1.
Story Setting
l Setting
time ( latar waktu cerita): temporary
l Setting
the place (latar tempat cerita): Makassar
l Setting
the atmosphere (latar atmosfir danperasaan, misalnya senang, sedih, dark,
romance, fantasy, inspirational, dll): Fantasy
2.
Karakter Utama dan Pembantu Utama
(Tulis nama, umur, sifat, kebiasaan, perannya, dan apa hubungannya dengan tokoh
lain dan cerita):
·
Jeruk Purut umur 22 tahun, mahasiswa yang masih super kekanakan
kayak TK, suka main, suka keluyuran, hobinya guling-guling saja.
·
Jambu Manis umur 23 tahun dewasa keibuan suka
menolong. Berteman dengan JP sejak 3 tahun yang lalu
·
Jati : lelaki umur 22 tahun Teman JP yang suka
membantu orang dan tidak punya duit. Hidupnya Hanya digunakan untuk menikmati
kehidupan. Salah satunya jalan-jalan tidak jelas.
·
Bambu : lelaki umur 22 tahun teman JP suka
membantu orang dan punya duit. Hidupnya jelas dan masih suka menikmati
kehidupan salah satunya jalan-jalan
·
Paku : Lelaki umur 22 tahun teman JP. Suka
membantu orang, hobinya membully. Punya duit
3.Blurb ( 180-200 kata) :
Cerita ini dimulai saat kunjungan mereka ber 4 ke kampung
ikan bolu. Setelah makan ikan bolu babak cerita dimulai. Awalnya mereka hanya
berteman dan saling mengibul karena tidak memiliki hobi selain mengibul.
Setelah mereka berteman cukup lama ternyata ada hati yang jatuh diantara dua
orang. Yang harus dipisahkan karena jarak dan pekerjaan. Semua hanya terjadi
sekejap dan membekas. Bagaimana kisah JP dan Jati yang membekas dan
meninggalkan kerinduan yang tidak pernah diobati.
Mereka hanya bisa diam menatap keinginan hati yang tidak
pernah sampai
4. Plot/Sinopsis lengkap (Jelaskan alur cerita
dengan detail antara 500-1000 kata, termasuk awal kejadian, pundak konflik, dan
penyelesaian):
- Plot:
Karena tidak memiliki hal yang menarik, akhirnya JP setuju
berkunjung ke kampung ikan Bolu. Dikampung ini mereka menghabiskan waktu
untuk makan ikan bolu dan bercengkrama. Menceritakan kisah ulang mereka,
sayangnya kisah tidak pernah berulang meski waktu berulang.
Setelah kembali dari kampung ikan
bolu, mereka hidup seperti sedia kala tidak ada yang berubah dari kehidupan
mereka. Hanya saja ada perasaan yang menyatu diantara JP dan Jati. Perasaan
yang ingin memiliki satu sama lain
Tidak hanya itu, setelah
menyelesaikan pendidikannya mereka dituntut untuk bekerja dan Jati memilih
bekerja jauh, menjauhkan diri dari JP dan semua. Tiada pertemuan tiada rindu
yang diobati tiada yang bisa mengisahkan kebersamaan yang ada menyadari bahwa
semua tidak bisa bekerja sesuai dengan angan mereka.
Lalu semua selesai tiada lagi salam
kerinduan, yang ada adalah memilih jalan nestapa masing-masing.
Tiada Jati lagi dalam kehidupan JP,
yang ada hanya bekerja-bekerja-bekerja tanpa mengenal waktu. Semua berubah
menjadi uang. Semua berubah menjadi kenangan yang tidak ingin dikenang kembali.
Saat Jati menyelesaikan
pekerjaannya, Jati kembali lagi dan JP hanya diam, berubah menjadi patung.
Perasaanya membeku meski tidak pernah mencapai suhu 0 derajat.
Jatipun terus berusaha, memperbaiki
semua sayangnya JP sudah menjadi es batu. Yang ada di hati dan pikirannya
adalah uang dan uang.
Seperti reaksi kimia yang telah
kita pelajari bertahun-tahun bahwa es batu akan mencair jika terkena atau
terpapar suhu panas. Akhirnya JP pun Luluh dan menerima Jati kembali.
5. Contoh 5000 kata pertama atau Bab 1-5 dari cerita
yang kamu tulis :
Cerita ini cocok ditulis tengah malam sebelum tidur. Nunggu malam dulu
baru menulis cerita ini
...
Apakah saya perlu memperkenalkan diri kepada pembaca yang budiman? Saya
rasa, Iya jawabanya.
Perkenalkan nama palsu saya Jeruk Purut. Sedih banget rasanya memberi
nama Jeruk Purut. Its Ok. Ini adalah fiksi. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
Sebagai tokoh utama dalam cerita ini. Saya bergender cewek dengan usia
20+. Kerjaan di dalam kamar guling-guling alias nganggur. Aneh, diusiaku
seperti ini saya masih mendapat suplay dari mama & papa foundation. Menurut
kalian gimana, apakah ini masih sah? Selama ini saya tidak menolak mendapat
suplay, karena itu sumber rejeki saat ini.
Akhirnya, saya berkenalan dengan ini App dan saya mulai dig money. Its
feel good. Terimakasih kepada temanku. Maaf, atas nama privasi saya tidak bisa
sebut nama kamu dengan jelas disini. You are good.
Rasanya aneh memulai menulis, ada saja hal yang menganggu. Terutama
bagian ide, dan akhirnya membuat saya curhat.
Sebagai Jeruk Purut, saya akan berusaha membuat anda menikmati kisah
yang tertuang disini. Saya belum tahu kisah apa yang akan saya ceritakan.
Jeruk Purut terlahir dari keluarga Jeruk-jerukan (rasanya ngakak, saya
menulis kalimat ini). Karena saya Jeruk Purut, saya ngak mungkin terlahir
sebagai putri tunggal, pewaris kekayaan tunggal.
Keluarga saya banyak. Atas nama privasi tidak saya sebutkan jumlahnya
saat ini. Jadinya, dirumah saya selalu rame. Ada aja yang bikin ribut. Tenang
kalau sudah tidur semua, hihihi.
Emak saya hanya satu. Bapak saya juga satu.
Saat ini saya sedang berkuliah di salah satu PTN terbaik di Indonesia
dan itu biasa saja, bagi saya. Malahan saya berharap segera lulus saja dan
memulai kehidupan baru yang berbeda.
