Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2018

Lanjutkan Cerita Ini

Pagi berlalu tanpa kedipan. Tanpa menyadarkan diri yabg terlarut kelelahan. Hanya berhalusinasi menunggu kecapan yang tidak diharapkan. Melarutkan dalam kesunyian. Aku ingin pagi, sepagi mungkin. Kemarin pagi, aku hilang, tenggelam dalam lelap yang tidak berkesudahan. Mengalirkan kegundahan seperti meriang yang menganggu. Aku hilang terseret arus waktu sampai di pulau lain yang tidak bernama, tidak bersuara, tidak ada apa-apa hanya pulau saja. Pulau berwarna hitam, gelap membuatku meraba-raba mencari kesulitan. Kesulitan untuk berkenalan dengan pulau tidak bernama. Sudah sering sepertinya tetapi tetap tidak mengenali. Seperti malam yang tidak pernah ingin berkenalan dengan auman serigala. Seperti malam yang membenci mata kucing. Seperti malam yang membenci diri ini. . . Perkenalan awal, meninggalkan jejak-jejak yang tidak terlalu buruk. Seperti seekor kadal berjalan sendirian di tengah gurun pasir. Jejak-jejak sepi, aku menyebutnya.  Pergi menghilang ditelan

Puisi makanan

Bagus atau ngak ini, puisi saya? Tomat Tomat yang merah Rasa manis asam mengelitik syaraf lidah dan gusi   “jangan dimuntahkan! Itu bagus gizinya” Sebagai daya tahan tubuh kita Akupun memaksa untuk terus mengunyah dan menelan Glekk. Telanan terakhir.   Yummi. 2 tomat habis Pekan depan lagi Makan tomat cerry Mie Meliuk Minta dijilat Minta disesap Aneka rasa menghimpit lidah Menahan liur Lezat. Mantap. Enak. Gurihnya ayam Pedis manisnya kuah Mie meliuk indah Satu mangkok mie, tanpa sisa Aku senang Aku kenyang Nasi Apakah kalian makan nasi? Tetanggaku tidak mau makan nasi Dia takut gemuk Benarkah, nasi membuat gemuk? Aku rasa tidak Sejak aku umur dua tahun Ibuku menyuapiku nasi Agar aku tumbuh besar dan sehat Tidak mudah terkena penyakit Aku makan nasi bersama ikan. Kadang-kadang telur Kadang-kadang dengan kecap Kalau sayur, sudah menjadi teman setianya nasi Sup Paling enak

Poso Oh Poso dengan segala kecantikan

https://www.kompasiana.com/ermars Tidak sengaja menemukan tulisan lama di laman Kompasiana. Saya pikir dulu postingan saya tidak terpublish dan itu membuat saya enggan untuk mencari tahu. Tidak sengaja Tuhan memberiku kejutan, bahwa apa yang saya tulis sepertinya berguna dalam membuka wawasan kepada orang lain. Terbukti itu membuatku Awesome, detik ini. Sebuah apresiasi terhadap diri sendiri. https://www.kompasiana.com/ermars/57d36408349773f4082e61dc/perjalanan-menyingkap-tirai-poso Ini sangat menyenagkan teman dengan view,  321

Mimpi Anak muda

Anak muda yang penuh ambisi, begitulah diriku ini. Ambisi menembus cakrawala tanpa ujung dengan tidak terlihat. Setiap bangun pagi, itulah lahir sebuah awal dari mimpi. Entah karena imajinasi yang terlalu keras ataupun hanya sebuah fantasi yang mengawang. Semua menjadi ambilsi yang melindis diri ringkih ini. Bolehkah aku berambisi? Tentu saja selama itu masih dalam batas dalam lingkup kebaikan. Kebaikan yang memeberikan keberkahan kepada sesama maupun kepada makhluk lainnya. Keberkahan yang diridhai Allah. Bukan semata ambisi untuk diri sendiri dengan merugikan orang lain apalagi lingkungan sekitar. Ambisi yang tiada batas.  Ambisi yang membawaku pada fantasi menembus dunia imajiner dan melelahkan saat dituangkan pada segelas kopi dan aku menyukainya sambil menengadah mengharapkan kelak itulah menjadi catatan panjang dari sebuah kebaikan Bagaimana dengan anda? Apakah ambisi anda melelahkan dirimu. Marilah melangkah untuk kedepan dari sebuah dunia yang semu

The Long Journey

Bagaimana rasanya wisuda? Rasanya tidak ingin saya rasakan tetapi, orang tua sudah menginginkan anaknya untuk wisuda dari dulu dan saya ingin menangis mengingat itu. Mengingat waktu pertama kali saya dengan rasa setengah bahagia, setengah was-was, setengah takut, setengah dan setengah yang lainnya yang serasa nano-nano berpamit untuk berangkat ke pusat kota dalam rangka mengenyam pendidikan yang membanggakan seharusnya. Apa daya Negara api menyerang saat aku lengah dan aku terbakar hidup-hidup sampai sekarang.                 What do you mean? (kata Justin bieber) mengoyak kemalasanku dan aku hanya bisa bilang I mean zero-zero dan zero. A U a gelap. Mom, kesayanganku. Ananda juga ingin wisuda. Wisuda yang benar. Wisuda yang menjanjikan seperti keinginan mom. Membanggakan, bisa berdikari. Mom, apa salah saya? Jika hanya ingin menunda beberapa saat hanya ingin menikmati sekaligus menyusun rencana agar tidak mati kutu seperti kutu mati yang tidak berguna. Aku ingin, bunda bahagi

