memperbaiki hubungan dengan keluarga, kembali kepada orang tua menyampaikan bahwa mereka telah kembali dengan selamat. Bersedekah atau membagikan hasil tangkapan secara gratis kepada beberapa orang kerabat.

Hal tersebut merupakan ajaran nenek moyang mereka, agar mereka bersikap baik di darat maupun di lautan. Menghormati semua makhluk. Senantiasa berserah diri kepada yang maha Kuasa. Tidak menelantarkan keluarga. menghormati para tetua. Semua masalah harus diselesaikan tidak boleh dipendam terlalu lama. Semakin lam semakin membuat sulit untuk diselesaikan.

Jalur damai adalah pilihat terbaik bagi mereka, bagi siapa saja yang ingin hidup damai.

Perpecahan yang sudah-sudah sebaiknya tidak untuk ditiru atau diulangi agar semua bisa merasakan kedamaian.

Masalah perdamaian memng masalah krusial, menyenggol banyak kepentingan, maunya damai terus nyatanya, damai bisa diatur dengan uang. Uang berasal dari cetakan yang bukan dikerjakan oleh saya. Semua seakan menjadi kacau jika damai diatur dengan semua.

Legalitaspun, berarti jumlah uang yang banyak. Jumlah perdamaian yang banyak adalah penerimaan uang yang sedikit dari seorang yang disebut pembebesan. Sulit juga dieja melalui kata damai jika masalah disesaikan dengan uang yang bisa dipakai dengan cara mengipasi kehidupan orang agar hidup dalam ketetangan yang tidak berpihak. Dengan demikian, uang dan damai adalah jalur kontribusi dalam pemilikan hak-hak kehidupan.

Sulit untuk dicerna, saat damai adalah menjadi prioritas tanpa gangguan tanpa ulang alik yang dipahami. Hanya beberapa lembar kertas yang mereka sukai, lalu menghilang dari dalam diri yang menjelma beberapa benda atas nama kedamaian. Kedamaian yang abadi tidak berada disisi kanan tempat tidur atau disisi kiri tempat tidur.

Kedamaian abadi berada di hati dan pikiran yang jernih. Jernihnya sejernih telaga kehidupan yang mengalir dari mata air sejuk dari pegunungan, Mengalirlah terus hingga kelautan yang berasa asin dan dipenuhi oleh ikan-ikan yang telah ditunggu untuk dihidangkan di meja makan.

Kerinduan adalah ejaan perut pada suapan nasi-nasi yang turun bersama teman-temannya agar sampai pada lambung. Seperti percakapan lidah dan bibir yang tidak pernah selesai saat waktu yang terus mengambil kehidupan untuk sebuah suapan nasi. Suapan dengan aneka ras yang selalu mengeja beragam kekayaan sumber daya alam.

Comments

Popular posts from this blog

50 puisi e.e cummings dalam nalar saya

Nemu kumpulan puisi dalam bentuk bahasa inggris. Saya hanya baca baca saja secara sekilas dan keseluruhan yang berjumlah 50 poems. e.e cummings menulis dengan berbagai gaya dengam memainkan kata kata nyentrik yang artinya kurang saya pahami. Tahun 1939, 1940 puisi ini diterbitkan oleh universal library new york, keren amit dia. Hal ini mudah karena sang penulis adalah maestro dalam bidang art and letter. lihatlah puisi yang ditulis dibawah ini, sangat mengelitik imajinasi: the way to hump a cow is not to get yourself a stool but draw a line around the spot and call it beautifool to multiply because and why dividing thens and now and adding and (I understand) is how to humps the cow the way to hump a cow is not to elevate your tool but drop a penny in the slot and bellow like a bool to lay a wreath from ancient greath on insulated brows (while tossing boms at uncle toms) is hows to hump a cows the way to hump a cow is not to pushand to pull but practicing the a

Kreativitas Tanpa Batas

 Bagaimana bisa semua akan bekerja sesuai dengan kemampuan dengan kondisi yang ada. Marilah kita buat cara agar semua mampu berfungsi dengan baik di tengah masalah-masalah yang sulit seperti tahun 2020. Apa yang bisa kita lakukan untuk mendapatkan duit (kehidupan). Pasti sangat sulit untuk mendapatkan tetapi dengan usaha yang ada, mari putar otak untuk ini. Kehidupan yang sulit tidak menjadikan kita mengeluh atau tidak mau tahu. Tetaplah hidup dengan cara baru agar semua terlihat normal dan baik baik saja. Ada banyak hobi yang bisa dilakukan ditengah pandemi agar kita tetap hidup/ Tentu saja ini menjadi hobi baru bagi kita agar tidak terlalu meyedihkan kehidupan ini. Misalakan hobi baru yang bisa kita laksanakan 1. Membuat resep baru 2. Menanam tanaman bermanfaat bagi kebutuhan 3. Berjalan atau bersepeda santai 4. Nulis buku dll Tidak kalah seru yang dilakukan oleh masyarakat dengan membuat motif baru, batik corona. Sangat luar biasa kreatifitas mereka.

Edisi Ramadan

  10 Malam Ramadan Terakhir ibu Desi Rumah ibu Desi sangat dekat dengan masjid, hanya berjarak 500 meter. Tidak perlu banyak tenaga untuk sampai di masjid. Sehingga ibu Desi selalu melibat diri pada semua aktivitas masjid. Bgi Ibu desi Masjid adalah rumah kedua yang harus dijaga setelah rumahnya sendiri. Masjid bersama dengan semua yang ada disana termasuk para pengunjungnya. Oleh karenanya, Ibu Desi sangat diperlukan untuk menyemarakan bulan puasa, khususnya di masa pandemic ini. Puasa di tahun ini tentu saja agakberbeda dengan tahun sebeumnya, termasuk penggunaan masker, mencuci tangan sebelum masuk masjid dan menjaga jarak. Meskipun kadang beberapa orang masih bebal, termasuk ibu Desi juga. Lupa, ituah alasan paling spetakuler. Yang lainnya, kebiasaanya dekat-dekat biar tambah rapat, eh ini disuruh berjauahan kayak lagi marahan, kan tidak enak dihati. Disaat seperti itu, dia hanya bisa mohon maaf atas khilaf. Semoga virus korona berakhir. Ibu Desi diberikan banyak perintah o