Skip to main content

Puisi makanan

Bagus atau ngak ini, puisi saya?

Tomat

Tomat yang merah
Rasa manis asam mengelitik syaraf lidah dan gusi
 “jangan dimuntahkan! Itu bagus gizinya”
Sebagai daya tahan tubuh kita

Akupun memaksa untuk terus mengunyah dan menelan
Glekk. Telanan terakhir.  Yummi.
2 tomat habis
Pekan depan lagi
Makan tomat cerry




Mie

Meliuk
Minta dijilat
Minta disesap
Aneka rasa menghimpit lidah
Menahan liur
Lezat. Mantap. Enak.
Gurihnya ayam
Pedis manisnya kuah
Mie meliuk indah
Satu mangkok mie, tanpa sisa
Aku senang
Aku kenyang





Nasi

Apakah kalian makan nasi?
Tetanggaku tidak mau makan nasi
Dia takut gemuk
Benarkah, nasi membuat gemuk?
Aku rasa tidak
Sejak aku umur dua tahun
Ibuku menyuapiku nasi
Agar aku tumbuh besar dan sehat
Tidak mudah terkena penyakit

Aku makan nasi bersama ikan.
Kadang-kadang telur
Kadang-kadang dengan kecap
Kalau sayur, sudah menjadi teman setianya nasi



Sup

Paling enak makan sup ketika hujan turun
Angin hujan yang membuatku mengigil dapat ditawar dengan hangatnya sup

Sup disaat hujan
Bisa membuatku menjadi lebih semangat
Dan beraktivitas
Serta bercengkrama riang dengan mama. Papa. Kakak. Dan adik

Kalo tidak ada sup. Aku pasti berada dibalik selimut tebal



Teh atau kopi

Teh atau kopi
Aku suka keduanya
Ayahku minum kopi
Ibuku minum kopi
Kakakku minum the
Aku minum keduanya

Kalau lagi bersama ayah. Aku minum kopi
Kalau sedang bersama ibu. Aku minum kopi
Kalau sedang bersama kakak. Aku minum teh
Semuanya menghangatkan




Nasi Goreng Kakak

Tidurku diganggu dengan aroma masakan
Menyeruak kedalam hidung
Dan membangkitkan alam sadarku
Sepertinya ada orang sedang membuat nasi goreng

Itu membuatku dengan senang hati turun dari ranjang
Mengendap-endap menuju dapur

Taraaa
Kakakku sedang masak nasi goreng
Ini pertama kalinya kakak memasak didapur
Aku mengamatinya. Ternyata dia lumayan lihai dalam memasak
Pasti enak. Aku bisa merasakan dari penciummanku




Telur

Super lembut
Kombinasi warnanya sangat bagus. Orens dan putih
Dimasak apapun pasti enak

Direbus, lezat
Digoreng, gurih
Disup, yummi
Diasinkan, asin

Aku suka makan telur tapi tidak boleh tiap hari
Satu pekan boleh sampai 3 kali
Tapi kadang bisa lebih. Dasar anak nakal



Kari

Kari apa yang kamu suka?
Aku suka semua. Asalkan ibuku yang masak

Ibuku sangat pandai masak kari
Karinya tidak terlalu kental
Dan tidak terlalu cair. Pas

Kombinasi bumbunya juga pas
Garam. Santan. Gula. Daun salam. Ketumbar. Kunyit. Bawag merah. Bawang putih.
Semua pas. Aku suka



Alpukat

Lembut. Yummi. Enak.
Alpukat kesukaanku
Aku bisa merasakan kelebutan ibuku
Lewat jus buah alpukat dipagi hari




Ayam

Ayam goreng. Ayam kari. Ayam bakar.
Semuanya kesukaanku
Ayam yang gurih
Membuatku kenyang
Ayam yang pedis
Membantu nafsu makanku yang hilang
Ayam yang crispi mengakrabkanku dengan duniaku

