Skip to main content

Shafira, keindahan yang dinampakan

Sebagai penyuka desain baju, saya berharap bisa berkecimpung dalam hal tersebut. Meskipun sebagai tenaga pemasar, setidaknya hal tersebut memuaskan hasrat dalam hati untuk dekat dengan hobi. Kepuasan ini diharapkan dapat melahirkan kebahagian dan semangat kerja yang tinggi. Inilah yang disebut win-win solution. Adakah yang merasa demikian, menginginkan kebahagian dalam bekerja?

Shafira, apakah kalian mengenalnya? sebagai salah satu perancang busana muslim kenamaan tanah air. Jika anda mengenalnya itu akan menimbulkan kekaguman, bahwa dunia ini diciptakan untuk memajkan penghuninya. Keindahan yang diciptakan shafira akan membuat kita bersyukur terlahir sebagai manusia. Bisa menikmati apa yang diluar batas mata melihat, menembus cakrawal dengan imajinasi dan terealisasikan dalam karya megah yang mengugah para pemilik mata untuk menambah ketakjuban.


Aku itu suka, suka banget. Sayangnya, Allah belum mengzinkan saya untuk mencicipi kebahagain dari sumber ini. Saya sebagai manusia berpositif thinking, Allah tidak memberikan apa yang membuat saya senang namun, Allah memberikan hal yang lebih menyenangkan dari itu. Ya hal seperti ini, mengagumi dan membuat pikiran saya semakin liar untuk jatuh hati pada sebuah maha karya dari kreatifitas manusia. Do you feels?

Dari sini saya bisa merasakan, kepercayaan diri dari sebuah keseimbangan warna yang membuat pemakainya hidup. Merasakan gelora kebaikan dan menjadikan simbol kemanisan dari seorang wanita dinamis yang penuh dengan hal positif dalam hidupnya. 

Sangat kontras jika melihat wanita dengan segala feminitas menjadi garang, membentak wanita lain dan tidak bisa mengucapkan terimakasih dari segala kebaikan alam. Engkau wanita, permata hati yang memiliki kepekaan hati, hiasi dirimu dengan berperilaku lemah lembut seperti angin yang menghempaskan kapas. Menyejukan jika dipandang mata.
Keharmonisan tercipta dari arah yang sama dan tujuan yang sama, menebar kebaikan agar membangkitkan kebaikan untuk alam. Membangunkan malam untuk melihat siang, membangunkan kebahagian dari kepedihan hati. Berilah kado terindah dari sebuah kecantikan dengan melindungi diri menggunakan pakaian muslim yang indah sesuai dengan tuntunan diin kita. Keindahan yang sengaja terciptakan tidak membawa kesesatan yang nyata, membawa kepedihan hati yang berlarut-larut sehingga melupakan tugas dari bibir untuk tersenyum bahagia.




Comments

Popular posts from this blog

Di Luncurkan

 Sejak bulan Mei akun adsense saya di luncurkan. Bahagia sekali rasanya. Padahal belum tau bagaimana cara kelola uangnya. Setidaknya saya di bukakan pintu untuk cari duit di dunia digital.  Sekarang lagi mikir gimana caranya dapat duitnya, kasian kalau nganggur.  Apalagi sekarang udah bisa diakses semua informasi Terimakasih semuanya Dari hasil revisi tim google, saya perlu memperbaiki artikel saya (konten)  Saya belum ada ide.  Saya belum siap untuk itu, gini amat saya ya? 

Edisi Ramadan

  10 Malam Ramadan Terakhir ibu Desi Rumah ibu Desi sangat dekat dengan masjid, hanya berjarak 500 meter. Tidak perlu banyak tenaga untuk sampai di masjid. Sehingga ibu Desi selalu melibat diri pada semua aktivitas masjid. Bgi Ibu desi Masjid adalah rumah kedua yang harus dijaga setelah rumahnya sendiri. Masjid bersama dengan semua yang ada disana termasuk para pengunjungnya. Oleh karenanya, Ibu Desi sangat diperlukan untuk menyemarakan bulan puasa, khususnya di masa pandemic ini. Puasa di tahun ini tentu saja agakberbeda dengan tahun sebeumnya, termasuk penggunaan masker, mencuci tangan sebelum masuk masjid dan menjaga jarak. Meskipun kadang beberapa orang masih bebal, termasuk ibu Desi juga. Lupa, ituah alasan paling spetakuler. Yang lainnya, kebiasaanya dekat-dekat biar tambah rapat, eh ini disuruh berjauahan kayak lagi marahan, kan tidak enak dihati. Disaat seperti itu, dia hanya bisa mohon maaf atas khilaf. Semoga virus korona berakhir. Ibu Desi diberikan banyak perint...

Budaya Kredit

  https://press.uchicago.edu/ucp/books/book/chicago/D/bo3646327.html Firth R, Yamey BS, eds. 1964. Capital, Saving and Credit in Peasant Societies: Studies from Asia, Oceania, the Caribbean and Middle America. Chicago: Aldine GregoryCA.1997.Savage Money: The Anthropology and Politics of Commodity Exchange.Amsterdam:Harwood Acad. Publ. Gudeman SF. 2001. The Anthropology of Economy: Community, Market, and Culture. Malden, MA: Blackwell Gudeman SF, Rivera A. 1990. Conversations in Colombia: The Domestic Economy in Life and Text. Cambridge, UK: Cambridge Univ. Pres Keane W. 1997. Signs of Recognition: Powers and Hazards of Representation in an Indonesian Society. Berkeley: Univ. Calif. Press Locke CG, Ahmadi-Esfahani FZ. 1998. The origins of the international debt crisis. Comp. Stud. Soc. Hist. 40(2):223–46 LontH,HospesO,eds.2004.LivelihoodandMicrofinance:AnthropologicalandSociologicalPerspectivesonSavings and Debt. Delft, NL: Eburon Acad. Press Lowrey K. 2006. Salamanca and the...