Skip to main content

8 Bunga Kertas : Dalam hidup

Bunga ini diberi nama bunga Kertas. Bentuknya yang indah dan tercipta berbagai warna mampu menghiasi pekarangan rumah. Dengan beragam pola membuat kita paham bahwa semua bunga berarti kecantikan dan semua orang dilarang menganggu tumbuh kembangnya. Biarkan dia cantik disana tanpa sentuhan dan koyakan dari apapun.

Bunga ini menawarkan kesejukan dari pancaran warna. Warna cerah dan beragam merupakan simbol kemakmuran, kesejahteraan dan kebahagiaan bagi penghuni rumah.


Semua bunga terlahir dari rasa cinta. Cinta pada keindahan dapat dilukiskan dengan beragam tumpukan pada susunan bunga. Ini semua membuat, seakan padamnya kebahagiaan tidak pernah diinginkan.

Berikan lapisan terbanyak pada keindahan agar kita bisa menikmati beragam pada setiap lapisan kebahagiaan.


Hidup tetap indah, meski dengan cara sederhana. Hanya beberapa bentuk yang mirip dengan satuan kebahagian bukan berarti ini semua adalah kesedihan.

ini adalah cara lain agar hidup tetap indah. Hidup dengan minimalist. Hidup dengan sederhana.


Warna-warna kehidupan kadang kita yang menciptakan. Kadangpula, diciptakan oleh keadaan. Dan kita merasakan semua dengan rasa syukur. Menikmati bagaimana agar kita mampu survive dengan alam dan keadaan sosial yang terus menguncang.

Menekan dari berbagai sudut dan membuat kita semakin kuat untuk tetap bahagia dengan cara dan warna kita.


Semua akan indah, jika kita mampu melihat semua ini dengan sudut pandang yang berbeda. Dengan sudut pandang kesyukuran. Kemampuan untuk tetap melihat peluang bahkan menciptakan peluang. Semua akan indah.

Bunga ini sangat indah
ingin kuberikan semua keindahannya
pada semua orang
agar semua jatuh hati
dan menurunkan rasa empati
lalu bersinergi
bahwa kebahagian bisa disatukan dengan
beragam cara


Sudahlah, usah berkeluh. Ini adalah pemberian dengan segala keindahan dan semua berlaku pada kata yang mampu menghiasi tingkah laku yang indah. Bunga selalu bernama seperti gadis-gadis yang mulai beranjak dewasa. Memakai nama dengan keindahan tanpa rasa malu.


semua pada akhirnya adalah sama
kita wanita adalah sumber kebahagiaan bagi 
rumah-rumah yang dihuni
dan menjadi tatanan sosial yang menjadikan semua
berarti dengan hadirnya
sebuah keindahan
yang direpresentasikan melalui
apa yang ada


Comments

Popular posts from this blog

Di Luncurkan

 Sejak bulan Mei akun adsense saya di luncurkan. Bahagia sekali rasanya. Padahal belum tau bagaimana cara kelola uangnya. Setidaknya saya di bukakan pintu untuk cari duit di dunia digital.  Sekarang lagi mikir gimana caranya dapat duitnya, kasian kalau nganggur.  Apalagi sekarang udah bisa diakses semua informasi Terimakasih semuanya Dari hasil revisi tim google, saya perlu memperbaiki artikel saya (konten)  Saya belum ada ide.  Saya belum siap untuk itu, gini amat saya ya? 

Edisi Ramadan

  10 Malam Ramadan Terakhir ibu Desi Rumah ibu Desi sangat dekat dengan masjid, hanya berjarak 500 meter. Tidak perlu banyak tenaga untuk sampai di masjid. Sehingga ibu Desi selalu melibat diri pada semua aktivitas masjid. Bgi Ibu desi Masjid adalah rumah kedua yang harus dijaga setelah rumahnya sendiri. Masjid bersama dengan semua yang ada disana termasuk para pengunjungnya. Oleh karenanya, Ibu Desi sangat diperlukan untuk menyemarakan bulan puasa, khususnya di masa pandemic ini. Puasa di tahun ini tentu saja agakberbeda dengan tahun sebeumnya, termasuk penggunaan masker, mencuci tangan sebelum masuk masjid dan menjaga jarak. Meskipun kadang beberapa orang masih bebal, termasuk ibu Desi juga. Lupa, ituah alasan paling spetakuler. Yang lainnya, kebiasaanya dekat-dekat biar tambah rapat, eh ini disuruh berjauahan kayak lagi marahan, kan tidak enak dihati. Disaat seperti itu, dia hanya bisa mohon maaf atas khilaf. Semoga virus korona berakhir. Ibu Desi diberikan banyak perint...

Budaya Kredit

  https://press.uchicago.edu/ucp/books/book/chicago/D/bo3646327.html Firth R, Yamey BS, eds. 1964. Capital, Saving and Credit in Peasant Societies: Studies from Asia, Oceania, the Caribbean and Middle America. Chicago: Aldine GregoryCA.1997.Savage Money: The Anthropology and Politics of Commodity Exchange.Amsterdam:Harwood Acad. Publ. Gudeman SF. 2001. The Anthropology of Economy: Community, Market, and Culture. Malden, MA: Blackwell Gudeman SF, Rivera A. 1990. Conversations in Colombia: The Domestic Economy in Life and Text. Cambridge, UK: Cambridge Univ. Pres Keane W. 1997. Signs of Recognition: Powers and Hazards of Representation in an Indonesian Society. Berkeley: Univ. Calif. Press Locke CG, Ahmadi-Esfahani FZ. 1998. The origins of the international debt crisis. Comp. Stud. Soc. Hist. 40(2):223–46 LontH,HospesO,eds.2004.LivelihoodandMicrofinance:AnthropologicalandSociologicalPerspectivesonSavings and Debt. Delft, NL: Eburon Acad. Press Lowrey K. 2006. Salamanca and the...