Adakan Aroma dalam digital

Saya ingin mendapatkan testimoni dari keharuman bunga. Bunga yang beraroma lembut dan menyegarkan. Bisa membangkitkan rasa baru, semangat baru seperti saat menikmati embun pagi. Menelisik hidung menguar bersama semangat dan harapan. Dimana aku bisa mendapatkan? Iseng dan penuh harap, segeralah aku browsing di google "aroma lily" hanya ada sebuah gambaran bahwa bunga lily memberikan keharuman yang lembut dan aku tidak paham kelembutan seperti apa yang bisa diberikan bunga Lily. Apakah seperti bunga mawar, bunga krisan atau bunga melati atau jangan-jangan seperti bunga sedap malam dan aku tidak tahu. So, bagaimana agar aku bisa menemukan dengan mudah segala aroma yang menguar melalui kotak ajaib di depanku? Is it imposible? I think i should make it crazy Sebuah laman khusus telah diluncurkan dengan medeteksi aneka aroma yang bisa membangkitkan gairah hidup secara berlebih. Anda bisa menemukan aroma pagi yang memberikan semangat pagi. Aroma petrichor yang anda bisa nik

Menanak Nasi

Kutanak nasi dipagi hari untuk sarapan. Dua butir telur ikut serta didalam. Mendidihlah dengan segera. Kutanak nasinasi untuk yang ada diperut sedang meronta meminta jatah padahal, hari menunjukan pukul enam. Matahari baru saja ingin menghilangkan embun. Kutanak nasi. Kubiarkan menjadi bubur agar mulut tidak perlu mengunyah. Aku lagi malas mengunyah. Bagaimana jika nasi, yang sayatidak tanak tidak matang? kelaparan pasti melanda. Mengigit lambung dengan serakah. Menjerit pilu tanpa air mata. Luka dalam. Nasi sudah masak. Nasi belum terhindang. Malu. Takut. Jika dia seorang diri diatas meja tanpa teman. Tidak cukup kuat untuk menghadapi mulut mulut tajam tanpa belas kasih menghardik kesendirian. Siapa yang mau menemani sepiring nasi? Ikan. Tahu. Kecap. Sayur kangkung atau Garam seorang. Yayaya Aku akan menemanimu dalam Bismillah agar engkau selamat sampai dipembuangan

Rasa dikasih yang Hilang dan Tumbuh kembali

Perjalanan yang panjang menyisakan detak yang rumit. Aku menunggu disela-sela waktu yang kuhirup dengan sesak. Bagiku kamu adalah suatu jalan yang tidak terdeteksi. Saat malam kelam. Bayanganmu singgah, menyapa dan tidak mengucapkan selamat tidur malah sebaliknya, menganggu dengan celotehan yang membuang waktu pada kesia-siaan. Pada akhirnya, aku terlelap dalam keletihan celotehan. Jika aku malam dan kamu siang. dimana kita bisa bertemu. Samar-samar bayangmu terlihat redup menghampiri diriku yang kelelahan dan tidak mampu melawan silau cahaya. Apakah kita bisa bertemu saat semua tidak berlaku. Saat ego bisa lebih tinggi dari perjalanan. Saat rasa dengan percaya dirinya menyeruak meminta kasih yang tidak pernah sejalan. Terimakasih sudah menganggu hati yang selalu meminta sebuah jawab dari ketulusan terpendam. Kamu berjalan mengintari bumi dari timur ke barat, layaknya burung yang singgah diperaduan. Berjalan mengais-ais waktu dengan sejumlah remahan tercecer dan aku hanya seorang

Puisi Makanan

Disela-sela mengerjakan skripsi yang menyita banyak perhatian dan emosi isi kepala. Aku sedikit meluangkan waktu untuk membuat hal-hal baru agar terlihat fresh dipikiran. Salah satunya berpuisi. Bagiku berpuisi adalah keindahan perkataan, pemaknaan pada ucapan serta penyampaian nasihat dengan lembut.  Puisi ini terkhusus untuk anak anak untuk lebih memahami arti makanan. Check it Out! Indomi, sedap, sarimi adalah ketiga merk produk makanan instan yang menjadi bagian dari konsumsi keluarga indonesia. Beraneka varian rasa siap memnjakan lidah kita. Menyenangkan, saat mama tidak bisa masak, indomi menjadi alternatif lain yang lebih memudahkan kita. Saat santai dan ingin mengemil berat, mie instan dengan aneka toping siap menemani. Saat buru-buru dan kelaparan tidak dapat ditunda mie sedap sangat berbaik hati. Mie Meliuk Minta dijilat Minta disesap Aneka rasa menghimpit lidah Menahan liur Lezat. Mantap. Enak. Gurihnya ayam Pedis manisnya kuah Mie meliuk inda

Skripsi 1

Awal-awalnya sudah terasa susah. Tang mana sebagai mahasiswa akhir harus berpikir atau dipaksa berpikir mengenai pekerjaan. Output dari kenyamanan selama 4 tahun lebih. Otak teri pun diharuskan menjadi otak paus. Rasa-rasanya meledak duluan. Tidak mengapa, jika masih dirasa sendiri. Jikalau sudah sampai dirasa orang akan terlihat sangat menyedihkan bahkan dikasihani. kesulitan pertama, saat mencari perkara yang ada di mana mana yang bisa ditemukan. Dimanapun tempatnya asal bukan perkara sendiri atau perkara rekayasa. Satu-satunya cara yang mudah yakni berselancar di dunia maya. Efek dari malas membaca benar-benar terasa. Seperti orang memilih jalan melewati gurun pasir yang buas daripada melewati hutan lebat. Sangat melelahkan. Tepatnya capek pikiran dan hati. Mengahabiskan energi sia-sia yang sebenarnya ada alternatif lain. Semua sudah menjadi keputusan yang harus dijalani. Bagaimanapun caranya, tujuan awal yakni mencapai kota impian dengan melewati gurun buas. Satu satunya pagangan