Anak muda yang penuh ambisi, begitulah diriku ini. Ambisi menembus cakrawala tanpa ujung dengan tidak terlihat. Setiap bangun pagi, itulah lahir sebuah awal dari mimpi. Entah karena imajinasi yang terlalu keras ataupun hanya sebuah fantasi yang mengawang. Semua menjadi ambilsi yang melindis diri ringkih ini.
Bolehkah aku berambisi? Tentu saja selama itu masih dalam batas dalam lingkup kebaikan. Kebaikan yang memeberikan keberkahan kepada sesama maupun kepada makhluk lainnya. Keberkahan yang diridhai Allah. Bukan semata ambisi untuk diri sendiri dengan merugikan orang lain apalagi lingkungan sekitar.
Wahai pemuda yang sedang menikmati hidup
Adakah sedikit waktu untuk memikirkan masa depanmu yang akan krisis? Dimana dirimu menjadi seorang yang mengambil keputusan besar bagi orang lain. Engkau yang akan memutuskan sebuah keberlanjutan kehidupan. Jika engkau salah mengetuk maka akan ada kesalahan besar yang akan terjadi. Engkau akan diungkit atas sebuah keputusan. Berbuatlah dari sekarang arti sebuah kebaikan yang memberikan manfaat yang baik kepada orang lain.
Berhentilah berpura-pura bahwa anda masih kecil. Anak kecil saja kadang sadar, bahwa apa yang dilakukan buruk dan anda menolak untuk menydari. Sungguh memalukan untuk dilihat.
Berambisi menyukseskan diri untuk orang lain. Berusaha untuk membantu orang lain sukses. Berusaha untuk sukses dunia akhirat. Sebuah mimpi manis yang harus dilalui dengan kepahitan. Sebuah mimpi manis yang berakhir dengan kelelahan berkepanjangan. Sebuah mimpi yang tidak ada kata istirahat untuk terus berusaha menjadi sukses.
Itu benar, kamu sedang bermimpi membangun diri. Menjadi lebih baik dengan berbagai perubahan yang menjanjikan
Kemarin aku bermimpi. Bekerja pada sebuah perusahaan multi nasional dan internasional untuk mencuri ilmu guna mengembangkan berbagai sektor ekonomi rakyat yang bisa menjadi tonggak sebuah kemandirian bangsa. Saya tidak tahu apakah mimpiku akan menjadi realitas, maka aku hanya bisa mengantungkan mimpi itu kepada sang Khalik. Jika itu jalanku, maka permudahlah langkah, perkuatlah kemampuanku dan gabungkanlah saya bersama orang-orang dalam satu misi.
Itu seakan sulit, aku bisa merasakan dari sekarang dengan kemampuanku. Allah akbar, Allah maha besar. Disinilah aku yakin, bahwa saya bisa melakukan apapun.
Ketika itu saya khawatir dengan kondisi wanita, para sahabat, para ibu, para penyokong bangsa. Aku khawatir saat hak-hak dan kemulian mereka mulai digeser, dinilai menjadi batu loncatan padahal, tidak demikian. Seorang wanita adalah manusia. Sama halnya laki-laki yang diberikan beragam kemampuan luar biasa yang bisa membalikan gunung. Apa yang saya khawatirkan, sedikit orang yang menyadari.
Jadi sebuah ambisi yang berawal dari membuat wanita paham bahwa dirinya Perempuan dengan berbagai kemulian. Mampu menjaga kemulian itu dan tahu bagaimana cara meletakkan kemulian tersebut.
Wahai para wanita, ketahuilah bahwa aku wanita. Aku ingin tahu bagaimana menjaga sebuah dari kehormatan dari wanita?
Bolehkah aku berambisi? Tentu saja selama itu masih dalam batas dalam lingkup kebaikan. Kebaikan yang memeberikan keberkahan kepada sesama maupun kepada makhluk lainnya. Keberkahan yang diridhai Allah. Bukan semata ambisi untuk diri sendiri dengan merugikan orang lain apalagi lingkungan sekitar.
