Namaku seperti halnya pribadiku,
mawar itulah namaku yang belum genap 5 tahun. Karena namaku mawar aku menyukai
bunga mawar dan semua tentang mawar. Mawar. Mawar. Mawar. Sangat membanggakan
memiliki nama seperti itu.
Yang membingungkan kata mama, aku
jelek. Berhidung pesek. Berambut pirang ekor kuda. Kulit hitam. Dan bermata layaknya elang. Tidak
ada mawar yang tumbuh diantara roman-roman tubuhku. Bahkan kakakku lebih suka
memanggil ku kalelawar. Dikarena tidur malam hari lebih singkat di siang hari.
Terserah kota orang. Saat melihat
bunga mawar yang aku rawat selama setahun terakhir kepercayaan diriku meningkat
hingga penuh.
Mawarr. War. Maw. Hahaha. Aku
menyukai semua itu karena aku melihat betapa cantiknya bunga mawar.
Saat matahari diujung kepala. Aku
adalah mawar hitam. Terus berlari mengejar layang-layang. Menghilang diujung
senja.
Saat matahari berubah sinarnya
menjadi jingga. Aku akan duduk diantara pohon-pohon mawar. Menyenandungkan lagu
apapun yang terlintas dikepala dengan riang dan acak. Mengelus-elus setiap tangkai
dengan kasih sayang. Bagiku, jika mawarku terlihat cantik maka akupun terlihat
demikian.
Saat menjelang malam sebelum
terlelap. Harapan tertinggiku bertemu mawar dipagi hari tepatnya sebelum
berangkat sekolah. Aku bisa merasakan kebahagian melewati mimpi-mimpiku.
Pernah, dalam mimpi saat aku
menyirami mawarku dan aku kelelahan. Tiba-tiba mawarku berubah tumbuh dengan
gesit seperti ular yang lapar mejadi besar dan besar melampui diriku yang
kelelahan. Sekejap tubuh yang lelah ini, berubah riang dan jingkrak-jingkrak.
Yang membuat aku kaget, tiba-tiba
hujan turun mengenai wajahku dan kesadaran terpecah saat kakakku tertawa
cekikikan. Aku sadar, bahwa kakak mengangu mimpiku yang indah.
Comments
Post a Comment