Sebagai pelajar, saya merasa bodoh. Kurang berpengalaman. Masih menyukai
hura-hura.
Hura hura adalah kamu menghabiskan uang dengan hal-hal yang kamu sukai
tanpa bekerja mendapatkan uang. Hihihi. Menyedihkan atau tidak nasib saya?
Kenapa saya diberi nama Jeruk Purut oleh penulis sialan ini? Seharusnya
dia memberiku nama yang lebih baik. Sesuai pasaran 2021.
2021-2022-2023-2024-2025 Jadi apa saya nanti, tentu saja saya akan tetap
menjadi Jeruk Purut gegara si Penulis. Siapa sih dia?
Tentu saja dia akan memberikan kisahnya kepada saya. Hmm nasib menjadi
tokoh dalam cerita seperti ini. Terima nasib terus. Gimana kalau saya yang jadi
penulis dan dia jadi tokoh cerita saya. Saya bakalan kasih nama Cacing Lurus.
Wkwkwkwk.
Karena saya sudah terlanjur menjadi alias Bernama Jeruk Purut, saya akan
mulai kisah saya disini. Jalan hidup, sesuai dengan judul episode ini
….
Jalan hidup itu tidak boleh disesali, karena itulah yang terjadi. Jadi
sebelum kita membuat keputusan sebaiknya kita berpikir baik dan buruk dan kalau
memang terjadi tidak sesuai keinginan bersabarlah, karena itulah sejatinya
kehidupan.
Kalau memang ingin hidup enak, ya di surga. Bagi orang-orang yang percaya
akan surga. Bagi yang tidak, mereka memiliki opini sendiri dimana kehidupan
yang enak. Saya tidak tahu.
Sebagai Jeruk Purut, kalian tentu belajar biologi, seperti itulah asal
saya. Jadi Mama dan Papa yang juga seperti Jeruk Purut (ini hanya fiksi, Ma, Pa
jangan diambil hati). Mereka menikah karena angin atau karena kumbang saya
belum tanyakan ini kepada mereka. Lahirlah saya. Saya menjadi Seperti ini.
Kami hidup di kebunnya orang, tepatnya dibelakang rumahnya orang. Orang
itu bernama palsu bapak Rudi, bapak Duri. Saya merasa bahagia pada saat itu,
karena saya Jeruk Purut dan orang tua saya juga mirip dengan saya, Jeruk Purut
pula. Saya merasa tidak miskin. Saya merasa tercukupi. Saya merasa beruntung
hidup di belakang rumah Bapak Duri ini. Selayaknya tetangga dia sering berbagi
kepada kami untuk beberapa hal, ada baik-baik dan ada buruk-buruk. Maklum Bapak
Duri ini juga manusia biasa-biasa aja. Bukan setengah Dewa dan bukan juga
setengah Jin. Keluarga kami juga ya biasa-biasa saja, karena kami juga bukan
setengah Jin dan bukan setengah Dewa.
Masa kecil, saya bermain-belajar-bermain-bermain-bermain. Kayak anak
kecil lainnya.
Masa remaja, saya bermain-belajar-bermain-bermain-bermain-bermain. Sama
kayak anak remaja lainnya.
Masa dewasa, saya bermain-belajar-bermain-bermain-bermain-bermain-bermain.
Tidak sama dengan orang dewasa lainnya.
Cerita selesai, guys. Tidak ada yang menarik untuk diceritakan.
Bermain adalah hal yang seru jadi saya bermain terus. Bagaiaman pendapat
pembaca yang budiman, kalau orang dewasa bermain terus dengan alasan itu adalah
hal yang seru?
Mengerikan
Apa yang seru dari kehidupan ini, yang pantas dibagi kepada para pembaca
sekalian? Rasanya kehidupan pembaca lebih seru dibanding dengan kisah sepohon
Jeruk Purut. Karena Jeruk Purut adalah tokoh fiktif, jadi saya bisa bolak-balik
agar menjadi seru. Hahahaha.
Setelah kelelahan bermain dan menikmati semua. Si Jeruk purut ini sadar,
dan mulai mempertayakan dirinya sendiri. Kenapa dia menjadi Jeruk Purut? Untuk
apa semua ini?
Akhirnya dia mulai melihat kehidupan dengan cara berbeda. Apa saja yang
telah Jeruk Purut kuasai. Ngapain saja selama ini. (Guys saya lelah menulis
kata Jeruk Purut, mulai sekarang saya akan menyingkatnya menjadi JP saja, bukan
Jupe ya)?
Merenung-merenung-merenung-merenung
Apa yang JP sukai? Bermain-main. Kalau main terus tidak ada hasilnya,
jadi gimana?
JP butuh duit yang banyak, sepertinya JP sudah mulai tumbuh dewasa.
Memikirkan kehidupan yang sesungguhnya, padahal masih mau main.
JP mulai memikirkan, apa-apa saja yang menyenangkan dan menghasilkan
duit. Setidaknya saya mulai berusaha keluar dari zona nyaman.
Tituttituttituttitut. Dorrr
Tidak terjadi apa-apa dengan kehidupan JP, dia masih suka hura-hura.
Masih suka bermain-main. Masih suka apa saja yang membuat dia senang. JP gagal
menjadi dewasa lagi. Hahahaha.
JP belum siap menjadi dewasa.
….
(Tokoh JP kok jadi ngeri begini, tidak sesuai harapan pembaca dan
penulis).
Namanya juga Jeruk Purut, jadi konyol kehidupannya. Padahal jeruk purut
sudah punya tugas dan fungsi sesuai dengan aturan ilahi, kenapa ketika jadi
tokoh cerita kehidupannya jadi suram begini.
Ok, guys. Kita akan buat tokoh JP ini bersenang-senang dengan segala
aturan mainnya.
….
Udara sejuk, sesejuk air. Langit sedikit sekali cerah, tepatnya
remang-remang. Bintang malam masih saja dilangit berkelip-kelip. Belum
jadwalnya menghilang. JP masih dibalik selimut. Malaikat kecil yang bersemayam
dihatinya, membangunkan untuk sembahyang.
“Tunggu, tidur ini terlalu indah untuk ditinggalkan”.
Pagi hari. burung-burung masih berkicau menambah merdunya pagi hari yang
mulai memanasi bumi. Sedikit hangat.
JP menggeliat, membuka mata.
Subuh lewat begitu saja.
JP bangun, menuju toilet, membersihkan diri.
