Skip to main content

Sesi Curhat, saya mau jadi

Bertemu dengan keluarga bisa diartikan time to curhat, dan saya agak malas melakukannya pada sesi curhatnya. Karena tidak ada yang bisa dicurhatkan dan saya tidak tahu apakah saya sedang mengalami hal hal aneh akhir-akhir ini. Saya tidak tahu.
Hal aneh yang

ke-1
ada orang yang tiba-tiba komen di post blog ini, the first one coment. secara refleks saya membalas komennya juga. Namanya pinkpastel, siapa dia?
....
Dia adalah temen saya, anak antro juga dan kami banyak menghabiskan waktu bersama
....
Komennya itu membuat saya seneng, saya merasa diapresiasi dan merasa somehow. Thank you for pinkpastel.
....
ke-2
Akhir ini, saya melakukan banyak hal yang waste the time, tidak ada juntrunganya. Hanya sesuatu yang menghabiskan waktu padahal banyak hal yang bisa saya lakukan seperti, membaca bacaan, belajar bahasa inggris, mengasah kemampuan menulis dan lainnya.
.
Terjebak dalam zona nyaman.
.
Jika anda mengalami masa2 ini, pertama nikmati dan terus asah apa yang bisa kamu lakukan dan kamuaku menikmatinya seperti secangkir mocca. Ternyata pada posisi seperti ini, saya mulai memikirkan bagaimana membangun financial freedom. Saya belum jalan seperti apa2. Saya mulai memikirkan kesukaan saya diantaranya,
1. memasak
2. menulis
3. ngumpulin pola busana
4. melamun

Kalo memasak dengan peralatan seadanya mentok telur dadar.

menulis curhatan

saya pengen punya butik sendiri, yang bagus

saya pengen belajar di luar negeri, saya belum memutuskan dimana? intinya sayathat ingin menemukan skill terbaru saya dan saya bisa menyebut nama saya penuh kepercayaan diri. Erma Rosdiana are ....

ke-3
Will you marry me? Entahlah disaat krisi kepercayaan diri seperti ini. Hal seperti ini turut menganggu. Saya belum siap, atuh. I need more time for decide about wedding.

ke- 4
Wisuda. Insya Allah
saya hanya bisa minta maaf sama diri sendiri dan orang yang menyayangi saya. Semoga semua segera berlalu

ke-5
Dimana saya bisa menguji kreatifitas saya?
Apa yang bisa membuat saya lebih berguna?
Bagaimana caranya ini?

*krisis identitas
Masalah2 seperti ini seharusnya sudah terselesaikan sebelum saya pubertas. Semua aspirasi dan bakat tersalurkan dengan baik. Kalo udah tua begini, maunya yang praktis (jalan tikus)

ke-6 friends/friendship
Entahlah bagian ini sangat krusial dan saya bengong (bego). Saya bisa menjalin pertemanan dengan banyak orang, bagian menjaganya itu yang membuat saya kelimpungan. Butuh perbaikan yang lebih strategis. Siapa teman saya?
.
.
.
ke-7 habits
kebiasaan baik dijaga dan ditingkatkan. Kebiasaan buruk ditinggalkan.
1. shalat tepat waktu
2. makan yang halal dan thayyib
3. olahraga
4. me time untuk kreatifitas

ke-8
Tetiba pengen belajar di Tunis. Belajar Alquran, sambil belajar ilmu lainnya. Sepertinya seru dan bermanfaat.
.
.
Saya harus punya penghasilan sendiri secara mandiri agar tidak terbebani.
.
Apa yang harus saya lakukan? Saya belum produktif bagaimana ya? Bagaimana ya?
Tulisanku belum berkualitas
Bagaimana ini?
Saya harus push diri agar lebih maju dan produktif dalam menulis.
sehingga lebih layak untuk dibaca oleh orang lain.
1. saya bisa belajar lewat pinterest
2. saya bisa mengirimkan kepada media secara online
3. saya bisa membukakan dan dijual di amazon
4. saya harus mulai dari hal yang saya sukai
hal hal yang saya sukai
a. menulis puisi
b. membuat resep
c. menulis cerita
d. mengarang dongen anak anak,
e. flash fiction

