Skip to main content

Mimpi Anak muda

Anak muda yang penuh ambisi, begitulah diriku ini. Ambisi menembus cakrawala tanpa ujung dengan tidak terlihat. Setiap bangun pagi, itulah lahir sebuah awal dari mimpi. Entah karena imajinasi yang terlalu keras ataupun hanya sebuah fantasi yang mengawang. Semua menjadi ambilsi yang melindis diri ringkih ini.

Bolehkah aku berambisi? Tentu saja selama itu masih dalam batas dalam lingkup kebaikan. Kebaikan yang memeberikan keberkahan kepada sesama maupun kepada makhluk lainnya. Keberkahan yang diridhai Allah. Bukan semata ambisi untuk diri sendiri dengan merugikan orang lain apalagi lingkungan sekitar.

Ambisi yang tiada batas. 
Ambisi yang membawaku pada fantasi
menembus dunia imajiner
dan melelahkan saat dituangkan pada segelas kopi

dan aku menyukainya
sambil menengadah mengharapkan
kelak itulah menjadi catatan panjang dari sebuah kebaikan

Bagaimana dengan anda?
Apakah ambisi anda melelahkan dirimu.
Marilah melangkah untuk kedepan dari sebuah dunia yang semu
Pastikan dirimu ada disana

Wahai pemuda yang sedang menikmati hidup
Adakah sedikit waktu untuk memikirkan masa depanmu yang akan krisis? Dimana dirimu menjadi seorang yang mengambil keputusan besar bagi orang lain. Engkau yang akan memutuskan sebuah keberlanjutan kehidupan. Jika engkau salah mengetuk maka akan ada kesalahan besar yang akan terjadi. Engkau akan diungkit atas sebuah keputusan. Berbuatlah dari sekarang arti sebuah kebaikan yang memberikan manfaat yang baik kepada orang lain.

Disaat lelahnya dirimu, jangan lekas tidur. Sadarkan dirimu bahwa kelelahan hari ini memberikan manfaat kepada orang lain. Bukan hanya dirimu yang mendapatkan kepuasan dengan beberapa lembar kertas warna merah ditangan.
Kemarin aku pergi melihat rusa. Rusa yang indah dalam sangkar. Aman dan terperangkap. Terbatasi. Tidak dapat menggapai kebebasan dengan melihat alam yang lebih luas. Dipaksa puas dan bahagia dengan ukuran 10 hektare. Menakutkan bukan?

Bila saja kemampuan hanya demikian tentu itu lebih dari cukup. Namun pemuda ini mampu menembus cakrawala yang luas.

Aku bermimpi kelak saya mampu memberikan pendidikan yang terakar menjulang. Memberikan kebaikan melalui vitamin kecerdasan melalui perpustakaan keliling yang menyebar hingga pelosok-pelosok daerah. 

Saat hasrat membaca memuncak dan tidak ada saluran untuk membaca kira-kira apa yang kalian? Sangat sulit semua buku tanpa terketahui jenisnya terlahap, menyedihkan. Seharusnya makanan bergizi yang bagus untuk bertumbuhan otak hanya ada sampah yang memenuhi dan menganggu perjalanan logika yang belum saatnya.

Bagaimana sebuah makanan akan terserap sarinya dan didistrbusikan keseluruh anggota tubuh. Begitu pula dengan apa yang diserap dalam otak akan terrealisasikan dalam gerakan-gerakan yang tidak sengaja memberikan contoh kepada orang lain dalam hal ini hal yang buruk. 
Apakah saya harus mengucapkan selamat kepada orang yang telah berprestasi telah merusak orang lain? Oh bukan kepada orang lain, diri ini. Apa saya cukup membanggakan? 

Berhentilah berpura-pura bahwa anda masih kecil. Anak kecil saja kadang sadar, bahwa apa yang dilakukan buruk dan anda menolak untuk menydari. Sungguh memalukan untuk dilihat.