Mengambil air wudhu di pancuran, airnya yang masih sejuk sisa malam. Menyegarkan
pori-pori tubuhnya. Dibasuhlah tangannya, dihilangkan dosa-dosa yang sering
dilakukan lewat tangan. Disapu wajahnya agar senantiasa cerah, bercahaya.
Dibersihkan kakinya agar selalu menuju jalan yang benar. Sesungguhnya saya
masih tetap bertuhan Allah, saya masih menjadi umat nabi Muhammad dan tetaplah
saya menjadi orang-orang yang baik.
Diambilnya mukena, digelar sajadah. Dan sembahyang. Ya, Tuhan saya
mengganti shalat subuh yang telah berlalu.
Habis shalat, masih merasa berdosa kepada Tuhan. Maafkanlah, Hamba.
Hamba khilaf, semoga besok tidak khilaf lagi. Tuhan selalu memaafkan
hamba-Nya. Tidak sepatutnya hambanya bermain-main dengan dosanya yang tidak
pernah usai hingga menuju liang lahat.
Yang diminta hanya satu, ampunan sang pencipta, yang maha Esa. Maha
tunggal. Sang Pencipta langit dan bumi dan yang ada di keduanya. Kurang apa
kamu?
Semua sudah dikasi, kamu hanya perlu bersyukur, berusaha dan berdoa. Hak
hidup udah di tangan, hak mati juga udah digariskan. Hak hidup dan hak mati
ternyata bukan milik kita sebagai manusia, kita hanya menjalani saja.
Perjalanan yang kadang sunyi, kadang ramai. Penuh segala rasa, rasa
sedih, rasa bahagia, rasa aduhai, rasa syukur, rasa ingin semua namun hanya
sabar yang ada. Ah, semua rasa mengingatkan aku pada seorang yang tidak pernah
datang lalu pergi.
Ya, dia tidak pernah datang dan pergi begitu saja. Apalag kalau bukan
angan. Angan kosong. Tidak pernah hadir, lalu pergi begitu saja seakan tertiup
angin, padahal angin juga belum mengenalnya dengan baik baik.
Dimanakah semua, saat Tuhan menjadi maha kuasa akan kehidupan dan kita
juga merasa berkuasa akan takdir kehidupan yang sulit untuk dieja. Selalu saja
ada rintang yang menghalang dan membuat semua lelah tanpa ada laku dan luka
yang menyisih sedari dulu.
Dulu, saya bla-bla-bla-bla-bla-bla
Sekarang, saya bla-bla-bla-bla-bla
Nyatanya kamu adalah serpihan dari kehidupan yang kamu atur sendiri
takdirnya. Tentu saja kamu menjadi seakan sebagai sang pemilik kehidupan ini,
nyatanya hanya minjam saja dari kehidupan yang abadi lalu kamu sebut fana.
Kita menyebutnya fana, karena ada kematian yang selalu disebut dalam
penghujung waktu yang tidak pernah diberitahukan kedatangannya, seakan
mengintip dan terus memantau akan kehidupan yang membuat malu-malu pemiliknya.
Kematian itu adalah duka yang kita hisap melalui udara lalu singgah di
hati menjadi nestapa lalu melinangkan air mata yang membuat kamu menyebut
sebagi sedih. Sesedih itu kamu, hanya bisa berair dan menahan dada yang sempit
dan enggan untuk membuka. Sperti seekor kura-kura yang sedang mengamankan diri
dalam tempurung rumahnya. Ada Bahaya.
Bahaya yang tidak pernah kamu sebut sebelumnya karena terlalu asik
dengan keindahan yang membuat kamu mengurung diri dalam balutan hijab (hijab
disini diartikan sebagai kain hitam penghalang sebagai lambang persembunyian
bukan kain kerudung wanita islam) panjang hitam yang memenjarakanmu dalam diam
dan sunyinya kehidupan.
Aku kurang tahu, mengapa ada kata yang tidak pernah kamu katakan saat
bertemu? kamu menyimpannya dalam balutan diam yang kamu tutupi senyuman indah.
Seakan kamulah pemilik sah kebahagian yang tidak pernah kamu bagi pada
siapapun. Siapapun itu, seakan kamu takut, mereka akan mencuri kebahagian itu
darimu dan dari alam semesta.
Nyatanya, semua adalah milik bersama dan hanya kamu saja yang yang
bersikap arogan atas rasa dalam dada sesempit telapak tangan yang engkau buka
tutup sedari pagi hingga menjelang larutnya malam. Kamu simpan begitu saja,
tanpa tahu tujuannya.
Bagi yang percaya kepada sang Pencipta, tentu kita kembali kepada-Nya.
Bagi yang tidak percaya kepada sang Pencipta, ada dua kemungkinan, ke mana saja
perginya sesuai dengan takdir atau mengikuti apa yang dulu telah diikuti
sewaktu hidup.
Surga dan Neraka adalah perkara mudah, bagi orang yang suka memudahkan
urusan orang lain. Sebaliknya, hukum berlaku sesuai dengan sunnatullah, alias
ketentuan Allah. Jangan ngada-ngada lagi, atau membuat belokan agar bisa
selamat dalam kata orang, padahal hasilnya sama saja. Ke ujung waktu yang telah
digariskan, hanya dua. Kehidupan yang penuh keindahan sesuai dengan janji manis
Allah atau yang satunya, sesuai dengan janji Allah juga, penuh dengan
kesengsaraan.
Sama saja kehidupan ini, di dunia atau akhirat. Hanya saja saat ini kita
butuh usaha untuk memperbaiki diri, di akhirat hanya menerima nasib sesuai
dengan kehidupan yang dulu tanpa usaha.
Sulit juga bagi kita yang kurag dalam ilmu, hanya menduga dan penuh
prasangka yang hanya di bayangan saja yang belum jelas hasilnya. Tentu
hipotesis kadang membuat kita tersudut dalam keraguan yang semakin mencekam,
lalu membuat kita memenjarakan diri dalam bulatan kata tanpa fakta.
Disinilah keberanian yang disebut sebagai bagian dari ras adiuji lewat
prilaku dan sikap serta kemantapan hati dalam mengambil keputusan siaga 1.
Olehnya, latihan dalam bersikap adalah sebuah pelajaran nomor satu dalam
kurikulum kehidupan ini.
