Skip to main content

Setelah kuliah

Kalian yang belum lulus kuliah, tolonglah mempersiapkan diri mengenai apa yang akan dilakukan setelah kuliah. Habiskan semua waktu untuk menikmati setiap moment yang membuat kamu lebih baik. Jangan hanya diam menunggu hujan dari langit, cobalah gali tanah, disana ada sumber mata air kehidupan yang bisa menyelamatkan dirimu dan keluargamu serta orang lainnya.

Kejadian ini sangat memilukan, saya dikampus menerima hujan yang kadang turun kadang tidak. Menadah dalam ember besar yang tidak akan penuh seberapun banyak air saya tampung. Sayangnya, saya tidak mempersiapkan sumber mata air yang bisa saya jadikan cadangan saat musim kemarau. Sungguh, hal seperti ini harus diupayakan oleh semua orang. Termasuk saya, yang selalu punya khilaf dalam menangani masalah yang sebenarnya kurang serius.

Kalian berkuliah masih dalam fase pembelajaran, pematangan dalam proses menuju dewasa. Setiap yang kalian lakukan akan menjadi bekal pada kehidupan mendatang nanti. Belajarlah selalu pada jalur yang benar. Perbaiki komposisi diri, yang menyangkut nilai diri dan skill khusus yang diperlukan dalam menjadi manusia. Kecakapan umum dan kecakapan khusus. Asah potensi diri, lakukan segalanya dengan bersumber pada nilai kebenaran.

Tunjukan kamu memiliki potensi, tekuni hal hal yang membuat kamu bahagia, nyaman dengan aktivitas yang sepenuh bisa menguras tenagamu. Itu akan menjadi nilai plus dalam kehidupan kamu nanati.

Seperti saya, dari awal saya menyukai karya non-fiksi. Seharusnya dari awal aku mulai menekuni ini. Melakukan secara terus menerus dan fokus pada titik ini. Boleh bergaul dengan semua ilmu namun inilah jalan yang harus dipilih. Setiap tahun saya, harus memiliki karya yang bagus, membanggakan dan siap di publish. Karena inilah nilai jual yang bisa saya berikan kepada orang lain. Bukan, sibuk mengurus hal lain yang sama sekali tidak meningkatkan kadar kualitas diri. 

Mungkin benar jika dikatakan, diperlukan banyak jaringan yang bisa mengantarkan pada kesuksesan namuan sedikit jaringan yang berkualitas mampu membuat kamu berdiri tegak diantara orang-orang yang kurang mampu berdiri.

Harapan dari pembelajaran selama kuliah, kamu bisa menjadi orang yang mampu berdiri diantara orang-orang yang sudah berdiri duluan. Menyenangkan, bukan?

Comments

Popular posts from this blog

Di Luncurkan

 Sejak bulan Mei akun adsense saya di luncurkan. Bahagia sekali rasanya. Padahal belum tau bagaimana cara kelola uangnya. Setidaknya saya di bukakan pintu untuk cari duit di dunia digital.  Sekarang lagi mikir gimana caranya dapat duitnya, kasian kalau nganggur.  Apalagi sekarang udah bisa diakses semua informasi Terimakasih semuanya Dari hasil revisi tim google, saya perlu memperbaiki artikel saya (konten)  Saya belum ada ide.  Saya belum siap untuk itu, gini amat saya ya? 

Edisi Ramadan

  10 Malam Ramadan Terakhir ibu Desi Rumah ibu Desi sangat dekat dengan masjid, hanya berjarak 500 meter. Tidak perlu banyak tenaga untuk sampai di masjid. Sehingga ibu Desi selalu melibat diri pada semua aktivitas masjid. Bgi Ibu desi Masjid adalah rumah kedua yang harus dijaga setelah rumahnya sendiri. Masjid bersama dengan semua yang ada disana termasuk para pengunjungnya. Oleh karenanya, Ibu Desi sangat diperlukan untuk menyemarakan bulan puasa, khususnya di masa pandemic ini. Puasa di tahun ini tentu saja agakberbeda dengan tahun sebeumnya, termasuk penggunaan masker, mencuci tangan sebelum masuk masjid dan menjaga jarak. Meskipun kadang beberapa orang masih bebal, termasuk ibu Desi juga. Lupa, ituah alasan paling spetakuler. Yang lainnya, kebiasaanya dekat-dekat biar tambah rapat, eh ini disuruh berjauahan kayak lagi marahan, kan tidak enak dihati. Disaat seperti itu, dia hanya bisa mohon maaf atas khilaf. Semoga virus korona berakhir. Ibu Desi diberikan banyak perint...

Budaya Kredit

  https://press.uchicago.edu/ucp/books/book/chicago/D/bo3646327.html Firth R, Yamey BS, eds. 1964. Capital, Saving and Credit in Peasant Societies: Studies from Asia, Oceania, the Caribbean and Middle America. Chicago: Aldine GregoryCA.1997.Savage Money: The Anthropology and Politics of Commodity Exchange.Amsterdam:Harwood Acad. Publ. Gudeman SF. 2001. The Anthropology of Economy: Community, Market, and Culture. Malden, MA: Blackwell Gudeman SF, Rivera A. 1990. Conversations in Colombia: The Domestic Economy in Life and Text. Cambridge, UK: Cambridge Univ. Pres Keane W. 1997. Signs of Recognition: Powers and Hazards of Representation in an Indonesian Society. Berkeley: Univ. Calif. Press Locke CG, Ahmadi-Esfahani FZ. 1998. The origins of the international debt crisis. Comp. Stud. Soc. Hist. 40(2):223–46 LontH,HospesO,eds.2004.LivelihoodandMicrofinance:AnthropologicalandSociologicalPerspectivesonSavings and Debt. Delft, NL: Eburon Acad. Press Lowrey K. 2006. Salamanca and the...