Berambisi menyukseskan diri untuk orang lain. Berusaha untuk membantu orang lain sukses. Berusaha untuk sukses dunia akhirat. Sebuah mimpi manis yang harus dilalui dengan kepahitan. Sebuah mimpi manis yang berakhir dengan kelelahan berkepanjangan. Sebuah mimpi yang tidak ada kata istirahat untuk terus berusaha menjadi sukses.

Apa mimpimu anak muda?

Itu benar, kamu sedang bermimpi membangun diri. Menjadi lebih baik dengan berbagai perubahan yang menjanjikan

Kemarin aku bermimpi. Bekerja pada sebuah perusahaan multi nasional dan internasional untuk mencuri ilmu guna mengembangkan berbagai sektor ekonomi rakyat yang bisa menjadi tonggak sebuah kemandirian bangsa. Saya tidak tahu apakah mimpiku akan menjadi realitas, maka aku hanya bisa mengantungkan mimpi itu kepada sang Khalik. Jika itu jalanku, maka permudahlah langkah, perkuatlah kemampuanku dan gabungkanlah saya bersama orang-orang dalam satu misi.
Itu seakan sulit, aku bisa merasakan dari sekarang dengan kemampuanku. Allah akbar, Allah maha besar. Disinilah aku yakin, bahwa saya bisa melakukan apapun.

Ketika itu saya khawatir dengan kondisi wanita, para sahabat, para ibu, para penyokong bangsa. Aku khawatir saat hak-hak dan kemulian mereka mulai digeser, dinilai menjadi batu loncatan padahal, tidak demikian. Seorang wanita adalah manusia. Sama halnya laki-laki yang diberikan beragam kemampuan luar biasa yang bisa membalikan gunung. Apa yang saya khawatirkan, sedikit orang yang menyadari.

Jadi sebuah ambisi yang berawal dari membuat wanita paham bahwa dirinya Perempuan dengan berbagai kemulian. Mampu menjaga kemulian itu dan tahu bagaimana cara meletakkan kemulian tersebut.

Wahai para wanita, ketahuilah bahwa aku wanita. Aku ingin tahu bagaimana menjaga sebuah dari kehormatan dari wanita?

Aku rasa perlu sebuah studi intensif mendalam dengan melihat berbagai bentuk dari kehidupan dari masyarakat. Melihat bagaimana seorang wanita dapat dihargai dan diletakkan diatas singgsana.
Tidak mesti berkutat dengan rumah tangga yang bisa membuat depresi, namun juga bagaimana seorang perempuan bisa eksis di dunia masyarakat industri tanpa ada beban psikologi.
Seorang ibu mampu berkarier dan karier jenis apa yang cocok untuk mereka?
Seorang bisa menjadi ibu untuk anaknya dan berguna bagi masyarakat. Seorang ibu yang tidak berkata lelah kerena kegiatannya. Seorang ibu yang ikhlas untuk mendedikasikan hidupnya untuk sebuah kebaikan bersama. Seorang ibu yang paham arti kesehatan, pendidikan, ekonomi dan semuah hal yang berbagai tuntutan hidup masyarakat kekinian. Aku belum paham dengan semua ini yang menganggu hari-hariku?
Kemana aku melangkah saat ini, setelah ini? Bergerak maju.
Kemarin aku datang
Dalam naungan sangkar yang membuatku
Mengumam sepanjang hari
Bahwa dunia aman tanpa harus banyak ribut
Setelah sayapku kuat
Aku terbang bebas
Melihat semuanya
Dunia sedang krisis
Ada monster yang senantiasa mengintai
Meminta tumbal tanpa belas kasih
Dan aku mulai khawatir
Jika itu adalah kita menjadi
Bagian dari monster itu

Nyatanya dunia sedang krisis dan selalu krisis meminta ampun
Meminta dari setiap insan untuk sadar bahwa jiwa-jiwanya
Adalah nyawa yang harus dia korbankan untuk menangkis
Kerusuhan yang datang darinya

.