Sebagai Jeruk Purut tentu agak susah (mulai berpikir yang susah-susah
lagi, memang lebih suka hidup susah, Anda). Mari diganti, Sebagai Jeruk Purut,
tentu mudah jika kita menjalani kehidupan dengan segala rasa yang positif,
senantiasa bersyukur kepada tuhan YME (yang maha Esa). Bersyukur dulu, agar
dimudahkan semua urusan, karena selalu ada jalan menuju rumah. Rumah saya
sendiri. Rumah Si Jeruk Purut yang penuh dengan aroma jeruk Purut. Masa, iya
rumah jeruk purut penuh dengan aroma jeruk keprok, kan salah nama alias nama
palsu.
Mulai ragu, keraguan yang menimbulkan kecemasan. Kecemasan membuat orang
bingung. Bingung membuat orang berprasangka lebih ke negatif.
2
Setelah selesai shalat, menghadap dan menyerahkan diri kepada tuhan sang
Pencipta, duduklah JP depan meja rias. Melihat wajahnya yang masih setengah
dalam dunia mimpi. Ditatapnya wajahnya dalam-dalam. Masih cantik, masih muda,
masih penuh tenaga. Mengapa hatinya layu sebelum berkembang.
Layunya hati, seperti tanaman yang lupa untuk diairi, disirami, dirawat,
diberikan beragam pupuk agar tumbuh dengan subur. Bisa menghasilkan bunga dan
buah yang bisa dibibitkan ulang.
Seperti biasa pagi yang lewat, membuat hari makin membuat JP merenung.
Mau apa hari ini?
Mau apa juga, hasilnya sama. Jiwanya sudah tua sebelum umurnya. Jiwanya
aus dimakan masalah yang tidak kunjung ada penyelesaiannya. Jiwanya telah
ditawan oleh waktu yang menyusut menjadi usang.
Ayolah, masih muda masih penuh tenaga.
Datang ke kampus. Hang-out. Lelah. Pulang. Persiapan tidur lagi.
Berputur terus tanpa ada jeda yang menjadi pengingat bahwa kehidupan bagain dar
pernafasan yang memang harus segera dilakukan tanpa batas tanpa jeda semua
mengalir seperti air, menempati semua ruangan dan mengisi dengan beragam zat.
Tidak dengan hari ini. Hari yang melelahkan. Belum memulai hari sudah
melelahkan. Sudah mau baring-baring lagi. Baring-baring inilah yang membuat
jiwanya semakin tidak pernah uth, tidak berkembang dan tidak tumbuh. Malah
berubah menjadi debu, eh dihinggapi debu lalu ditumbuhi jamur berubahlah mejadi
cewek kutilan. Cewek kutilan, masih kutilan, belum menjadi kuntilanak yang
hanya bergerilya di malam hari.
Akhirnya JP merapatkan punggung di kasur yang masih belum dibenahi
sedari tadi. Tidak erlu dibenahi karena JP masih saja berkemul disana dan
menutup mata juga. Hari ini menjadi sebelum malam. Dinikmati dengan mata
terpejam lalu hilang. Berharap besok tidak ada perubahan. perubahan itulah yang
membuat dia merasa tertinggal dan terkucilkan lalu menghilang dalam sudut
kehidupan yang tidak pernah muncul. Tidak terkenali bahkan tidak pernah dieja
dalam alpabet oleh orang disekitar.
Hidup ini jalan panjang. Sepanjang nafas sebagai anugrah (anu gratis
dari Tuhan yang maha esa) yang kadang tidak pernah disebut dalam rasa syukur.
Seakan kehidupan dan pernafasan adalah dua hal yang bermusuhan.
Saya menyia-nyiakan semua, kehidupan yang sudah terlanjur gratis.
Menyia-nyiakan apa saja.
Sudahlah. Biarkan semua berlalu. Diambilah buku catatan. Di baca, apa
saja yang menjadi mimpinya.
Hanya mimpi disana, yang dia tulis. Mimpi yang tidak tahu kapan
terwujud. Toh saat ini, JP masih dalam posisi yang sama. Tidak ada yang indah.
Semua terasa kelam, hidupnya kelam. Sekelam lampu neon yang mengantung
dilangit-langit. Bisa saja sinar lampu itu lebih terang.
JP bangkit, mematikan lampu. Membiarkan kamarnya muram. Menengelamkan
dirinya dalam lautan tidur. Biarkan semua berlalu sesuai kemauaanya
masing-masing. Saya tidak melawan arus, apalagi takdir Ilahi yang semakin
mengganas, menurut JP.
….
Saat SMA, JP adalah seorang murid biasa saja yang hobi membaca, semuanya
seperti pilihan dalam kehidupan. Kamu bisa memilih hidup seperti apa.
JP memilih melangkah pergi, mencari kehidupan yang diinginkan jiwanya
hingga dia tertambat dikota yang peuh ikan. Semua orang disini menyukai ikan.
Banyak ikan dari beragam jenis, dari yang terkecil hingga terbesar. Dari yang
dikenali hingga yang tidak dikenali. Dari pinggiran rumah sampai dari lautan
lepas. Semua terkumpul disini. Sebut saja kota yang ditinggali oleh JP adalah
kota Ikan.
Di kota ikan ini, nelayan adalah profesi yang membanggakan, mereka bisa
berlayar membelah lautan hingga ke Australia dengan perahu homemade. Bahkan
nelayan dari sini juga bisa berlayar hingga ke jepang, tentu saja dengan perahu
homemade. Bukan perahu mereka menyebutnya sebagai tituttitut dalam bahasa
Indonesia kapal besar yang terbuat dari kayu.
Sangat luar biasa mereka, para nelayan. Semangatnya melampui gari pantai
Indonesia raya.
Selain jago menangkap ikan, istri para nelayan jago mengolah ikan. Ada
beragam masakan ikan dengan ciri khas yang unik dan berbeda. Dengan cara yang
sederhana, mereka dapat mengolah ikan menjadi super lezat.
Dari sini, JP mengetahu bahwa ikan bukan hanya sekedar ikan. Ikan dalah
kehidupan, warna lain dari lautan yang ganas. Aroma, bentuk, warna, tekstur,
cita rasa semua khas. Memiliki fans masing-masing. Memiliki musim
masing-masing. Mereka hidup dilautan dengan cara yang berbeda.
