Skip to main content

Puisi Makanan

Disela-sela mengerjakan skripsi yang menyita banyak perhatian dan emosi isi kepala. Aku sedikit meluangkan waktu untuk membuat hal-hal baru agar terlihat fresh dipikiran. Salah satunya berpuisi. Bagiku berpuisi adalah keindahan perkataan, pemaknaan pada ucapan serta penyampaian nasihat dengan lembut. 
Puisi ini terkhusus untuk anak anak untuk lebih memahami arti makanan. Check it Out!

Indomi, sedap, sarimi adalah ketiga merk produk makanan instan yang menjadi bagian dari konsumsi keluarga indonesia. Beraneka varian rasa siap memnjakan lidah kita. Menyenangkan, saat mama tidak bisa masak, indomi menjadi alternatif lain yang lebih memudahkan kita. Saat santai dan ingin mengemil berat, mie instan dengan aneka toping siap menemani. Saat buru-buru dan kelaparan tidak dapat ditunda mie sedap sangat berbaik hati.


Mie

Meliuk
Minta dijilat
Minta disesap
Aneka rasa menghimpit lidah
Menahan liur
Lezat. Mantap. Enak.
Gurihnya ayam
Pedis manisnya kuah
Mie meliuk indah
Satu mangkok mie, tanpa sisa
Aku senang
Aku kenyang



Siapa yang tidak kenal dengan sup? Makanan yang hanya lezat dimakan saat masih mengepul, menambah kehangatan dipagi hari maupun di musim hujan. Kalau sudah ada sup disaat musim hujan, hujanpun menjadi berwarna dengancanda yang tidak habisnya meskipun hujan telah reda. berakhir dengan acara tidur bareng diruang keluarga. Hangatnya sup terbawa sampai eok hari.


Sup

Paling enak makan sup ketika hujan turun
Angin hujan yang membuatku mengigil dapat ditawar dengan hangatnya sup

Sup disaat hujan
Bisa membuatku menjadi lebih semangat
Dan beraktivitas
Serta bercengkrama riang dengan mama. Papa. Kakak. Dan adik

Kalo tidak ada sup. Aku pasti berada dibalik selimut tebal


Tidak ada yang tidak kenal dengan dua minimun legendaris ini. Teh ataupun kopi sudah menemani keluarga dari generasi ke genarasi, tidak pernah usang. kehidupan yang terus berubah, kehangat kopi dan teh masih terus sama.

Teh atau kopi

Teh atau kopi
Aku suka keduanya
Ayahku minum kopi
Ibuku minum kopi
Kakakku minum the
Aku minum keduanya

Kalau lagi bersama ayah. Aku minum kopi
Kalau sedang bersama ibu. Aku minum kopi
Kalau sedang bersama kakak. Aku minum teh
Semuanya menghangatkan


Tiga saja dulu, puisi edisi kekanak-kanakan saya. Kali aja ada teman-teman yang memberikan saya inspirasi berkaitan dengan makanan yang disuguhkan dalam bentuk puisi

Comments

Popular posts from this blog

Di Luncurkan

 Sejak bulan Mei akun adsense saya di luncurkan. Bahagia sekali rasanya. Padahal belum tau bagaimana cara kelola uangnya. Setidaknya saya di bukakan pintu untuk cari duit di dunia digital.  Sekarang lagi mikir gimana caranya dapat duitnya, kasian kalau nganggur.  Apalagi sekarang udah bisa diakses semua informasi Terimakasih semuanya Dari hasil revisi tim google, saya perlu memperbaiki artikel saya (konten)  Saya belum ada ide.  Saya belum siap untuk itu, gini amat saya ya? 

Edisi Ramadan

  10 Malam Ramadan Terakhir ibu Desi Rumah ibu Desi sangat dekat dengan masjid, hanya berjarak 500 meter. Tidak perlu banyak tenaga untuk sampai di masjid. Sehingga ibu Desi selalu melibat diri pada semua aktivitas masjid. Bgi Ibu desi Masjid adalah rumah kedua yang harus dijaga setelah rumahnya sendiri. Masjid bersama dengan semua yang ada disana termasuk para pengunjungnya. Oleh karenanya, Ibu Desi sangat diperlukan untuk menyemarakan bulan puasa, khususnya di masa pandemic ini. Puasa di tahun ini tentu saja agakberbeda dengan tahun sebeumnya, termasuk penggunaan masker, mencuci tangan sebelum masuk masjid dan menjaga jarak. Meskipun kadang beberapa orang masih bebal, termasuk ibu Desi juga. Lupa, ituah alasan paling spetakuler. Yang lainnya, kebiasaanya dekat-dekat biar tambah rapat, eh ini disuruh berjauahan kayak lagi marahan, kan tidak enak dihati. Disaat seperti itu, dia hanya bisa mohon maaf atas khilaf. Semoga virus korona berakhir. Ibu Desi diberikan banyak perint...

Budaya Kredit

  https://press.uchicago.edu/ucp/books/book/chicago/D/bo3646327.html Firth R, Yamey BS, eds. 1964. Capital, Saving and Credit in Peasant Societies: Studies from Asia, Oceania, the Caribbean and Middle America. Chicago: Aldine GregoryCA.1997.Savage Money: The Anthropology and Politics of Commodity Exchange.Amsterdam:Harwood Acad. Publ. Gudeman SF. 2001. The Anthropology of Economy: Community, Market, and Culture. Malden, MA: Blackwell Gudeman SF, Rivera A. 1990. Conversations in Colombia: The Domestic Economy in Life and Text. Cambridge, UK: Cambridge Univ. Pres Keane W. 1997. Signs of Recognition: Powers and Hazards of Representation in an Indonesian Society. Berkeley: Univ. Calif. Press Locke CG, Ahmadi-Esfahani FZ. 1998. The origins of the international debt crisis. Comp. Stud. Soc. Hist. 40(2):223–46 LontH,HospesO,eds.2004.LivelihoodandMicrofinance:AnthropologicalandSociologicalPerspectivesonSavings and Debt. Delft, NL: Eburon Acad. Press Lowrey K. 2006. Salamanca and the...