Ayam goreng. Ayam kari. Ayam bakar
Kesukaanku semua.
Kalau besar saya kan membangun peternakan ayam organic



Bubur

Saat tengorakan sakit
Ibu membuatkanku bubur
Katanya “aku harus makan tanpa rasa sakit menelan”
Akupun memakannya dan tidak meraskan rasa sakit saat menelan

Buburnya lembut, selembut hati ibu
Hangat, sehangat cinta ibu
Mengenyangkan, seperti pelukan ibu



Warna makanan

Warna merah pada makanan.  Ada tomat. Strawberry. Lombok.
Warna putih. Ada nasi. Lobak. Sawi.
Warna hijau. Sayur bayam. Sayur sawi. Sayur muda.
Warna kuning. Jagung. Kunyit. Durian
Warna ungu. Terong. Anggur.
Warna warni. Kue lapis. Lapis legit.

Comments

Popular posts from this blog

Di Luncurkan

 Sejak bulan Mei akun adsense saya di luncurkan. Bahagia sekali rasanya. Padahal belum tau bagaimana cara kelola uangnya. Setidaknya saya di bukakan pintu untuk cari duit di dunia digital.  Sekarang lagi mikir gimana caranya dapat duitnya, kasian kalau nganggur.  Apalagi sekarang udah bisa diakses semua informasi Terimakasih semuanya Dari hasil revisi tim google, saya perlu memperbaiki artikel saya (konten)  Saya belum ada ide.  Saya belum siap untuk itu, gini amat saya ya? 

Edisi Ramadan

  10 Malam Ramadan Terakhir ibu Desi Rumah ibu Desi sangat dekat dengan masjid, hanya berjarak 500 meter. Tidak perlu banyak tenaga untuk sampai di masjid. Sehingga ibu Desi selalu melibat diri pada semua aktivitas masjid. Bgi Ibu desi Masjid adalah rumah kedua yang harus dijaga setelah rumahnya sendiri. Masjid bersama dengan semua yang ada disana termasuk para pengunjungnya. Oleh karenanya, Ibu Desi sangat diperlukan untuk menyemarakan bulan puasa, khususnya di masa pandemic ini. Puasa di tahun ini tentu saja agakberbeda dengan tahun sebeumnya, termasuk penggunaan masker, mencuci tangan sebelum masuk masjid dan menjaga jarak. Meskipun kadang beberapa orang masih bebal, termasuk ibu Desi juga. Lupa, ituah alasan paling spetakuler. Yang lainnya, kebiasaanya dekat-dekat biar tambah rapat, eh ini disuruh berjauahan kayak lagi marahan, kan tidak enak dihati. Disaat seperti itu, dia hanya bisa mohon maaf atas khilaf. Semoga virus korona berakhir. Ibu Desi diberikan banyak perint...

Budaya Kredit

  https://press.uchicago.edu/ucp/books/book/chicago/D/bo3646327.html Firth R, Yamey BS, eds. 1964. Capital, Saving and Credit in Peasant Societies: Studies from Asia, Oceania, the Caribbean and Middle America. Chicago: Aldine GregoryCA.1997.Savage Money: The Anthropology and Politics of Commodity Exchange.Amsterdam:Harwood Acad. Publ. Gudeman SF. 2001. The Anthropology of Economy: Community, Market, and Culture. Malden, MA: Blackwell Gudeman SF, Rivera A. 1990. Conversations in Colombia: The Domestic Economy in Life and Text. Cambridge, UK: Cambridge Univ. Pres Keane W. 1997. Signs of Recognition: Powers and Hazards of Representation in an Indonesian Society. Berkeley: Univ. Calif. Press Locke CG, Ahmadi-Esfahani FZ. 1998. The origins of the international debt crisis. Comp. Stud. Soc. Hist. 40(2):223–46 LontH,HospesO,eds.2004.LivelihoodandMicrofinance:AnthropologicalandSociologicalPerspectivesonSavings and Debt. Delft, NL: Eburon Acad. Press Lowrey K. 2006. Salamanca and the...