Saat JP berkunjung disalah satu pelelangan ikan terkenal seantero
nusantara, berkat nelayannya yang super gagah berani. JP terkejut, ada ikan
yang membuat dirinya tidak mampu memakannya. Ikan itu kabarnya tidak dimakan,
namun mereka menangkap untuk dimakan. Hahahaha. Kehidupan sudah dikacaukan oleh
mereka yang memiliki beragam opini tentang ikan yang halal dan haram
berdasarkan hukum teritori.
Nelayan, selalu ada rahasia diantara mereka. Tidak perlu anda mencari
tahu, karena mereka juga tidak ingin dicari tahu. Apalagi terkenal hingga masuk
media sosial lalu viral. Lalu dipanggil polisi seperti tokoh-tokoh itu yang
sudah terlanjur viral.
Nelayan tidak begitu. Cukup bahagia, jika istri dan anak-anaknya hidup
dalam keadaan baik-baik saja. Tercukupi kebutuhan hari ini. Hanya hari ini.
Bukan besok. Karena besok masih misteri. Misteri itu milik Tuhan seluruh alam.
Ada cerita yang bagus untuk disimak, saat laut mengganas. Apa yang akan
dilakukan oleh para nelayan?
Mereka tidak melakukan apa-apa kecuali berharap semua akan berlalu
dengan sendirinya. Tentu saja, mereka melakukan beberapa hal yang akan membuat
mereka tetap baik baik saja, selamat sampai ke rumah masing-masing.
Di lautan, kehidupan berbeda. Semua harus terukur sesuai dengan
persediaan, kesiapan, dan kemampuan.
.
Mereka meninggalkan daratan, sumber kehidupan asli mereka dengan
persediaan yang mereka anggap cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka. Persediaan
itu meliputi makanan, alat tangkap, alat penyimpanan ikan, pakaian dan bahan
bakar. Memastikan kapal berjalan dengan selamat sampai mereka kembali.
Kesiapan mereka mendapatkan ikan, kesiapan mereka mendapatkan berkah
dari laut dan kesiapan mereka menghadapi hal yang tidak bisa dipikirkan. Semua
membutuhkan kesiapan baik secara metal maupun fisik. Agar kemampuan mereka
dalam menangkap ikan maksimal
Kemampuan mereka mendapatkan ikan, menjelajah lautan, mengejar, berlari
dan sembunyi dari apa saja yang membuat mereka menjadi para penakluk lautan
yang seperti meminta kehidupan mereka.
....
Kisah nelayan sangat seru untuk diceritakan, sayangnya penulis tidak
pernah menjadi nelayan atau menjadi istri nelayan. Kehidupan mereka penuh
intrik. Rumah tangga mereka seasin lautan. Kisah mereka pantas untuk disajika
sebagai bagian dari kehidupan di dunia ini. Mereka adalah salah satu tokoh yang
harus dimasukan dalam sastra indonesia. Selama ini saya tidak pernah membaca
karya sastra kisah nelayan dengan beragam aneka kisah petualang mereka.
Nonton si bajak laut, Monkey de Luffy. Pikiran saya makin aneh jika
mengabungkan kisah nelayan dengan Monkey de Luffy pemakan buah setan. Nyatanya
di lautan ada setan juga, ada bajak laut juga, ada polisi kelautan juga, ada
hal-hal yang tidak wajar untuk dikisahkan berdasarkan pengalaman mereka.
BTW anime itu worth it untuk saya dan saya tidak pernah menonton sampai
selesai. Syedih nasib saya. Kalian tim Luffy, angkat jempolnya.
Menonton beragam serial film, membuat saya semakin liar, termasuk dalam
cita-cita. Pengennya juga menjadi seperti Luffy.
Keliling dunia pakai perahu, kapal atau apa saja. Modalnya nekat saja.
Kita bisa melihat sifatnya luffy terwaris dari bapaknya yang juga seorang bajak
laut. Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya.
Serunya kehidupan, tanpa ke-haluan dan keplasuan. Semua musuh nyata di
depan mata. Semua nyata siapa teman, siapa temannya teman. Semua terkisahkan
dalam tim yang saling melengkapi, saling support dan saling berbagi tawa
bersama.
Semua diangkut dalam pelayaran menuju pulau greenland yang tidak ada
dalampeta jaman sekarang. Semua ilusi yang sangat mengasyikkan dan memuaskan
untuk ditonton. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan dalam pemburuan ini.
Semua hidup dalam kehidupan yang mengasyikan, penuh tantangan yang terus
diselesaikan dan harus diselesaikan dengan beragam cara. Akhirnya semua
terselesaikan dengan baik, karena itulah kehidupan yang bersifat terus bergulir
dan terus berputar seterusnya tanpa ada yang mau menghentikan.
Semua menuju tujuan yang secara langsung maupun tidak langsung
ditetapkan oleh diri sendiri dan oleh beberapa orang yang turut beropini.
Beropini saja, hanya opini. Selebihnya adalah sebuah kejadian.
Awalnya adalah sebuah keterbukaan menerima semua informasi, setelahnya
pilih yang mana yang membuat Anda sampai pada tujuan, yang mana Anda adalah
sebagai pelaku utama yang bekerja keras berada disana dan dibantu oleh semua
orang yang sayang dan menyayangi Anda.
Tidak perlu banyak, Banyak juga bagus. Semua solid, menyatu dalam satu
tujuan yang sama yakni menyenangkan diri dan orang disekitar yang ikut merasa
senang juga dengan keberadaan Anda.
Kalu sendiri, terlalu sepi dan dingin. Semua seperti angin lalu yang
berllau dengan kenangan tanpa bekas. Ada jejak yang dihapus dalam kesendirian
yakni bersama dengan Tuhan yang tidak pernah dilihat dan hanya dipercaya saja.
3
“Benaran kita bakalan pergi ke kecamatan Ikan Bolu (nama kota palsu,
tidak ada di peta)”. Tanya JP ke Bambu. Bambu adalah seorang nama palsu dari
teman JP yang telah lama berteman. Mereka pertama bertemu saat masuk kampus
ini.
“Iya, beneran. Saya, Jati, Randu, Kina yang mau pergi, Kamu mau ikut?”
Jawab Bambu. Tawar Bambu kepada JP.
“Iya, mau Banget. Saya juga mau survey cari lokasi penelitian”. Jawab JP
antusias. JP udah butuh refreshing, bukan butuh memang doyan aja dia sama
jalan-jalan. Mengunjungi tempat baru. Baginya melihat dunia baru adalah
kehidupan baru yang mengesankan, seakan dia terlahir lagi dengan jiwa baru yang
muda dan penuh warna. Semua akan semakin menyenangkan jika kehidupan itu diukir
bersama dengan orang-orang yang menyenangkan.