Ambisi yang tiada batas.
Ambisi yang membawaku pada fantasi
menembus dunia imajiner
dan melelahkan saat dituangkan pada segelas kopi
dan aku menyukainya
sambil menengadah mengharapkan
kelak itulah menjadi catatan panjang dari sebuah kebaikan
Bagaimana dengan anda?
Apakah ambisi anda melelahkan dirimu.
Marilah melangkah untuk kedepan dari sebuah dunia yang semu
Pastikan dirimu ada disana
Wahai pemuda yang sedang menikmati hidup
Adakah sedikit waktu untuk memikirkan masa depanmu yang akan krisis? Dimana dirimu menjadi seorang yang mengambil keputusan besar bagi orang lain. Engkau yang akan memutuskan sebuah keberlanjutan kehidupan. Jika engkau salah mengetuk maka akan ada kesalahan besar yang akan terjadi. Engkau akan diungkit atas sebuah keputusan. Berbuatlah dari sekarang arti sebuah kebaikan yang memberikan manfaat yang baik kepada orang lain.
Disaat lelahnya dirimu, jangan lekas tidur. Sadarkan dirimu
bahwa kelelahan hari ini memberikan manfaat kepada orang lain. Bukan hanya
dirimu yang mendapatkan kepuasan dengan beberapa lembar kertas warna merah
ditangan.
Kemarin aku pergi melihat rusa. Rusa yang indah dalam
sangkar. Aman dan terperangkap. Terbatasi. Tidak dapat menggapai kebebasan
dengan melihat alam yang lebih luas. Dipaksa puas dan bahagia dengan ukuran 10
hektare. Menakutkan bukan?
Bila saja kemampuan hanya demikian tentu itu lebih dari
cukup. Namun pemuda ini mampu menembus cakrawala yang luas.
Aku bermimpi kelak saya mampu memberikan pendidikan yang terakar menjulang. Memberikan kebaikan melalui vitamin kecerdasan melalui perpustakaan keliling yang menyebar hingga pelosok-pelosok daerah.
Saat hasrat membaca memuncak dan tidak ada saluran untuk membaca kira-kira apa yang kalian? Sangat sulit semua buku tanpa terketahui jenisnya terlahap, menyedihkan. Seharusnya makanan bergizi yang bagus untuk bertumbuhan otak hanya ada sampah yang memenuhi dan menganggu perjalanan logika yang belum saatnya.
Bagaimana sebuah makanan akan terserap sarinya dan didistrbusikan keseluruh anggota tubuh. Begitu pula dengan apa yang diserap dalam otak akan terrealisasikan dalam gerakan-gerakan yang tidak sengaja memberikan contoh kepada orang lain dalam hal ini hal yang buruk.
Apakah saya harus mengucapkan selamat kepada orang yang telah berprestasi telah merusak orang lain? Oh bukan kepada orang lain, diri ini. Apa saya cukup membanggakan?
Berhentilah berpura-pura bahwa anda masih kecil. Anak kecil saja kadang sadar, bahwa apa yang dilakukan buruk dan anda menolak untuk menydari. Sungguh memalukan untuk dilihat.
Berambisi menyukseskan diri untuk orang lain. Berusaha untuk membantu orang lain sukses. Berusaha untuk sukses dunia akhirat. Sebuah mimpi manis yang harus dilalui dengan kepahitan. Sebuah mimpi manis yang berakhir dengan kelelahan berkepanjangan. Sebuah mimpi yang tidak ada kata istirahat untuk terus berusaha menjadi sukses.
Apa mimpimu anak muda?
Kemarin aku bermimpi. Bekerja pada sebuah perusahaan multi nasional dan internasional untuk mencuri ilmu guna mengembangkan berbagai sektor ekonomi rakyat yang bisa menjadi tonggak sebuah kemandirian bangsa. Saya tidak tahu apakah mimpiku akan menjadi realitas, maka aku hanya bisa mengantungkan mimpi itu kepada sang Khalik. Jika itu jalanku, maka permudahlah langkah, perkuatlah kemampuanku dan gabungkanlah saya bersama orang-orang dalam satu misi.