Belum cukup. Jika kuota tidak dapat terpenuhi oleh orang-orang baik. Haruskah kita mengimport orang jahat untuk masuk kedalam dunia kita. Saat orang-orang baik sangat sedikit untuk berkontribusi untuk membangun, haruskah kita meminta kontribusi dari orang jahat?

Kira-kira apa yang akan dilakukan oleh orang jahat?
Apa yang akan ditulis oleh mereka tentang kita?
Bagaimana kita menjamin dia orang jahat ataupun baik?
Jangan-jangan dia orang jahat yang berpura-pura menjadi baik
Mengerikan dan semakin mengerikan saat berpikir tentang semua ini
Akan semakin banyak orang yang akan dicelakai. Seperti sejarah-sejarah dahulu
Jadi, kemana kita harus membuang orang jahat?
Bagaimana cara merubah mereka yang sedang mengintai nyawa kita?


Wah, aku mulai berpikir tentang diriku yang menjadi jahat


Comments

Popular posts from this blog

Di Luncurkan

 Sejak bulan Mei akun adsense saya di luncurkan. Bahagia sekali rasanya. Padahal belum tau bagaimana cara kelola uangnya. Setidaknya saya di bukakan pintu untuk cari duit di dunia digital.  Sekarang lagi mikir gimana caranya dapat duitnya, kasian kalau nganggur.  Apalagi sekarang udah bisa diakses semua informasi Terimakasih semuanya Dari hasil revisi tim google, saya perlu memperbaiki artikel saya (konten)  Saya belum ada ide.  Saya belum siap untuk itu, gini amat saya ya? 

Edisi Ramadan

  10 Malam Ramadan Terakhir ibu Desi Rumah ibu Desi sangat dekat dengan masjid, hanya berjarak 500 meter. Tidak perlu banyak tenaga untuk sampai di masjid. Sehingga ibu Desi selalu melibat diri pada semua aktivitas masjid. Bgi Ibu desi Masjid adalah rumah kedua yang harus dijaga setelah rumahnya sendiri. Masjid bersama dengan semua yang ada disana termasuk para pengunjungnya. Oleh karenanya, Ibu Desi sangat diperlukan untuk menyemarakan bulan puasa, khususnya di masa pandemic ini. Puasa di tahun ini tentu saja agakberbeda dengan tahun sebeumnya, termasuk penggunaan masker, mencuci tangan sebelum masuk masjid dan menjaga jarak. Meskipun kadang beberapa orang masih bebal, termasuk ibu Desi juga. Lupa, ituah alasan paling spetakuler. Yang lainnya, kebiasaanya dekat-dekat biar tambah rapat, eh ini disuruh berjauahan kayak lagi marahan, kan tidak enak dihati. Disaat seperti itu, dia hanya bisa mohon maaf atas khilaf. Semoga virus korona berakhir. Ibu Desi diberikan banyak perint...

Budaya Kredit

  https://press.uchicago.edu/ucp/books/book/chicago/D/bo3646327.html Firth R, Yamey BS, eds. 1964. Capital, Saving and Credit in Peasant Societies: Studies from Asia, Oceania, the Caribbean and Middle America. Chicago: Aldine GregoryCA.1997.Savage Money: The Anthropology and Politics of Commodity Exchange.Amsterdam:Harwood Acad. Publ. Gudeman SF. 2001. The Anthropology of Economy: Community, Market, and Culture. Malden, MA: Blackwell Gudeman SF, Rivera A. 1990. Conversations in Colombia: The Domestic Economy in Life and Text. Cambridge, UK: Cambridge Univ. Pres Keane W. 1997. Signs of Recognition: Powers and Hazards of Representation in an Indonesian Society. Berkeley: Univ. Calif. Press Locke CG, Ahmadi-Esfahani FZ. 1998. The origins of the international debt crisis. Comp. Stud. Soc. Hist. 40(2):223–46 LontH,HospesO,eds.2004.LivelihoodandMicrofinance:AnthropologicalandSociologicalPerspectivesonSavings and Debt. Delft, NL: Eburon Acad. Press Lowrey K. 2006. Salamanca and the...