“Hubungi Kina, nanti kamu berboncengan sama Kina”.
“Oh, iya. Makasih. Saya kabari lagi”. Jawab JP sembari mencari nomor
Kina di ponsel pintarnya.
Kina adalah salah satu cewek yang cerdas dan single. Kecerdasannya
melampaui cewek-cewek yang notabene adalah pemburu ranking. Sayangnya,
kecerdasannya menjadikan dia bodoh amat dengan urusan hati. Statusnya selalu
happy dimanapun berada. Bodo amat sama yang lain. Uhuk. Uhuk. Bikin batuk tidak
berdahak keputusannya. Apalagi buat para si bucin yang sering aktif menggangu
jadwal kehidupan yang menyenangkan.
“Kin, kamu mau ikut ke kecamatan Ikan Bolu sama anak-anak”. JP
mengirimkan pesan ke Kina
“Iya pegen, sih. Sayangnya, belum pasti. Kamu mau ikut juga?” Jawab Kina
“iya, saya pengen ikut. Yuk, barengan”.
“Nanti saya kabarin lagi ya, belum pasti nih”. Jawab Kina. Hmmm. Hmmmm.
Selalu banyak acara yang terjadwal. Sulit diajak meng-hura-hurakan waktu yang
tersedia hanya 24 jam sehari.
Perhatian teman-teman, kalau temen kalian ngirim pesan macam tuh, dah
pati tujuh puluh persen tidak mau ikut. Jadi jangan berharap seratus persen
atau berusaha membujuk dia untuk mau ikut. No. Big No.
JP pun membiarkan semua berlalu, harapannya kecil. Sebagai orang baik JP
tetap menunggu kepastian dari Kina. Sebelum membuka opsi yang lain. Yang lebih
pasti.
Keraguan sebaiknya ditinggalkan, jika memang keraguan adalah pilihan
segera bertindak apa yang membuat kamu yakin, pergilah untuk cross chek sendiri
agar semua jelas sesuai aturan mainnya.
Tiga jam berlalu. Akhirnya Kina mengirimkan pesan sesuai dugaan
“Maaf ya JP, saya tidak ikut. Ada yang ingin saya selesaikan”.
Ok
Itulah jawaban yang paling tepat. Tidak perlu bertele-tele. Biarkan Kina
dalam keputusannya sendiri. Hidup hanya sebuah pilihan A sampai Z. dan itu
sah-sah saja untuk dilakukan.
JP pun akhirnya menghubungi beberapa temannya yang merupakan penghuni
kecamatan Ikan Bolu. Seperti namnaya, disini tersedia banyak ikan, termasuk
ikan bolu sebagai minoritas. Hampir delapan puluh persen mereka adalah nelayan
dan petani. Menjadi nelayan saat musim timur, dan menjadi petani saat musim
barat. Pergantian musim yang extrim tidak bisa dipaksakan untuk mejelajah
lautan. Masih sayang istri dan anak-anak dirumah jika harus ditingglkan di
musim barat.
At least, JP setuju untuk pergi ke kecamatan ikan Bolu bersama salah
satu temannya yang merupakan salah satu warga dari mereka. Sebut saja nama
palsunya Jambu Manis. Sesuai namanya Jambu Manis ini orangnya manis. Suka
memudahkan urusan orang lain. Pandai bernegosiasi dan pandai bercerita apa saja
berdasarkan pengalamannya.
Habis shalat Duhur kita start. Itulah kesepakatan antara JP dengan Jambu
Manis.
...
Baiklah diedisi ini kita sebut Jambu Manis sebagai JM dan Jeruk Purut
sebagai JP. Keduanya akan berboncengan dengan sepeda motor. Tentu saja, diatas
motor keduanya akan bercerita banyak hal yang menarik untuk disimak.
Kalau kalian sendiri, tema cerita apa saja yang akan kalian bicarakan
saat bersama dengan teman dan diatas motor?
“Saya jemput di halte jam satu teng ya?”
“Iya, saya sudah siap ini”
Tepat jam satu, JM datang dengan sepeda motor warna merah kesayangannya.
Merekapun melanjutkan perjalanan yang akan ditempuh selama 2 jam. Dua jam
bukanlah waktu yang sebentar untuk menghabiskan waktu bersama dengan orang yang
sangat dekat. Duduk bersisian. Bercerita apa saja?
“Apa kabar kampung anda?”
“Alhamdulillah baik”
“Adakah yang panen ikan Bolu hari ini, yang bisa dibakar?”
“Setiap hari, selalu ada orang panen ikan”.
Sesuai dengan namanya, Ikan Bolu adalah favorite mereka, favorite
orang-orang disana. Tidak ada yang tidak menyukai ikan Bolu jika yang masak
adalah chef kampung Ikan Bolu.
Mereka memiliki resep khusus untuk memasak ikan Bolu, bergantung dengan
keingin dan selera makan mereka.
“Paling enak Ikan Bolu, dimasak apa?”
“Kalau saya dibakar”. Ikan Bolu yang dibakar dengan sambal ataupun tanpa
sambal sangat enak. Aroma harum khas ikan bakar menguar, memenuhi selera makan.
Sepiring nasi pandan panas. Sayur sop ataupun sayur bening sangat pas sebagai
pelengkap makan.
Kalau ingin lebih mantap, makanlah ditempat terbuka bersama keluarga.
Bisa dibawah pohon mangga, bisa di gubuk-gubuk yang ada ditengah empang. Bisa
diteras rumah. Wah, udara sejuk, angin sepoi-sepoi menambah gairah makan
semakin lahap.
Cara membakar ikan bolu berbeda-beda. Pertama-tama pilihlah ikan bolu
yang masih segar, belum dimasukan kedalam lemari es. Masih memiliki mata yang
sehat, ingsan yang merah, tidak ada luka di sisiknya. Tahap kedua, bersihkan
ikan bolu. Jangan sampai memecahkan empedu ikan ketika membersihkan, akibatnya
bisa fatal. Ikan menjadi pahit dan kurang lezat saat dimakan. Cuci bersih
dengan menggunkan air mengalir, agar tanah dan kotoran benar-benar hilang.