ke-9
Migrasi
Anak muda jiwa muda. Ingin merantau di negara maju untuk belajar menyelesaikan masalah diri sendiri dan orang lain. Kembali ke negara tercinta dapat ide bagaimana menyediakan lingkungan yang baik untuk generasi selanjutnya

ke-10
Seafood
.
Jatuh cinta kepada seafood dan saya berusaha untuk mencari tahu apa yang sebaiknya saya lakukan terhadap seafood. Rasanya sayang banget dengan lautan yang sudah miripmenunggu surga masih ada orang yang tidak bisa menikmati hasil laut dengan baik, unlogic. What I should do?


Comments

Popular posts from this blog

Di Luncurkan

 Sejak bulan Mei akun adsense saya di luncurkan. Bahagia sekali rasanya. Padahal belum tau bagaimana cara kelola uangnya. Setidaknya saya di bukakan pintu untuk cari duit di dunia digital.  Sekarang lagi mikir gimana caranya dapat duitnya, kasian kalau nganggur.  Apalagi sekarang udah bisa diakses semua informasi Terimakasih semuanya Dari hasil revisi tim google, saya perlu memperbaiki artikel saya (konten)  Saya belum ada ide.  Saya belum siap untuk itu, gini amat saya ya? 

Edisi Ramadan

  10 Malam Ramadan Terakhir ibu Desi Rumah ibu Desi sangat dekat dengan masjid, hanya berjarak 500 meter. Tidak perlu banyak tenaga untuk sampai di masjid. Sehingga ibu Desi selalu melibat diri pada semua aktivitas masjid. Bgi Ibu desi Masjid adalah rumah kedua yang harus dijaga setelah rumahnya sendiri. Masjid bersama dengan semua yang ada disana termasuk para pengunjungnya. Oleh karenanya, Ibu Desi sangat diperlukan untuk menyemarakan bulan puasa, khususnya di masa pandemic ini. Puasa di tahun ini tentu saja agakberbeda dengan tahun sebeumnya, termasuk penggunaan masker, mencuci tangan sebelum masuk masjid dan menjaga jarak. Meskipun kadang beberapa orang masih bebal, termasuk ibu Desi juga. Lupa, ituah alasan paling spetakuler. Yang lainnya, kebiasaanya dekat-dekat biar tambah rapat, eh ini disuruh berjauahan kayak lagi marahan, kan tidak enak dihati. Disaat seperti itu, dia hanya bisa mohon maaf atas khilaf. Semoga virus korona berakhir. Ibu Desi diberikan banyak perint...

Budaya Kredit

  https://press.uchicago.edu/ucp/books/book/chicago/D/bo3646327.html Firth R, Yamey BS, eds. 1964. Capital, Saving and Credit in Peasant Societies: Studies from Asia, Oceania, the Caribbean and Middle America. Chicago: Aldine GregoryCA.1997.Savage Money: The Anthropology and Politics of Commodity Exchange.Amsterdam:Harwood Acad. Publ. Gudeman SF. 2001. The Anthropology of Economy: Community, Market, and Culture. Malden, MA: Blackwell Gudeman SF, Rivera A. 1990. Conversations in Colombia: The Domestic Economy in Life and Text. Cambridge, UK: Cambridge Univ. Pres Keane W. 1997. Signs of Recognition: Powers and Hazards of Representation in an Indonesian Society. Berkeley: Univ. Calif. Press Locke CG, Ahmadi-Esfahani FZ. 1998. The origins of the international debt crisis. Comp. Stud. Soc. Hist. 40(2):223–46 LontH,HospesO,eds.2004.LivelihoodandMicrofinance:AnthropologicalandSociologicalPerspectivesonSavings and Debt. Delft, NL: Eburon Acad. Press Lowrey K. 2006. Salamanca and the...