Skip to main content

Kontruksi Sosial


Kontruksi Sosial
Kehidupan sosial yang kita jalani ini tidak lepas dari pengaruh dari kehidupan sosial yang terjadi diluar sana. Masyarakat berinteraksi secara meluas dengan masyarakat lainnya untuk saling bertukar manfaat ataupun saling mempengaruhi untuk sebuah kepentingan. Sehingga masyarakat yang tersusun dari individu-individu membuat sebuah nilai sosial yang mirip dan menjadi identitas sosial.
Identias sosial ini diperoleh dari belajar, memahami kondisi atau keadaan yang terjadi di lingkungan dan terus melakukan perubahan agar tetap bisa survive dengan keadaan zaman yang terus berubah. Untuk itu kita melihat lingkungan sosial dari perorang yang menjadi penyusun masyarakat dan melihat masyarakat yang mempengaruhi kepribadian individu yang menjadi bagian dari masyarakat.

Proses kontruksi sosial terjadi, melalui proses internalisasi, objektivasi dan eksternalisasi yang berjalan bersama sesuai dengan kondisi keadaan tanpa disadari oleh individu sebagai bagian dari kehidupan masyarakat. Masyarakat terus melakukan kontruksi sosial yang bersifat dinamis dan terjadi sepanjang waktu. Proses internalisasi, proses memahami nilai budaya yang berlaku di masyarakat menjadi pemahaman individu yang menjadi norma sosial yang berlaku sehingga individu diterima oleh masyarakat menjadi bagian dari masyarakat melalui lembaga yang ada.

Lembaga sosial yang ada di masyarakat menjadi objektivasi yang mana masyarakat menjadikan sebagai bagian penting dari masyarakat. Sebagian masyarakat bisa jadi menjadi bagian partisipasi aktif dari lembaga tersebut, sebagian hanya menumpang sebagai anggota tanpa berperan aktif dan sebagian yang lain bersikap acuh terhadap lembaga tersebut. Lembaga ini menjadi bagian dari objek untuk memperoleh tujuan yang mana menyamakan persepsi terhadap apa yang terjadi di lingkungan masyarakat. biasanya keputusan perubahan yang dilakukan oleh elit masyarakat terjadi di lembaga sosial ini.




Comments

Popular posts from this blog

Di Luncurkan

 Sejak bulan Mei akun adsense saya di luncurkan. Bahagia sekali rasanya. Padahal belum tau bagaimana cara kelola uangnya. Setidaknya saya di bukakan pintu untuk cari duit di dunia digital.  Sekarang lagi mikir gimana caranya dapat duitnya, kasian kalau nganggur.  Apalagi sekarang udah bisa diakses semua informasi Terimakasih semuanya Dari hasil revisi tim google, saya perlu memperbaiki artikel saya (konten)  Saya belum ada ide.  Saya belum siap untuk itu, gini amat saya ya? 

Makassar-Rame-rame

  1.       Story Setting l   Setting time ( latar waktu cerita): temporary l   Setting the place (latar tempat cerita): Makassar l   Setting the atmosphere (latar atmosfir danperasaan, misalnya senang, sedih, dark, romance, fantasy, inspirational, dll): Fantasy   2.     Karakter Utama dan Pembantu Utama (Tulis nama, umur, sifat, kebiasaan, perannya, dan apa hubungannya dengan tokoh lain dan cerita): ·          Jeruk Purut umur 22 tahun, mahasiswa yang masih super kekanakan kayak TK, suka main, suka keluyuran, hobinya guling-guling saja. ·          Jambu Manis umur 23 tahun dewasa keibuan suka menolong. Berteman dengan JP sejak 3 tahun yang lalu ·          Jati : lelaki umur 22 tahun Teman JP yang suka membantu orang dan tidak punya duit. Hidupnya Hanya digunakan untuk menikmati kehidupan. ...

Antropologi Uang

  Uang telah lama menjadi topik minat antropologis. Dari batu Yap rai raksasa hingga penyebaran global cangkang cowrie untuk digunakan dalam perdagangan hingga pembuatan arsip transaksional yang rumit di tanah liat, tali, dan kertas di tempat-tempat di mana barang-barang fisik tidak beredar, catatan etnografi dan arsip kaya dengan keragaman benda uang: segala macam cangkang, manik-manik, bulu, kacang-kacangan dan biji-bijian, tekstil, tablet tanah liat, artefak logam (kawat, bilah, kapak, batangan, batang, cincin, dan gelang terbuka yang disebut manilla), ternak, dan lebih banyak lagi—termasuk, tentu saja, koin, kertas, dan plastik, serta pembukuan mental yang tidak tertulis. Antropolog dan arkeolog telah mendokumentasikan beragam makna dan penggunaan uang yang serupa, melebihi dan memperumit fungsi tipikal yang secara konvensional dikaitkan dengan uang, dari Aristoteles hingga buku teks ekonomi modern: alat tukar, penyimpan nilai, unit hitung, atau standar uang. nilai, dan metode ...