Sekarang kalian bisa memilih apakah akan membersihkan sisik ikan atau
membiarkan disana. Tidak ada masalah. Sisik ikan akan menjadi pelindung saat
dibakar, sisik akan mencegah gosong pada daging ikan.
Selain itu bakarlah dengan menaruh sambal diatas ikan dan didalam perut
ikan. Bisa juga dengan membelah pungung ikan dan meletakkan sambal.
Sambal-sambal ini beragam. Umumnya ini adalah perpaduan antara,jeruk
nipis, bawang merah, bawang putih, merica, minyak sayur, garam, dan lombok.
Daun cemangi adalah kunci. Taruhlah beberapa daun cemangi agar aromanya
menguar, meresap kedalam daging ikan.
Jika memang, tidak ingin memberikan sambal pada ikan saat dibakar. Cukup
bakar saja dengan atau tanpa garam.
Bakarlah diatas arang, perhatikan dengan baik agar ikan tidak gosong dan
ikan masak dengan sempurna.
Ciri-ciri ikan masak dengan sempurna adalah, daging ikan menjadi keras.
Tidak patah. Saat diangkat.
Sajikan diatas piring dengan lapisan daun pisang hijau, agar estetika
makanan sangat indah.
untuk membuat sambal makan, sambal yang disajikan saat makan adalah
dengan cara tumbuk kasar cabai rawit, tambahkan garam, tambahkan vitsin dan
terakhir jeruk nipis. Berilah minyak panas agar lombok masak setengah, dengan
begitu cabai rawit sedikit ternetralisir.
Selain dibakar, Ikan bolu memang cocok untuk dimasak dengan cara
direbus, digoreng, dipindang, dipepes, dijadikan ikan kering.
Ikan kering ikan bolu, Ikan setengah kering.Jadi ikan bolu dibelah
menjadi dua, dijemur, tidak sampai kering. Lalu diolah. Rasanya seperti tidak
ada duanya. Bisa bersaing dengan ikan bakar. Tekstur daging yang berbeda, rasa
yang berbeda dan yang paling mantap adalah sajian yang berbeda.
meskipun sama-sam digoreng, ikan bolu setengah kering sangat lebih
mantap.
Ikan bolu goreng, ini yang gurih. Mendapatkan daging yang gurih dengan
cara, lumuri daging ikan yang sudah dibersihkan dengan jeruk nipis dan garam.
Jika tidak memiliki jeruk nipis bisa menggunakan asam jawa. Garamnya banyakin
saja. Agar asin dan asam berpadu meresap kedalam daging ikan. Ikan goreng juga
paling cocok dimakan saat masih panas ikannya.
Untuk direbus sendiri, kalian bisa memberikan bumbu berupa cabe rawit,
bawang putih, kunyit, asam, untuk bawang merah sebaiknya digoreng. Goreng
bawang merah sampai bewarna kecoklatan keemasan, masukan bersama minyak yang
telah dipakai menggoreng. Minyak dan bawang merah akan menambah aroma pada
masakan.
Ikan Bolu pindang hampir mirip dengan olahan diatas, hanya perlu
ditambahkan tomat, dan kecap. Ah, penulis bingung, ternyata pindang menggunakan
kecap sebagai resep dan itu tidak masuk di akal penulis. Hihihi. Selama ini
kecap tidak masuk dalam list resep masakan penulis.
Resep terakhir yakni dipepes. Ini adalah masakan lezatnya yang
paripurna. Berikan sayatan pada permukaan daging ikan Bolu, sehingga bumbu bisa
meresap melalui celah-celah tersebut. semakin hari-semakin enak, bumbu akan
meresap dan ikan makin kesat, kering dan tahan lama. Tidak bakalan bosan makan
ikan pepes. Karena rasa dari bumbu berupa bawang merah, bawang putih, cabai,
garam, kemangi, tidak akan hilang. Ditambah aroma daun pisang bakarnya yang
ikut meresap kedalam daging ikan. Sangatlah paripurna. Apalagi ikan Bolu
dibungkus sendirian, maksudnya satu ikan bolu satu bungkusan. Jadi aroma dan
rasa semakin kuat dan dimiliki oleh masing-masing ikan.
4
Sajian ikan memang masih primadona. Hobi menangkap ikan juga masih
primadona. Memilah dan memilih ikan juga masih primadona. Intinya ikan masih
jadi Primadona dan akan selalu menjadi primadona. Apalagi saat mentrinya juga
hobi menenggelamkan kapal ikan asng yang mencuri di perairan indonesia, Ahh,
mentri perikanan dan sumber daya laut juga menjadi primadona.
Dari ikan, kita bisa melihat beragam kehidupan dunia yang tidak perlu
membuat kamu cemburu. Ikan juga tidak pernah cemburu dengan ikan yang lain,
mereka saling membanggakan diri mereka dengan kelezatan yang dimiliki oleh
tubuhnya (tercium aroma p-syko). Serat ikan yang berbeda, menambah setiap ikan
memiliki fans sendiri (fans manusia yang ingin selalu menyantapnya). Tentu
saja, ada skill dalam pengolahan ikan agar ikan tersebut benar-benar memiliki
tasteyang pas untuk dikunyah dan ditelan sebelum diolah di dalam usus.
“Keluarga kamu juga punya empang?”
“Keluarga saya tidak punya, paman saya yang punya. Sama saja, karena
setiap panen, kami dapat bagian dari hasil panennya”. Ikut panen saja, ikut
makan, ikut merasakan kelezatan ikan fresh from empang. Tidak ikut nanam,
tidak ikut merawat, apalagi membantu jagain ikan yang selalu berenang dengan
bahagia.
“Bagus-bagus. Apa-apa yang ditanam di empang?”
“Setahu saya mereka menanam ikan Bolu. Itu saja”.
Dalam empang, yang tumbuh bukan hanya ikan Bolu. Meskipun hanya ikan
bolu yang ditanam. Ikan Mujair juga ikut tumbuh. Ikan Betik, Ikan sepat. Tidak
pernah absen. Mereka muncul sendiri, sepertinya mereka dilahirkan dari tanah
dan air. Menyulitkan untuk dipahami. Selain itu, ada joi atau jenis
kerang-kerangan yang memang suka hidup diantara empang-empang. Mungkin bisa
juga mereka terbawa oleh aliran air yang datang dan pergi sesukanya sesuai
jadwal.
“Itu bagus kalau punya empang sendiri, kita bisa piknik cari ikan
kapanpun”.
