Kepada teman-teman yang melihat
mahasiswa tua dengan pandangan sinis.
Terimakasih, atas perhatian
kalian terhadap setatus saya yang terlihat tidak normal. Kalian membawa angin
baru untuk dihirup dan ditelan serta dikeluarkan secara hati-hati agar tidak
menimbulakan gangguan terhadap saya sendiri maupun orang lain yang kebetulan
mampir diberanda.
Terimakasih yang sudah membuat
saya kesulitan menjawab pertanyaan yang diajukan berkali-kali. Sebagai objek
pertanyaan, saya berusaha menjawab dengan cara baik yang kadang terjawab dengan
hasil yang sangat burut. Itulah kami yang sulit membedakan antara candaan dan
ujian.
Teman-teman sudah lulus, biarkan.
Mereka telah ditakdirkan untuk lulus duluan. Tidak mungkin bagi saya untuk
mencegah ketidak lulusannnya hanya untuk menemani saya disini sendiri. Perkara
lulus bukan tindak pidana. Tidak perlu dilaporkan kepada saya. Semua akan
berjalan sesuai standar yang berlaku dan saya hanya terlambat bukan berarti
saya tidak pergi dari sini.
Mereka bekerja dan menghasilkan
berjuta-juta. Alhamdulillah, mereka mendapatkan rezeky yang baik. Insha Allah,
saya juga kelak akan seperti itu. Saya disini terlihat menganggur dengan
pikiran tanpa guna. Jika dilihat kedalam, aktivitas saya berusaha mendongkrak
kegiatan dan potensi saya agar lebih matang, lebih nyus untuk digunakan dan
lebih sip jika saya akan bekerja. Tidak dibodohi oleh hitungan uang yang
berjumlah beberapa digit nilai. Izinkan saya berkemas dengan membawa aneka
macam persiapan dan agar setidaknya saya bisa survive dengan keadaan.
Mereka telah beranak pinak dan
kamu sendiri bengong mendekati bodoh. Itu sebuah takdir mereka mengenapkan
kehidupan dan diakaui oleh manusia. Semua akan dilewati oleh semua insan dan
aku hanya disini tidak sedang membodohkan diri. Disini saya menata diri agar
siap menghadapi prahara kehidupan yang telah menyakiti telinga saya terlebih
dahulu. Setidaknya saya siap dengan berbagai amunisi untuk tetap kokoh berdiri
saat ada serangan dadakan dari berbagai pihak.
Kalau hanya menyelesaikan
skripsi, Insya Allah semua mahasiswa bisa melakukan dengan caranya sendiri. Sayapun
begitu, dengan cara saya sendiri yang agar berputar-putar dan terlihat
melambatkan diri. Apa dikata? Saya mau belajar agar bisa menyelesaikan maslah
dengan baik dan benar bukan dengan cara cepat. Jika ada cara cepat, baik dan
benar juga akan saya gunakan. Apalagi saranya dewa yang telah keliling langit
hingga tujuh kali, sayapun demikian.
Apa yang menarik dari perjalanan
yang lambat dan tidak semestinya, kita lebih banyak belajar, menghargai
pendapat orang lain dan terus belajar menjadi lebih independent. Membuat
kotak-kotak kehidupan sendiri dengan terus mewarnai agar terlihat lebih sehat
meskipun, terkadang kami pura-pura sakit yang tidak berkesudahan.
Baiklah, terimakasih sudah
membaca surat yang tidak lengkap menegenai sebuah pengajaran in-toleransi
terhadap mahasiswa tua yang tidak beruban. Kami-kami mohon doanya agar selamat
dari ujian hidup untuk kedua dan seterus kalinya.
Comments
Post a Comment