Itu seakan sulit, aku bisa merasakan dari sekarang dengan kemampuanku. Allah akbar, Allah maha besar. Disinilah aku yakin, bahwa saya bisa melakukan apapun.
Ketika itu saya khawatir dengan kondisi wanita, para sahabat, para ibu, para penyokong bangsa. Aku khawatir saat hak-hak dan kemulian mereka mulai digeser, dinilai menjadi batu loncatan padahal, tidak demikian. Seorang wanita adalah manusia. Sama halnya laki-laki yang diberikan beragam kemampuan luar biasa yang bisa membalikan gunung. Apa yang saya khawatirkan, sedikit orang yang menyadari.
Jadi sebuah ambisi yang berawal dari membuat wanita paham bahwa dirinya Perempuan dengan berbagai kemulian. Mampu menjaga kemulian itu dan tahu bagaimana cara meletakkan kemulian tersebut.
Wahai para wanita, ketahuilah bahwa aku wanita. Aku ingin tahu bagaimana menjaga sebuah dari kehormatan dari wanita?
Aku rasa perlu sebuah studi intensif mendalam dengan melihat
berbagai bentuk dari kehidupan dari masyarakat. Melihat bagaimana seorang
wanita dapat dihargai dan diletakkan diatas singgsana.
Tidak mesti berkutat dengan rumah tangga yang bisa membuat
depresi, namun juga bagaimana seorang perempuan bisa eksis di dunia masyarakat industri
tanpa ada beban psikologi.
Seorang ibu mampu berkarier dan karier jenis apa yang cocok
untuk mereka?
Seorang bisa menjadi ibu untuk anaknya dan berguna bagi
masyarakat. Seorang ibu yang tidak berkata lelah kerena kegiatannya. Seorang
ibu yang ikhlas untuk mendedikasikan hidupnya untuk sebuah kebaikan bersama.
Seorang ibu yang paham arti kesehatan, pendidikan, ekonomi dan semuah hal yang
berbagai tuntutan hidup masyarakat kekinian. Aku belum paham dengan semua ini
yang menganggu hari-hariku?
Kemana aku melangkah saat ini, setelah ini? Bergerak maju.
Kemarin aku datang
Dalam naungan sangkar yang membuatku
Mengumam sepanjang hari
Bahwa dunia aman tanpa harus banyak ribut
Setelah sayapku kuat
Aku terbang bebas
Melihat semuanya
Dunia sedang krisis
Ada monster yang senantiasa mengintai
Meminta tumbal tanpa belas kasih
Dan aku mulai khawatir
Jika itu adalah kita menjadi
Bagian dari monster itu
Nyatanya dunia sedang krisis dan selalu krisis
meminta ampun
Meminta dari setiap insan untuk sadar bahwa
jiwa-jiwanya
Adalah nyawa yang harus dia korbankan untuk
menangkis
Kerusuhan yang datang darinya
.
Belum cukup. Jika kuota tidak dapat terpenuhi oleh
orang-orang baik. Haruskah kita mengimport orang jahat untuk masuk kedalam
dunia kita. Saat orang-orang baik sangat sedikit untuk berkontribusi untuk
membangun, haruskah kita meminta kontribusi dari orang jahat?
Kira-kira apa yang akan dilakukan oleh orang jahat?
Apa yang akan ditulis oleh mereka tentang kita?
Bagaimana kita menjamin dia orang jahat ataupun
baik?
Jangan-jangan dia orang jahat yang berpura-pura
menjadi baik
Mengerikan dan semakin mengerikan saat berpikir
tentang semua ini
Akan semakin banyak orang yang akan dicelakai.
Seperti sejarah-sejarah dahulu
Jadi, kemana kita harus membuang orang jahat?
Bagaimana cara merubah mereka yang sedang mengintai
nyawa kita?
Wah, aku mulai berpikir tentang diriku yang menjadi
jahat
Comments
Post a Comment