“Iya bagus memang, Biasanya mereka mengundang kami untuk pergi ke empang
mereka. Sekedar untuk bakar-bakar ikan”. Bakar ikan sambil cerita sampai sore,
sampai habis pembahasan.
“Berapa luas empang disana”.
“Luas sekali disana, setiap orang rata-rata memiliki lima hektar. Ada
juga yang punya satu hektar atau hektar. Rata-rata mereka punya lima hektar
sampai sepuluh hektar”.
“Itu sangat luas sekali, juragan empang namanya”.
“Tidak semua juga punya empang, yang punya ya punya, yang tidak ya tidak
punya”.
“Mereka juga nelayan, maksudnya mereka punya empang juga nelayan?”.
“Iya, empang tidak dikerja 24 jam X 30 hari. Menjadi nelayan juga tidak
24 jam X 30 hari. Kalau musim barat, mereka fokus di empang atau pekerjaan
lainnya. kalau musim timur mereka menjadi nelayan. Mana-mana yang memberi
penghasilan”.
“Luar biasa mereka”.
“Jangan ragukan mereka! Mereka sangat perkasa”.
Memiliki banyak pekerjaan memang sangat umum dilakukan bagi warga
kecamatan Ikan Bolu. Banyak hal yang bisa dilakukan agar mendapatkan suplay.
Mereka biasanya bekerja sesuai dengan musimnya agar mereka tetap produktif.
Jika mereka hanya bergantung sebagai nelayan, mereka bisa mati di musim barat.
Musim barat, ombak sangat tinggi. curah hujan juga tinggi. ikan-ikan
bermigrasi ketempat yang lainnya dan akan kembali dimusim timur.
Ikan-ikan beranak pinak. Tidak tahu dimana tempatnya. Selain itu
terdapat memang lokasi-lokasi yang diharamkan untuk disentuh oleh nelayan.
Lokasi itu disebut rumah Ibu Luat. Kabarnya ibu Luat adalah penjaga para
ikan-ikan dilaut. Ikan jenis apapun jika sudah berlindung di lokasi tersebut
tidak boleh didatangi. Tidak boleh dipancing. Tidak boleh dijaring. Tidak boleh
dibom. Harus dibiarkan hidup sesuai kehendaknya. Toh mereka juga akan kembali
kelautan dimana mereka biasanya memancing.
Ibu Luat ini berwujud makhluk yang bewarna putih. Biasanya keluar disaat
gelombang tinggi. Sebelum keluar, cuaca akan menjadi lebih dingin. Angin
menjadi lebih kencang seakan mengantarkan kedatangan Ibu Luat. Riak dan buih
datang tidak beraturan. Gelombang juga menjadi ancaman. Ada perasaan berdebar
seakan laut tidak ingin bersahabat.
Disaat seperti itu, kesombongan dalam diri menghilang, hanya ada
kepasrahan kepada sang hyang agung. Dan mulai meluruskan niat.
Hi, laut saya datang untuk mencari nafkah untuk keluarga saya dirumah.
Berilah mereka makanan yang baik-baik darimu. Allah selalu melindungi
orang-orang yang berniat baik.
Itulah mantra yang biasanya diucapkan. Diucapkan untuk melembutkan
lautan yang mulai mengganas. Lautan yang tidak bersahabat.
Untuk itu sebelum berangkat menuju lautan, baiknya mereka membersihkan
diri. Memperbaiki hubungan dengan keluarga dan pamit dengan baik-baik agar bisa
pulang dengan selamat. Selain itu membawa bekal berupa doa-doa yang biasanya
diberikan oleh orang tua dikampung.
Disaat pulangpun mereka kembali memperbaiki hubungan dengan keluarga,
kembali kepada orang tua menyampaikan bahwa mereka telah kembali dengan
selamat. Bersedekah atau membagikan hasil tangkapan secara gratis kepada
beberapa orang kerabat.
Hal tersebut merupakan ajaran nenek moyang mereka, agar mereka bersikap
baik di darat maupun di lautan. Menghormati semua makhluk. Senantiasa berserah
diri kepada yang maha Kuasa. Tidak menelantarkan keluarga. menghormati para
tetua. Semua masalah harus diselesaikan tidak boleh dipendam terlalu lama.
Semakin lam semakin membuat sulit untuk diselesaikan.
Jalur damai adalah pilihat terbaik bagi mereka, bagi siapa saja yang
ingin hidup damai.
Perpecahan yang sudah-sudah sebaiknya tidak untuk ditiru atau diulangi
agar semua bisa merasakan kedamaian.
Masalah perdamaian memng masalah krusial, menyenggol banyak kepentingan,
maunya damai terus nyatanya, damai bisa diatur dengan uang. Uang berasal dari
cetakan yang bukan dikerjakan oleh saya. Semua seakan menjadi kacau jika damai
diatur dengan semua.
Legalitaspun, berarti jumlah uang yang banyak. Jumlah perdamaian yang
banyak adalah penerimaan uang yang sedikit dari seorang yang disebut
pembebesan. Sulit juga dieja melalui kata damai jika masalah disesaikan dengan
uang yang bisa dipakai dengan cara mengipasi kehidupan orang agar hidup dalam
ketetangan yang tidak berpihak. Dengan demikian, uang dan damai adalah jalur
kontribusi dalam pemilikan hak-hak kehidupan.
Sulit untuk dicerna, saat damai adalah menjadi prioritas tanpa gangguan
tanpa ulang alik yang dipahami. Hanya beberapa lembar kertas yang mereka sukai,
lalu menghilang dari dalam diri yang menjelma beberapa benda atas nama
kedamaian. Kedamaian yang abadi tidak berada disisi kanan tempat tidur atau
disisi kiri tempat tidur.
Kedamaian abadi berada di hati dan pikiran yang jernih. Jernihnya
sejernih telaga kehidupan yang mengalir dari mata air sejuk dari pegunungan,
Mengalirlah terus hingga kelautan yang berasa asin dan dipenuhi oleh ikan-ikan
yang telah ditunggu untuk dihidangkan di meja makan.
Kerinduan adalah ejaan perut pada suapan nasi-nasi yang turun bersama
teman-temannya agar sampai pada lambung. Seperti percakapan lidah dan bibir
yang tidak pernah selesai saat waktu yang terus mengambil kehidupan untuk
sebuah suapan nasi. Suapan dengan aneka ras yang selalu mengeja beragam
kekayaan sumber daya alam.
Comments
Post a Comment